Alo dr. Naomi,

Berbeda dengan depresi peripartum, baby blues ini sebenarnya dapat hilang dengan dukungan keluarga khususnya suami dan konseling biasa, misalnya menanyakan bantuan apa yang ia perlukan, memberikan penghiburan, memberikan dukungan dan pengertian bahwa memang kondisi saat tersebut berbeda dari biasanya atau memberikan waktu "me time". Baby blues sendiri sebenarnya terjadi umumnya pada ibu yang baru pertama kali melahirkan, dan didorong oleh rasa merasa tidak pantas menjadi ibu yang baik ataupun kelelahan karena perubahan situasi yang dialaminya.

Dokter umumnya perlu memperhatikan apakah ini sudah mengarah ke depresi peripartum yang tentu saja akan membutuhkan penanganan yang lebih intens. Untuk ini saya lampirkan link alomedika yang sebelumnya pernah membahas hal ini:

https://www.alodokter.com/memahami-perbedaan-baby-blues-syndrome-dan-depresi-pasca-melahirkanhttps://www.alodokter.com/memahami-perbedaan-baby-blues-syndrome-dan-depresi-pasca-melahirkan

Selain kondisi ibu yang perlu mendapat perhatian, dokter juga perlu memperhatikan kondisi suami ataupun orang terdekat yang ikut membantu ibu tersebut. Tidak jarang kelelahan emosional juga dialami oleh pasangannya dan perlu mendapatkan dukungan emosional misalnya tidak menyalahkan pasangan yang memiliki istri dengan kondisi baby blues ini.

Semoga membantu.