Penatalaksanaan Oklusi Arteri Retina Sentral
Penatalaksanaan oklusi arteri retina sentral dibedakan berdasarkan perkiraan onset gejala atau stadium penyakit. Dalam fase akut, oklusi arteri retina sentral merupakan suatu kegawatdaruratan sehingga penanganan harus dilakukan dalam waktu singkat untuk menekan risiko berkembangnya kejadian oklusi oleh emboli menjadi stroke atau infark miokard akut.
Sampai saat ini, belum ada konsensus atau panduan yang disetujui secara luas dalam penatalaksanaan oklusi arteri stadium akut. Metode-metode yang dibahas di bawah ini merupakan penanganan yang pernah dipelajari dalam studi-studi sebelumnya.[13,18]
Stadium Akut
Penanganan pada fase akut harus dilakukan dalam waktu singkat untuk menekan risiko berkembangnya kejadian oklusi oleh emboli menjadi stroke atau infark miokard akut. Dalam kurun waktu 24 jam, setiap pasien dengan diagnosis oklusi arteri retina sentral wajib dirujuk ke unit stroke untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut. Bila tidak ada kontraindikasi, setiap pasien dengan oklusi arteri retina juga harus dilakukan pemeriksaan MRI otak meskipun defisit neurologis tidak tampak.[3,18]
Penatalaksanaan stadium akut bertujuan untuk mengembalikan perfusi okular. Hambatan utama dalam penanganan ini adalah seringnya pasien datang terlambat sehingga manajemen terapi yang dapat dilakukan juga terbatas dengan prognosis tidak terlalu baik.
Jendela terapi yang ideal saat ini masih diperdebatkan namun studi pada sampel primata menunjukkan bahwa hasil terbaik didapatkan bila terapi dilakukan dalam 3 jam pertama sejak terjadinya penurunan tajam penglihatan.[18]
Penatalaksanaan stadium akut terbagi menjadi 2, yaitu standar noninvasif dan standar invasif dengan menggunakan trombolitik intravena atau intraarteri.[9]
Terapi Standar Noninvasif
Pendekatan konservatif ini dapat dilakukan secara monoterapi atau multimodal (kombinasi). Efikasinya bervariasi dari 6-49% dengan rata-rata perbaikan fungsi visual sebesar 15-21%.
Terapi noninvasif yang dapat dilakukan meliputi:
Isosorbid dinitrat sublingual untuk mendilatasi arteri retina
- Hiperventilasi untuk meningkatkan kadar karbon dioksida pada darah sehingga akan memicu vasodilatasi
- Masase okular dalam upaya agar emboli dapat bergerak/berpindah
Acetazolamide intravena atau mannitol, atau parasentesis bilik mata depan untuk meningkatkan tekanan perfusi arteri di retina dengan menurunkan tekanan intraokular
Terapi Oksigen Hiperbarik
Inhalasi oksigen hiperbarik (OH) untuk meningkatkan kadar oksigen darah. Perawatan dini (<2 jam setelah onset gejala) dengan metode ini berkaitan dengan peningkatan pemulihan penurunan penglihatan. Terapi OH dapat dipertimbangkan apabila durasi penurunan tajam penglihatan pada OARS <12 jam.
Inhalasi 100% oksigen pada 2 atmosfer absolut akan menghasilkan pO2 arteri 1000-1200 mmHg, sehingga terjadi peningkatan difusi oksigen sebanyak 3 kali lipat melalui jaringan retina yang iskemik.[14]
Terapi Standar Invasif
Terapi invasif yang dimaksud adalah dengan trombolitik. Terapi ini bertujuan untuk menghancurkan oklusi fibrin platelet terutama pada kasus OARS nonarteritik. Agen trombolitik yang digunakan adalah urokinase, streptokinase, dan tissue plasminogen activator (tPA), yang merupakan agen terbaru saat ini.[18,19]
Panduan yang digunakan dalam administrasi agen trombolitik dalam kasus oklusi arteri retina sentral mengikuti panduan dalam protokol manajemen stroke. Trombolitik dapat diberikan secara intraarteri maupun intravena, namun efek samping pemberian intraarteri berupa perdarahan cenderung lebih besar.
Suatu penelitian mengenai intervensi waktu pemberian tPA terhadap perbaikan fungsi visual menunjukkan bahwa batas toleransi maksimal retina untuk mendapat hasil yang efektif adalah dalam kurun waktu 6 jam setelah onset.[9,18,19]
Stadium Subakut
Tujuan penatalaksanaan pada stadium subakut adalah untuk mencegah komplikasi neovaskular dan glaukoma. Angka prevalensi temuan neovaskularisasi yang dilaporkan sebesar 2,5%-31,6%.
Neovaskularisasi setelah oklusi arteri retina sentral dapat ditemukan dalam kurun waktu 2–16 minggu. Oleh karena itu, waktu follow up pasien pasca oklusi arteri retina sentral direkomendasikan pada minggu ke-2 dan selanjutnya 1 kali per bulan hingga 4 bulan.[9]
Manajemen Jangka Panjang
Tujuan penatalaksanaan pada tahap ini adalah untuk mengontrol faktor risiko sistemik yang berperan dalam proses aterosklerosis agar kejadian iskemia sekunder dapat dihindari.[9]
Sebanyak 64% pasien dengan oklusi arteri retina sentral ditemukan akan memiliki setidaknya 1 faktor risiko vaskuler baru atau tidak terdiagnosis sebelumnya, setelah kejadian oklusi. Faktor risiko yang paling sering ditemukan adalah dislipidemia. American Heart Association (AHA) merekomendasikan terapi dengan statin untuk menekan risiko stroke dan transient ischemic attack (TIA) yang disebabkan oleh aterosklerosis