Patofisiologi Oklusi Arteri Retina Sentral
Patofisiologi oklusi arteri retina sentral terjadi oleh karena adanya sumbatan pada pembuluh darah tersebut yang paling banyak berupa emboli maupun trombus. Sumbatan akan mengakibatkan oklusi pada arteri retina sentralis dan kemudian menyebabkan iskemia okular yang berujung pada penurunan tajam penglihatan.
Vaskularisasi Retina
Retina merupakan salah satu jaringan yang paling aktif secara metabolik di dalam tubuh manusia. Artinya, kebutuhan retina akan oksigen dan nutrisi sangatlah tinggi. Sistem vaskularisasi okuler menjamin ketersediaan oksigen di retina untuk menjaga fungsi pemrosesan impuls penglihatan tetap baik.[6]
Vaskularisasi retina terbagi menjadi 2 bagian besar:
- Arteri retina sentralis menyuplai retina bagian dalam (lapisan neurosensorik)
- Koriokapilaris dari lapisan koroid menyuplai retina bagian luar (epitel pigmen retina dan sel-sel fotoreseptor)[6,7]
Arteri retina sentralis merupakan cabang terminal dari arteri oftalmika, yang merupakan cabang dari arteri karotis interna. Arteri retina sentralis masuk bersama dengan nervus optikus di area papil nervus optikus atau diskus optik. Arteri retina sentralis memberi nutrisi untuk sel-sel horizontal, bipolar, dan ganglion pada retina.[2,7]
Patofisiologi Oklusi Arteri Retina Sentral
Oklusi pada arteri retina sentral (OARS) akan mengakibatkan iskemia okular yang berujung pada kehilangan fungsi penglihatan baik sementara atau menetap (nekrosis sel). Kehilangan penglihatan dapat terjadi jika dua per tiga bagian dalam retina kehilangan suplai darahnya.[2,8]
Dalam kondisi akut, oklusi arteri retina sentral mengakibatkan terjadinya mikro edema retina dan nukleus-nukleus sel neurosensorik akan mengalami kondensasi yang merupakan tahap awal kematian sel.
Bila keadaan iskemia berlanjut, retina akan tampak lebih opak dengan warna kekuningan cenderung putih, di mana normalnya retina pada funduskopi tampak berwarna merah kekuningan.
Pada suatu penelitian menggunakan model eksperimental, oklusi yang berlangsung selama lebih dari 90 menit sudah dapat mengakibatkan kerusakan retina secara permanen.
Pada kondisi oklusi atau blokade parsial, penglihatan dapat kembali dalam kurun waktu 8 hingga 24 jam. Selain itu, pada kurang lebih 15% populasi dunia, terdapat suatu variasi vaskularisasi retina di mana terdapat suplai darah kolateral untuk makula yang berasal dari arteri cilioretinal. Pada populasi ini, gejala oklusi arteri retina sentral cenderung tidak begitu berat memengaruhi penglihatan dan prognosis juga relatif lebih baik.[2,8]
Klasifikasi Oklusi Arteri Retina Sentral
Berdasarkan patofisiologi, oklusi arteri retina sentral terbagi menjadi 4 subkelas yaitu:
Oklusi Arteri Retina Sentral Nonarteritik Permanen
Varian ini merupakan varian dengan jumlah kasus terbanyak (2/3 dari seluruh kasus) disebabkan oleh emboli atau trombus yang menyumbat di titik tersempit arteri retina sentralis, yaitu saat masuk bersamaan dengan nervus optikus. Seringnya kerusakan yang ditimbulkan bersifat permanen atau ireversibel.
Oklusi Arteri Retina Sentral Nonarteritik Transien
Varian ini merupakan varian dengan prognosis penglihatan terbaik sebab kondisi iskemia yang terjadi hanya bersifat sementara atau transien. Gejala gangguan penglihatan yang ditimbulkan dikenal dengan istilah amaurosis fugax.
Oklusi Arteri Retina Sentral Nonarteritik Permanen dengan Cilioretinal Sparing
Varian ini merupakan varian di mana terdapat aliran kolateral untuk fovea dan makula melalui arteri cilioretinal (variasi vaskularisasi pada individu tertentu) sehingga saat terjadi oklusi arteri retina sentral, gejala yang ditimbulkan tidak terlalu berat.
Oklusi Arteri Retina Sentral Arteritik
Varian ini termasuk yang paling jarang ditemukan dan disebabkan oleh suatu keadaan inflamasi (vaskulitis). Penyebab terbanyak adalah giant cell arteritis (GCA) yang dominan menyerang populasi usia tua.[1,4,8,9]