Panduan E-Prescription Konjungtivitis
Panduan e-prescription untuk konjungtivitis akut ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Konjungtivitis merupakan inflamasi atau infeksi pada lapisan konjungtiva mata. Secara umum dapat disebabkan oleh paparan alergen, serta infeksi baik virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Berdasarkan durasi gejala, konjungtivitis dapat dibedakan menjadi konjungtivitis akut (3‒4 minggu) dan konjungtivitis kronis (>4 minggu).[1,2]
Tanda dan Gejala
Pada anamnesis, pasien konjungtivitis biasanya mengeluhkan beberapa gejala:
- Mata merah, gatal, panas seperti terbakar, atau mengganjal
- Mata silau (fotofobia)
- Penurunan tajam penglihatan
- Sekret mata
- Riwayat paparan/alergi[1,2]
Terkadang bisa disertai gejala seperti flu, yaitu demam, malaise, batuk, pilek, dan meriang.[1,2]
Peringatan
Sebagian besar penyakit konjungtivitis tidak berbahaya dan bersifat self-limiting disease. Namun, gejala mata merah harus dibedakan dengan kegawatdaruratan pada mata, seperti glaukoma sudut tertutup, iritis, keratitis, ulkus kornea, abrasi kornea, benda asing, dan skleritis, yang perlu dirujuk segera ke dokter spesialis mata karena berpotensi memicu kebutaan permanen.[1-3]
Komplikasi konjungtivitis sangat jarang, tetapi pasien yang tidak menunjukkan perbaikan gejala dalam 3‒5 hari atau mengalami perburukan gejala sebaiknya segera dirujuk ke dokter spesialis mata.[1-3]
Medikamentosa
Penatalaksanaan konjungtivitis umumnya bersifat suportif karena self-limiting disease dan lebih sering dipicu oleh paparan alergi. Pemberian antibiotik atau antivirus dapat diberikan pada kasus-kasus konjungtivitis tertentu.[1,3]
Tata Laksana Suportif
Perawatan suportif untuk konjungtivitis antara lain pemberian artificial tears dan agen simtomatik.[3,4]
Air Mata Buatan:
Diberikan 1‒2 tetes, 4 kali/hari. Beberapa contoh air mata buatan adalah:
- Dekstran 70
- Hipromelose
- Karbomer dan hipromelose
- Natrium klorida
- Polietilenglikol dan propilenglikol
- Vitamin A palmitat
- Zinc sulfat[4]
Agen Simtomatik:
Antihistamin dan vasokonstriktor topikal dapat diberikan untuk mengurangi rasa gatal yang hebat, dan digunakan hingga keluhan hilang. Beberapa contoh sediaan adalah:
- Antazoline 0,5% dan xylometazoline HCl 0,05%, diberikan 1‒2 tetes, 2‒3 kali sehari di mata yang sakit
- Antazoline 0,5% dan naphazoline HCl 0,05%, diberikan 1‒2 tetes, 2‒3 kali sehari di mata yang sakit[5]
Obat tetes mata steroid hanya direkomendasikan dalam kasus tertentu dan digunakan dengan hati-hati. Steroid topikal berisiko menyebabkan infeksi tidak terkontrol, glaukoma yang diinduksi steroid, katarak yang diinduksi steroid, atrofi kornea dan infeksi virus herpes simpleks yang tidak terdiagnosis.
Terapi Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi dapat diterapi menggunakan antihistamin topikal, mast cell stabilizer, vasokonstriktor, kortikosteroid, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).[1,2]
Antihistamin:
Antihistamin topikal dapat diberikan selama ada keluhan, di antaranya:
- Epinastine 0,05%, sebanyak 1 tetes, 2 kali sehari, di mata yang sakit. Obat ini tidak diberikan untuk anak <2 tahun karena keamanannya belum diketahui
- Azelastine ophthalmic 0,05%, sebanyak 1 tetes, 2 kali sehari, di mata yang sakit. Obat ini tidak diberikan untuk anak <3 tahun karena keamanannya belum diketahui[7,8]
Antihistamin oral dapat diberikan untuk mengurangi keluhan gatal, misalnya:
Cetirizine 5‒10 mg/hari, selama ada keluhan
Loratadine 10 mg/hari atau 5 mg/12 jam, selama ada keluhan, dosis maksimal 10 mg/hari[9]
Dosis di atas untuk pasien dewasa, sedangkan dosis untuk pasien anak dapat dilihat pada masing-masing artikel obat.
Vasokonstriktor:
Vasokonstriktor topikal dapat digunakan untuk mengurangi injeksi konjungtiva, tetapi kurang efektif untuk konjungtivitis alergi berat. Vasokonstriktor tersedia dalam bentuk tunggal, antara lain:
Oxymetazoline, diberikan 1 tetes, sekali sehari, pada mata yang sakit, selama ada keluhan, dan hanya untuk pasien dewasa dan anak >13 tahun
- Naphazoline atau gabungan dengan antihistamin, diberikan 1‒2 tetes, 2‒3 kali sehari, di mata yang sakit, selama ada keluhan[10,11]
Terapi Konjungtivitis Viral
Pada konjungtivitis akibat virus herpes simpleks dapat diberikan:
- Gel ganciclovir 0,15% sebanyak 1 tetes 5 kali sehari (kira-kira tiap 3 jam sekali di luar waktu tidur), selama 7 hari
- Tetes mata idoxuridine 0,1% sebanyak 1 tetes 4 kali sehari atau tetes mata idoxuridine 0,5% sebanyak 1 tetes 4 jam sekali (di luar waktu tidur) dan sekali sebelum tidur. Terapi dapat dilanjutkan hingga 7 hari
- Salep mata vidarabine, digunakan secukupnya (± 1,25 cm), 5 kali sehari. Jika mengalami perbaikan, dosis dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari selama 7 hari
- Tetes mata trifluridine 1% sebanyak 1 tetes setiap 2 jam sekali (maksimal 9 tetes per hari), dosis dapat dikurangi menjadi 1 tetes setiap 4 jam sekali selama 7 hari. Sebaiknya tidak digunakan lebih dari 21 hari[1,2]
Pada konjungtivitis akibat virus varicella zoster, dapat dipilih salah satu antivirus oral berikut:
Acyclovir oral, dosis 600‒800 mg, 5 kali/hari, selama 7‒10 hari
Valacyclovir oral, dosis 1000 mg, 3 kali/hari, selama 7-14 hari
- Famciclovir oral, dosis 500 mg, 3 kali/hari, selama 7‒10 hari
Dosis di atas untuk pasien dewasa, sedangkan dosis untuk pasien anak dapat dilihat pada masing-masing artikel obat. Selain terapi oral, dapat diberikan acyclovir topikal 3% sebanyak 5 kali/hari selama 10 hari. Sedangkan antibiotik topikal dapat diberikan bila ada risiko superinfeksi oleh bakteri.[1,2]
Terapi Konjungtivitis Bakterial
Terapi medikamentosa konjungtivitis bakterial dapat berupa pemberian antibiotik topikal. Pada kasus dengan gejala berat, pemberian antibiotik topikal dapat lebih sering untuk mempercepat penyembuhan, serta mencegah reinfeksi dan penularan.[12]
Antibiotik topikal dalam bentuk salep atau gel dapat mencapai konsentrasi yang lebih tinggi daripada tetes mata, karena kontak yang lebih lama. Namun, tidak dapat digunakan pada siang hari karena menyebabkan penglihatan kabur.[1,2]
Antibiotik topikal biasanya diberikan 1‒2 tetes, 3‒4 kali/hari, selama 7 hariz. Pilihannya antara lain:
- Chloramphenicol
- Aminoglikosida: gentamisin, neomisin, tobramisin
- Kuinolon: ofloxacin, levofloxacin
- Makrolid: azitromisin, eritromisin
- Polimiksin B
- Bacitracin
Pada konjungtivitis gonore, terutama pada neonatus, diberikan chloramphenicol tetes mata dan injeksi sebagai berikut:
- Chloramphenicol tetes mata 0,5‒1%, diberikan 1 tetes setiap jam
- Chloramphenicol injeksi 50.000 U/kgBB intramuskular, setiap hari
- Pemberian hingga tidak ditemukan bakteri Neisseria gonorrhoeae pada sediaan apus air mata selama 3 hari berturut-turut, umumnya selama 7‒14 hari[12,13]
Pilihan Terapi pada Ibu Hamil dan Menyusui
Ibu hamil dan menyusui yang mengalami konjungtivitis dapat diberikan:
- Terapi suportif: air mata buatan
- Vasokonstriktor topikal: oxymetazoline 0,05%, 1 tetes per hari
- Antihistamin oral: loratadine 10 mg/hari atau 5 mg/12 jam, dosis maksimal 10 mg/hari
- Antibiotik pada kasus konjungtivitis bakterial: erythromycin, tobramycin, gentamicin, polymyxin B, dan tetes mata dengan kandungan antibiotik golongan kuinolon
- Antivirus pada kasus konjungtivitis viral: acyclovir[1,14]