Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Panduan E-Prescription Konjungtivitis general_alomedika 2022-04-11T13:24:43+07:00 2022-04-11T13:24:43+07:00
Konjungtivitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Konjungtivitis

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Panduan e-prescription untuk konjungtivitis akut ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Konjungtivitis merupakan inflamasi atau infeksi pada lapisan konjungtiva mata. Secara umum dapat disebabkan oleh paparan alergen, serta infeksi baik virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Berdasarkan durasi gejala, konjungtivitis dapat dibedakan menjadi konjungtivitis akut (3‒4 minggu) dan konjungtivitis kronis (>4 minggu).[1,2]

Tanda dan Gejala

Pada anamnesis, pasien konjungtivitis biasanya mengeluhkan beberapa gejala:

  • Mata merah, gatal, panas seperti terbakar, atau mengganjal
  • Mata silau (fotofobia)
  • Penurunan tajam penglihatan
  • Sekret mata
  • Riwayat paparan/alergi[1,2]

Terkadang bisa disertai gejala seperti flu, yaitu demam, malaise, batuk, pilek, dan meriang.[1,2]

Peringatan

Sebagian besar penyakit konjungtivitis tidak berbahaya dan bersifat self-limiting disease. Namun, gejala mata merah harus dibedakan dengan kegawatdaruratan pada mata, seperti glaukoma sudut tertutup, iritis, keratitis, ulkus kornea, abrasi kornea, benda asing, dan skleritis, yang perlu dirujuk segera ke dokter spesialis mata karena berpotensi memicu kebutaan permanen.[1-3]

Komplikasi konjungtivitis sangat jarang, tetapi pasien yang tidak menunjukkan perbaikan gejala dalam 3‒5 hari atau mengalami perburukan gejala sebaiknya segera dirujuk ke dokter spesialis mata.[1-3]

Medikamentosa

Penatalaksanaan konjungtivitis umumnya bersifat suportif karena self-limiting disease dan lebih sering dipicu oleh paparan alergi. Pemberian antibiotik atau antivirus dapat diberikan pada kasus-kasus konjungtivitis tertentu.[1,3]

Tata Laksana Suportif

Perawatan suportif untuk konjungtivitis antara lain pemberian artificial tears dan agen simtomatik.[3,4]

Air Mata Buatan:

Diberikan 1‒2 tetes, 4 kali/hari. Beberapa contoh air mata buatan adalah:

  • Dekstran 70
  • Hipromelose
  • Karbomer dan hipromelose
  • Natrium klorida
  • Polietilenglikol dan propilenglikol
  • Vitamin A palmitat
  • Zinc sulfat[4]

Agen Simtomatik:

Antihistamin dan vasokonstriktor topikal dapat diberikan untuk mengurangi rasa gatal yang hebat, dan digunakan hingga keluhan hilang. Beberapa contoh sediaan adalah:

  • Antazoline 0,5% dan xylometazoline HCl 0,05%, diberikan 1‒2 tetes, 2‒3 kali sehari di mata yang sakit
  • Antazoline 0,5% dan naphazoline HCl 0,05%, diberikan 1‒2 tetes, 2‒3 kali sehari di mata yang sakit[5]

Obat tetes mata steroid hanya direkomendasikan dalam kasus tertentu dan digunakan dengan hati-hati. Steroid topikal berisiko menyebabkan infeksi tidak terkontrol, glaukoma yang diinduksi steroid, katarak yang diinduksi steroid, atrofi kornea dan infeksi virus herpes simpleks yang tidak terdiagnosis.

Terapi Konjungtivitis Alergi

Konjungtivitis alergi dapat diterapi menggunakan antihistamin topikal, mast cell stabilizer, vasokonstriktor, kortikosteroid, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).[1,2]

Antihistamin:

Antihistamin topikal dapat diberikan selama ada keluhan, di antaranya:

  • Epinastine 0,05%, sebanyak 1 tetes, 2 kali sehari, di mata yang sakit. Obat ini tidak diberikan untuk anak <2 tahun karena keamanannya belum diketahui
  • Azelastine ophthalmic 0,05%, sebanyak 1 tetes, 2 kali sehari, di mata yang sakit. Obat ini tidak diberikan untuk anak <3 tahun karena keamanannya belum diketahui[7,8]

Antihistamin oral dapat diberikan untuk mengurangi keluhan gatal, misalnya:

  • Cetirizine 5‒10 mg/hari, selama ada keluhan

  • Loratadine 10 mg/hari atau 5 mg/12 jam, selama ada keluhan, dosis maksimal 10 mg/hari[9]

Dosis di atas untuk pasien dewasa, sedangkan dosis untuk pasien anak dapat dilihat pada masing-masing artikel obat.

Vasokonstriktor:

Vasokonstriktor topikal dapat digunakan untuk mengurangi injeksi konjungtiva, tetapi kurang efektif untuk konjungtivitis alergi berat. Vasokonstriktor tersedia dalam bentuk tunggal, antara lain:

  • Oxymetazoline, diberikan 1 tetes, sekali sehari, pada mata yang sakit, selama ada keluhan, dan hanya untuk pasien dewasa dan anak >13 tahun

  • Naphazoline atau gabungan dengan antihistamin, diberikan 1‒2 tetes, 2‒3 kali sehari, di mata yang sakit, selama ada keluhan[10,11]

Terapi Konjungtivitis Viral

Pada konjungtivitis akibat virus herpes simpleks dapat diberikan:

  • Gel ganciclovir 0,15% sebanyak 1 tetes 5 kali sehari (kira-kira tiap 3 jam sekali di luar waktu tidur), selama 7 hari
  • Tetes mata idoxuridine 0,1% sebanyak 1 tetes 4 kali sehari atau tetes mata idoxuridine 0,5% sebanyak 1 tetes 4 jam sekali (di luar waktu tidur) dan sekali sebelum tidur. Terapi dapat dilanjutkan hingga 7 hari
  • Salep mata vidarabine, digunakan secukupnya (± 1,25 cm), 5 kali sehari. Jika mengalami perbaikan, dosis dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari selama 7 hari
  • Tetes mata trifluridine 1% sebanyak 1 tetes setiap 2 jam sekali (maksimal 9 tetes per hari), dosis dapat dikurangi menjadi 1 tetes setiap 4 jam sekali selama 7 hari. Sebaiknya tidak digunakan lebih dari 21 hari[1,2]

Pada konjungtivitis akibat virus varicella zoster, dapat dipilih salah satu antivirus oral berikut:

  • Acyclovir oral, dosis 600‒800 mg, 5 kali/hari, selama 7‒10 hari

  • Valacyclovir oral, dosis 1000 mg, 3 kali/hari, selama 7-14 hari

  • Famciclovir oral, dosis 500 mg, 3 kali/hari, selama 7‒10 hari

Dosis di atas untuk pasien dewasa, sedangkan dosis untuk pasien anak dapat dilihat pada masing-masing artikel obat. Selain terapi oral, dapat diberikan acyclovir topikal 3% sebanyak 5 kali/hari selama 10 hari. Sedangkan antibiotik topikal dapat diberikan bila ada risiko superinfeksi oleh bakteri.[1,2]

Terapi Konjungtivitis Bakterial

Terapi medikamentosa konjungtivitis bakterial dapat berupa pemberian antibiotik topikal. Pada kasus dengan gejala berat, pemberian antibiotik topikal dapat lebih sering untuk mempercepat penyembuhan, serta mencegah reinfeksi dan penularan.[12]

Antibiotik topikal dalam bentuk salep atau gel dapat mencapai konsentrasi yang lebih tinggi daripada tetes mata, karena kontak yang lebih lama. Namun, tidak dapat digunakan pada siang hari karena menyebabkan penglihatan kabur.[1,2]

Antibiotik topikal biasanya diberikan 1‒2 tetes, 3‒4 kali/hari, selama 7 hariz. Pilihannya antara lain:

  • Chloramphenicol
  • Aminoglikosida: gentamisin, neomisin, tobramisin

  • Kuinolon: ofloxacin, levofloxacin
  • Makrolid: azitromisin, eritromisin

  • Polimiksin B
  • Bacitracin

Pada konjungtivitis gonore, terutama pada neonatus, diberikan chloramphenicol tetes mata dan injeksi sebagai berikut:

  • Chloramphenicol tetes mata 0,5‒1%, diberikan 1 tetes setiap jam
  • Chloramphenicol injeksi 50.000 U/kgBB intramuskular, setiap hari
  • Pemberian hingga tidak ditemukan bakteri Neisseria gonorrhoeae pada sediaan apus air mata selama 3 hari berturut-turut, umumnya selama 7‒14 hari[12,13]

Pilihan Terapi pada Ibu Hamil dan Menyusui

Ibu hamil dan menyusui yang mengalami konjungtivitis dapat diberikan:

  • Terapi suportif: air mata buatan
  • Vasokonstriktor topikal: oxymetazoline 0,05%, 1 tetes per hari
  • Antihistamin oral: loratadine 10 mg/hari atau 5 mg/12 jam, dosis maksimal 10 mg/hari
  • Antibiotik pada kasus konjungtivitis bakterial: erythromycin, tobramycin, gentamicin, polymyxin B, dan tetes mata dengan kandungan antibiotik golongan kuinolon
  • Antivirus pada kasus konjungtivitis viral: acyclovir[1,14]

Referensi

1. Ryder EC, Benson S. Conjunctivitis. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541034/
2. Silverman MA, Bessman E. Acute conjunctivitis (pink eye). 2021. https://emedicine.medscape.com/article/797874-overview#a1
3. Shah SM, Khanna CL. Ophthalmic Emergencies for the Clinician. Mayo Clin Proc. 2020 May;95(5):1050-1058.
4. PIONAS. Sediaan untuk defisiensi air mata, lubrikan okuler, dan astringen. 2015. https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-11-mata/116-sediaan-optalmik-lain/1161-sediaan-untuk-defisiensi-air-mata-lubrikan-okuler
5. MIMS Indonesia. Antazoline. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/antazoline?mtype=generic
6. PIONAS. Kortikosteroid. 2015. https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-11-mata/112-kortikosteroid-dan-antiinflamasi-lain/1121-kortikosteroid
7. Medscape. Epinastine. 2022. https://reference.medscape.com/drug/elestat-epinastine-343630
8. Medscape. Azelastine. 2022. https://reference.medscape.com/drug/optivar-azelastine-ophthalmic-343631
9. Farzam K, Sabir S, O'Rourke MC. Antihistamines. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538188/
10. Drugs.com. Oxymetazoline ophthalmic. 2020. https://www.drugs.com/mtm/oxymetazoline-ophthalmic.html
11. WEBMD. Naphazoline. 2022. https://www.drugs.com/mtm/oxymetazoline-ophthalmic.html
12. Yeung KK, Dahl AA. Bacterial conjunctivitis (pink eye). https://emedicine.medscape.com/article/1191730-overview#a6
13. PIONAS. Antibakteri. 2015. https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-11-mata/111-antiinfeksi-untuk-mata/1111-antibakteri
14. Chawla S, Chaudhary T, Aggarwal S, Maiti GD, Jaiswal K, Yadav J. Ophthalmic considerations in pregnancy. Med J Armed Forces India. 2013;69(3):278-284.
15. Best Practice Journal. Gps Guide to Some Topical Eye Medications. bpj issue 10. 2007. https://bpac.org.nz/bpj/2007/december/docs/bpj10_eye_pages_8-13.pdf

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ko...

Artikel Terkait

  • Memilih Sediaan Topikal Mata yang Sesuai untuk Pasien
    Memilih Sediaan Topikal Mata yang Sesuai untuk Pasien
  • Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
    Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
  • Mengapa Antibiotik Masih Diberikan pada Konjungtivitis Virus?
    Mengapa Antibiotik Masih Diberikan pada Konjungtivitis Virus?
  • Hordeolum - Panduan e-prescription Alomedika
    Hordeolum - Panduan e-prescription Alomedika
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Khabibie darma jaya
9 hari yang lalu
Pada fasilitas kesehatan tingkat satu apakah banyak kasus conjungtivitis
Oleh: dr.Khabibie darma jaya
11 Balasan
Apakah ditempat ts paraktek (faskes 1) banyak conjungtivitis ?
dr. Irene Cindy Sunur
10 November 2021
Artikel SKP Alomedika - Penggunaan Obat Mata Topikal pada Anak-Anak
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
2 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan obat mata topikal pada anak-anak perlu dilakukan dengan hati-hati karena rute administrasi ini masih memungkinkan absorpsi sistemik...
Anonymous
06 Juli 2021
Peresepan covid obat dari kemenkes
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin diskusi dok, saya mendapatkan pertanyaan dari user bahwa pasien covid saat ini bisa mendapatkan peresepan obat secara gratis secara online yang di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.