Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika

Oleh :
dr. Gabriele Jessica Kembuan

Panduan e-Prescription pilek pada anak ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Pilek atau rhinorrhea adalah sekresi mukus yang berlebihan dari kavitas hidung. Hal ini dapat disebabkan oleh bermacam etiologi, misalnya infeksi saluran pernapasan atas akibat virus (paling sering), infeksi bakteri, atau rhinitis alergi.[1-3]

Tanda dan Gejala

Pilek atau rhinorrhea ditandai dengan keluarnya mukus yang berlebihan dari rongga hidung. Selain itu, kondisi ini juga sering disertai gejala lain, seperti:

  • Kongesti nasal
  • Bersin
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Demam
  • Anak rewel atau hilang nafsu makan[4-7]

Jika terdapat tanda bahaya pilek pada bayi dan anak, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Peringatan

Pasien disarankan untuk diperiksakan ke Dokter bila discharge nasal keluar secara unilateral, terutama bila discharge tersebut bersifat purulen, berbau tidak sedap, atau berdarah. Selain itu, pasien juga sebaiknya diperiksakan bila pilek disertai nyeri wajah.

Pasien perlu segera dibawa ke fasilitas kesehatan bila pilek disertai sesak napas atau penurunan kesadaran. Bila pilek sudah berlangsung >2 minggu, pasien juga sebaiknya diperiksakan lebih lanjut ke Dokter.[7,8]

Tata Laksana Suportif

Umumnya, pilek disebabkan oleh infeksi virus yang bersifat self-limiting, sehingga tata laksana biasanya hanya bersifat suportif. Contoh tata laksana yang diberikan adalah irigasi nasal dengan cairan normal saline untuk melancarkan pernapasan dan untuk memfasilitasi feeding.

Anak juga disarankan untuk minum air putih secara cukup. Anak usia 7‒12 bulan disarankan minum sekitar 800 ml/hari; anak usia 1‒3 tahun sekitar 1,3 liter/hari; anak usia 4‒8 tahun sekitar 1,7 liter/hari; dan anak usia >9 tahun sekitar 2,1‒2,4 liter/hari.

Bila pilek disertai gejala lain seperti sakit tenggorokan, batuk, dan demam, Dokter dapat menganjurkan kompres hangat dan aktivitas berkumur dengan cairan saline untuk anak yang bisa berkumur tanpa tersedak dan yang berusia minimal >2 tahun.[9-11]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa bertujuan untuk meringankan pilek (rhinorrhea) dan gejala lain yang mungkin menyertainya.

Antihistamin

Antihistamin dapat diberikan untuk mengurangi pilek (rhinorrhea). Antihistamin generasi pertama seperti chlorpheniramine maleat menimbulkan efek sedatif yang lebih kuat dan bersifat kurang efektif, sehingga antihistamin generasi kedua seperti cetirizine lebih disarankan.

Dosis cetirizine:

  • Usia <2 tahun: efikasi dan keamanan belum terbukti
  • Usia 2−6 tahun: 2,5 mg sekali sehari, dosis bisa dinaikkan menjadi 5 mg sekali sehari atau 2,5 mg dua kali sehari, dosis maksimal 5 mg/hari
  • Usia >6 tahun: 5‒10 mg sekali sehari, dosis maksimal 10 mg/hari [12,14]

Dosis loratadine:

  • Usia <2 tahun: efikasi dan keamanan belum terbukti
  • Usia 2–6 tahun: 5 mg sekali sehari
  • Usia >6 tahun: 10 mg sekali sehari, dosis maksimal 10 mg/hari [22]

Dekongestan Topikal

Dekongestan intranasal diberikan ketika pilek (rhinorrhea) disertai kongesti nasal. Obat yang dapat dipilih adalah solusio oxymetazoline intranasal, fluticasone furoate nasal spray, larutan natrium klorida, atau obat semprot hidung dengan kandungan seawater.

Solusio oxymetazoline intranasal 0,05%:

  • Usia >6 tahun: 2−3 tetes/semprotan, setiap 12 jam, maksimal 2 dosis dalam 24 jam, selama 3−5 hari[15]

Fluticasone furoate nasal spray 27,5 mcg/spray:

  • Usia 4−11 tahun: 1 semprotan/hari tiap lubang hidung, dapat dinaikkan menjadi 2 semprotan/hari tiap lubang hidung, digunakan hingga gejala membaik
  • Usia ≥12 tahun: dosis inisiasi 2 semprotan/hari tiap lubang hidung, jika respons positif lanjutkan dengan dosis rumatan 1 semprotan/hari tiap lubang hidung, hingga gejala membaik
  • Penggunaan kortikosteroid intranasal harus dibatasi maksimal selama 2 bulan dalam setahun[16]

Larutan natrium klorida:

  • Sediaan obat tetes hidung: anak usia >1 bulan diberikan 1−2 tetes/hari di setiap lubang hidung, maksimal 3 hari
  • Sediaan obat semprot hidung: anak usia >1 bulan diberikan 1 semprotan/hari di setiap lubang hidung, maksimal 3 hari[17]

Solusio semprot hidung steril dengan kandungan air laut (seawater):

  • Usia >6 tahun: 2−6 semprotan/hari, tiap lubang hidung, maksimal 3 hari [18]

Dekongestan Sistemik

Dekongestan sistemik termasuk obat-obatan prekursor sehingga tidak boleh diresepkan secara online. Selain itu, American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan dekongestan sistemik untuk semua anak (terutama yang berusia <2 tahun) karena bukti efikasinya belum cukup. Contoh obat prekursor adalah pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide, dan phenylephrine.[19,23]

Analgesik dan Antipiretik

Golongan obat ini bukan diberikan untuk mengatasi pilek (rhinorrhea) melainkan untuk mengatasi sakit tenggorokan dan/atau demam yang mungkin menyertai rhinorrhea.

Dosis paracetamol:

  • Usia <12 tahun: dosis 15 mg/kgBB per kali, maksimal 4 kali per hari
  • Usia >12 tahun: dosis 325−650 mg, 4−6 kali per hari, dosis maksimal 4 gram per 24 jam[20]

Dosis ibuprofen:

  • Usia <6 bulan: tidak dianjurkan
  • Usia >6 bulan: dosis 10 mg/kgBB, 3−4 kali per hari
  • Dosis maksimal dalam 1 hari adalah 40 mg/kgBB[21]

Referensi