Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Preeklampsia dan Eklampsia Postpartum annisa-meidina 2024-06-24T11:26:35+07:00 2024-06-24T11:26:35+07:00
Preeklampsia dan Eklampsia Postpartum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Preeklampsia dan Eklampsia Postpartum

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Diagnosis preeklampsia dan eklampsia postpartum ditegakkan pada pasien dengan hipertensi awitan baru yang dapat disertai kejang pada periode 48 jam hingga 6 minggu pascapersalinan.  Hingga kini, belum dapat dipastikan apakah preeklampsia dan eklampsia postpartum merupakan kondisi yang terpisah dari preeklampsia dan eklampsia antepartum.[1,2]

Anamnesis

Gejala yang paling sering dialami pasien dengan preeklampsia dan eklampsia postpartum adalah nyeri kepala. Gejala tambahan lain dapat berupa gangguan penglihatan, penurunan kesadaran, kejang, atau defisit neurologis fokal. Kumpulan gejala ini paling sering terjadi pada 48 jam pertama pascapersalinan. Namun, awitan gejala dapat terjadi 6 minggu hingga 3 bulan pascapersalinan. Kondisi ini disebut late-onset postpartum eclampsia.[1,2]

Nyeri Kepala

Nyeri kepala merupakan gejala yang paling sering terjadi dan dapat bersifat tiba-tiba (thunderclap headache) atau berulang. Nyeri kepala yang terjadi umumnya tidak membaik dengan pemberian antinyeri.[1,4,6,7]

Gejala Lainnya

Gangguan penglihatan merupakan gejala lain yang kerap dialami. Gangguan penglihatan yang dirasakan dapat berupa pandangan kabur hingga kebutaan temporer.

Gejala lain preeklampsia dan eklampsia postpartum dapat meliputi sesak napas, nyeri dada, nyeri perut, dan edema ekstremitas. Gejala kejang eklampsia dapat berlangsung lebih dari sekali, bersifat tonik klonik umum dengan durasi 60–90 detik.[1,4,6,7]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi adanya peningkatan tekanan darah yang berat, nyeri abdomen, gangguan penglihatan, edema perifer, kejang, hingga penurunan kesadaran.  Adanya onset baru peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau diastolik ≥90 mmHg disertai kejang tonik klonik umum mengonfirmasi diagnosis eklampsia postpartum.

Pasien juga dapat mengalami gejala disfungsi ginjal, disfungsi hati, gangguan sistem saraf pusat, serta edema pulmonar. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik menyeluruh disertai pemeriksaan neurologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi kegagalan organ.

Pada pemeriksaan abdomen dapat ditemukan nyeri kuadran kanan atas atau epigastrium. Pada pemeriksaan neurologis, refleks fisiologis dapat ditemukan meningkat disertai klonus positif. Pemeriksaan output urin dapat dilakukan untuk mengevaluasi disfungsi renal.[1,4,6,7]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding preeklampsia dan eklampsia postpartum meliputi kondisi lain yang menyebabkan gejala peningkatan tekanan darah dan kejang pada periode postpartum seperti hipertensi, ensefalopati hipertensif, stroke iskemik, infeksi, dan neoplasma otak.[1,2,6]

Hipertensi

Peningkatan tekanan darah pada preeklampsia postpartum harus dibedakan dari hipertensi dengan onset baru postpartum atau hipertensi kronik. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang terjadi sejak sebelum kehamilan atau sejak usia kehamilan <20 minggu. Penyakit ini umumnya dipengaruhi oleh gaya hidup, risiko familial, dan riwayat merokok. Berbeda dengan preeklampsia, diagnosis hipertensi postpartum tidak disertai dengan gejala gangguan neurologis dan kegagalan organ.[1,9]

Ensefalopati Hipertensif

Ensefalopati hipertensif merupakan kondisi kegawatdaruratan yang ditandai dengan penurunan status mental disebabkan peningkatan tekanan darah yang berat. Gejala penyakit ini meliputi nyeri kepala, mual muntah, kejang umum, gangguan penglihatan, hingga penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan MRI akan ditemukan adanya edema yang terlokalisasi.[1,14]

Stroke

Gejala stroke dapat menyerupai eklampsia, seperti nyeri kepala akut atau gradual, yang disertai kejang atau penurunan kesadaran. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh riwayat hipertensi tidak terkontrol, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan persalinan sectio caesaria. Pemeriksaan CT scan dan MRI dapat dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis penyakit ini.[15,16]

Infeksi

Meningitis dan ensefalitis ditandai dengan gejala demam, nyeri kepala, perubahan status mental, dan defisit neurologi fokal. Pada meningitis akan dijumpai tanda khas iritasi meningeal seperti kaku kuduk, tanda Laseque, Kernig, dan Brudzinski. Diagnosis infeksi dapat ditegakkan melalui berbagai pemeriksaan seperti pungsi lumbal dan CT scan kepala.[17]

Neoplasma Otak

Neoplasma otak dapat menimbulkan gejala yang bersifat progresif atau akut seperti nyeri kepala, mual, muntah, kejang, dan penurunan kesadaran. Kejang akibat neoplasma otak dapat bersifat fokal atau umum, tergantung lokasi massa. Diagnosis neoplasma otak ditegakkan melalui CT scan dan MRI.[18]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang preeklampsia dan eklampsia postpartum melalui pemeriksaan laboratorium dan pencitraan dilakukan untuk menapis etiologi kejang serta mengevaluasi risiko komplikasi.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium harus meliputi pemeriksaan darah lengkap, penilaian elektrolit, fungsi ginjal, hitung platelet, enzim hepar, dan protein urin. Berbagai studi menunjukkan bahwa pasien preeklampsia dan eklampsia postpartum dapat mengalami anemia, trombositopenia, dan proteinuria. Selain itu, kadar bilirubin dan kreatinin serum juga dapat ditemukan meningkat.[1,3,5–7]

Pada pasien dengan gejala overload cairan, pemeriksaan brain natriuretic peptide (BNP) dilakukan untuk menilai risiko komplikasi gagal jantung dan penentuan terapi diuresis. Pemeriksaan pungsi lumbal dapat dilakukan pada pasien dengan kecurigaan infeksi sistem saraf pusat atau perdarahan serebral.[1]

Pencitraan

Pemeriksaan CT scan dan MRI kepala bermanfaat dalam menapis etiologi lain dari kejang pada periode postpartum seperti stroke, perdarahan intrakranial, neoplasma, dan lesi sistem saraf pusat lainnya. Pada pasien dengan eklampsia dapat ditemukan abnormalitas hasil CT scan kepala seperti edema serebral, infark serebral, hipodensitas white matter difus, dan perdarahan intraventrikular.[2,6,7]

Abnormalitas MRI juga diperkirakan muncul pada 90% pasien eklampsia. Posterior reversible encephalopathy syndrome (PRES) hingga kini semakin dikenal sebagai bagian dari eklampsia. Pada kondisi ini, edema dijumpai pada substansia alba di bagian posterior kedua hemisfer serebral, terutama di area parietooksipital.[6,7]

Referensi

1. Hauspurg A, Jeyabalan A. Postpartum preeclampsia or eclampsia: defining its place and management among the hypertensive disorders of pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 2022 Feb;226(2S):S1211-S1221. doi: 10.1016/j.ajog.2020.10.027.
2. Deepika T, Usha V. Postpartum eclampsia- a clinical study. Authorea. 2022. DOI: 10.22541/au.165910684.41525059/v1
3. Bisson C, Dautel S, Patel E, Suresh S, Dauer P, Rana S. Preeclampsia pathophysiology and adverse outcomes during pregnancy and postpartum. Front Med (Lausanne). 2023 Mar 16;10:1144170. doi: 10.3389/fmed.2023.1144170.
4. Parker SE, Ajayi A, Yarrington CD. De Novo Postpartum Hypertension: Incidence and Risk Factors at a Safety-Net Hospital. Hypertension. 2023 Feb;80(2):279-287. doi: 10.1161/HYPERTENSIONAHA.122.19275.
5. Jain M, Shankar P. Clinical study on postpartum eclampsia. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology. 2019. 8. 10.18203/2320-1770.ijrcog20190048.
6. Ross MG. Eclampsia. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/253960-overview#a1
7. Magley M, Hinson MR. Eclampsia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554392/
9. Garovic VD, Dechend R, Easterling T, Karumanchi SA, McMurtry Baird S, Magee LA, Rana S, Vermunt JV, August P; American Heart Association Council on Hypertension; Council on the Kidney in Cardiovascular Disease, Kidney in Heart Disease Science Committee; Council on Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology; Council on Lifestyle and Cardiometabolic Health; Council on Peripheral Vascular Disease; and Stroke Council. Hypertension in Pregnancy: Diagnosis, Blood Pressure Goals, and Pharmacotherapy: A Scientific Statement From the American Heart Association. Hypertension. 2022 Feb;79(2):e21-e41. doi: 10.1161/HYP.0000000000000208. Epub 2021 Dec 15. Erratum in: Hypertension. 2022 Mar;79(3):e70
14. Potter T, Agarwal A, Schaefer TJ. Hypertensive Encephalopathy.In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554499/
15. Pipes GM, Logue TC, Wen T, Booker WA, D'Alton ME, Friedman AM. Postpartum stroke trends, risk factors, and associated adverse outcomes. Am J Obstet Gynecol MFM. 2023 May;5(5):100864. doi: 10.1016/j.ajogmf.2023.100864.
16. Farooque U, Cheema O, Karimi S, Pillai B, Liaquat MT. Postpartum Ischemic Stroke: A Rare Case. Cureus. 2020 Aug 23;12(8):e9975. doi: 10.7759/cureus.9975.
17. Redenbaugh V, Flanagan EP. Understanding the etiology and epidemiology of meningitis and encephalitis: now and into the future. Lancet Reg Health West Pac. 2022 Jan 22;20:100380. doi: 10.1016/j.lanwpc.2021.100380.
18. NICE. Brain tumours (primary) and brain metastases in adults. London: National Institute for Health and Care Excellence (NICE); 2021. (NICE Guideline, No. 99.) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544711/

Epidemiologi Preeklampsia dan Ek...
Penatalaksanaan Preeklampsia dan...

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium Dosis Rendah untuk Mengurangi Risiko Preeklampsia – Telaah Jurnal Alomedika
    Suplementasi Kalsium Dosis Rendah untuk Mengurangi Risiko Preeklampsia – Telaah Jurnal Alomedika
  • Red Flag Edema Perifer
    Red Flag Edema Perifer
  • Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
    Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
  • Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
    Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
  • Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis
    Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 30 Mei 2025, 16:08
Hipertensi pertama kali pada G3P2A0 UK 9 minggu dan proteinuria+1
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
2 Balasan
Alo dokter. Saya dokter puskesmas. Saya memiliki pasien G3P2A0 UK 9 minggu dengan TD 140/99 dan proteinuria +1. Pasien mengeluh 1 bulan belakangan sering...
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 15:31
Tatalaksana pasien Post SC dengan PEB di Puskesmas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam dok izin bertanya, kemarin saya ada pasien di puskesmas post SC hari ke-7 dengan PEB, saat pasien pulang dari RS, dari dokter Sp.OG diberikan...
Anonymous
Dibalas 21 September 2024, 21:18
Proteinuri +2 dan edema tungkai hingga perut pada ibu hamil tanpa tensi yang tinggi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat soreIjin menanykanBila ada pasien hamil 39-40 mgg inpartu dengan proteinuri +2 dengan edema tungkai hingga perut (pitting edema). Tetapi tidak ada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.