Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pemeriksaan Refleks Fisiologis general_alomedika 2021-12-21T10:28:55+07:00 2021-12-21T10:28:55+07:00
Pemeriksaan Refleks Fisiologis
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Pemeriksaan Refleks Fisiologis

Oleh :
dr.Monica Cynthia
Share To Social Media:

Pemeriksaan refleks fisiologis merupakan suatu prosedur diagnostik yang rutin dilakukan untuk menilai mengevaluasi fungsi sensorimotor pada tubuh. Pemeriksaan ini tergabung pada pemeriksaan neurologi lengkap. Pemeriksaan yang dilakukan untuk menemukan lesi pada lower motor neuron (LMN) seperti cauda equina syndrome atau Guillain-Barre syndrome. Maupun lesi pada Upper motor neuron (UMN) seperti traumatic brain injury maupun stroke. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang sederhana, namun dapat memberikan informasi untuk membantu menegakkan diagnosa adanya gangguan pada sistem saraf.[1,2]

Pada gangguan saraf, hasil pemeriksaan refleks dapat memberikan hasil normal, meningkat (hiperrefleks), menurun (hiporefleks) atau tidak ada refleks sama sekali. Jika hasil  pemeriksaan menunjukan refleks menurun, perlu dicurigai bahwa terjadi gangguan pada lengkung refleks (serabut saraf sensorik, materi abu-abu pada sumsum tulang belakang, maupun serabut saraf motorik).

Depositphotos_202141858_s-2019-min

Serabut saraf motorik (sel tanduk anterior dan akson motoriknya yang melalui akar ventral dan saraf tepi) disebut sebagai LMN yang dapat memberi hasil penurunan refleks. Sementara itu, lengkung motorik yang menurun dari korteks serebral dan batang otak disebut sebagai UMN yang menghasilkan adanya peningkatan refleks di sumsum tulang belakang dengan mengurangi hambatan tonik pada segmen sumsum tulang belakang.[4,5]

Hasil interpretasi refleks fisiologis dapat ditemukan adanya suatu patologi, seperti:

  • Hiperrefleks menandakan adanya lesi pada UMN, beberapa penyakit yang berkaitan adalah multiple sclerosis, tumor kepala, stroke, defisiensi vitamin B12, amyotrophic lateral sclerosis
  • Hiporefleks menandakan adanya lesi pada LMN, beberapa penyakit yang berkaitan adalah neuropati perifer, poliomielitis, amyotrophic lateral sclerosis[2,3]

Pada pemeriksaan refleks superfisial, perangsangan dilakukan pada area kulit atau membran mukosa dengan rangsangan sentuhan. Dengan pengecualian pada pemeriksaan refleks cahaya pupil, dimana stimulasi menggunakan cahaya yang disinarkan ke pupil mata. Refleks superfisial yang dimediasi oleh saraf kranial memiliki karakteristik konsensual, dengan respon bilateral terhadap stimulus unilateral.[2]

Bila dibandingkan dengan pemeriksaan-pemeriksaan lain, seperti misalnya pada pemeriksaan sensibilitas, pemeriksaan refleks kurang bergantung pada kerjasama pasien, karena dapat dilakukan pula pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran, bayi, anak, pasien yang memiliki intelegensi rendah dan pada pasien yang gelisah. Hal ini menunjukan bahwa pemeriksaan refleks penting nilainya dan bersifat objektif.[4]

Pemeriksaan refleks turut berkontribusi dalam menegakkan diagnosis berbagai kasus gangguan neuromuskular, dengan memberikan informasi diagnostik yang terlokalisir sehingga membantu memutuskan apakah memerlukan rujukan kepada spesialis saraf, bedah saraf, dan ortopedi.[5]

Pemeriksaan refleks fisiologis terbagi menjadi refleks dalam, disebut juga sebagai refleks regang otot, refleks tendon, refleks periostal, refleks miotatik dan refleks fisiologis, serta refleks superfisial. Untuk melakukan pemeriksaan refleks diperlukan alat pemeriksaan khusus yaitu palu refleks, yang akan digunakan untuk mengetuk tendon dari tiap refleks yang akan diperiksa.[1,4]

Referensi

1. University of California San Diego. The Neurological Examination. Available at: https://meded.ucsd.edu/clinicalmed/neuro3.html
2. Merchut P. Neurological Examination of Sensation, Reflexes and Motor Function. Available at : http://www.stritch.luc.edu/lumen/MedEd/neurology/Neurologic%20Examination%20of%20Sensation%20Reflexes%20and%20Motor%20Function.pdf
3. AMBOSS. Neurological Examination. Available at:
https://www.amboss.com/us/knowledge/Neurological_examination#xid=o500Og&anker=Z7a4dc4f44e60b633633c3d5e963a8839
4. Lumbantobing S. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental, 2014, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Ed 17: hal 134-145.
5. Lees A, Hurwitz B. Testing The Reflexes, 2019, The British Medical Journal; 366:14830.

Indikasi Pemeriksaan Refleks Fis...

Artikel Terkait

  • Serba-serbi Glasgow Coma Scale (GCS)
    Serba-serbi Glasgow Coma Scale (GCS)
Diskusi Terbaru
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
Kemarin, 19:58
BRU 2022
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Bali Reumatology Update 2022Link Registrasi: bit.ly/WebinarBRU2022
Anonymous
Kemarin, 16:56
Terapi SLE dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie, Sp.PD , saya ingin bertanya bagaimana penyesuaian dosis kortikosteroid pada pasien SLE yang kemudian diketahui mengalami diabetes mellitus...
Anonymous
Kemarin, 16:50
Terapi T-3 hormone replacement therapy pada Hashimoto's Disease - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie Warapsari, Sp. PD saya ingin bertanya mengenai kapan diperlukan terapi T-3 hormone replacement therapy pada kasus hashimoto disease ya dok?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.