Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Plasenta Previa general_alomedika 2022-07-05T09:47:36+07:00 2022-07-05T09:47:36+07:00
Plasenta Previa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Plasenta Previa

Oleh :
dr. Diana Atmaja
Share To Social Media:

Diagnosis plasenta previa atau placenta previa dapat dicurigai pada pasien dengan gejala klinis perdarahan tanpa rasa nyeri pada trimester 2 atau 3. Konfirmasi diagnosis paling baik dilakukan menggunakan transvaginal sonography (TVS) pada usia kehamilan 32 minggu, untuk memastikan posisi plasenta menutupi ostium internum serviks.[4]

Anamnesis

Semua wanita hamil dengan perdarahan per vaginam pada trimester 2 dan 3 perlu dicurigai sebagai plasenta previa. Keluhan utama yang paling umum adalah perdarahan berwarna merah terang, tanpa rasa nyeri. Perdarahan dapat muncul setelah koitus, pemeriksaan vagina, saat beraktivitas, atau tanpa penyebab khusus. Terkadang, plasenta previa juga dapat bersifat asimtomatik.[3,4,6]

Anamnesis juga perlu menanyakan kemungkinan faktor risiko pasien, misalnya riwayat abortus, riwayat sectio caesarea, usia ibu, dan riwayat merokok selama kehamilan. Dokter juga perlu memastikan usia kehamilan ibu, yang dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Usia kehamilan dan beratnya keluhan dapat membantu dalam penentuan tata laksana.[2,17]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan untuk membantu diagnosa plasenta previa meliputi keadaan umum dan tanda vital, inspeksi genitalia eksternal, pemeriksaan Leopold, serta pemeriksaan inspekulo. Pada kecurigaan adanya plasenta previa, pemeriksaan bimanual tidak boleh dilakukan.

Keadaan Umum dan Tanda Vital

Pada pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital dapat dinilai jumlah perdarahan yang terjadi pada pasien, dan tanda-tanda syok, misalnya hipotensi atau takikardia.[3]

Pemeriksaan Obstetri

Pemeriksaan obstetri dimulai dari inspeksi genitalia eksterna dapat terlihat adanya bekuan darah di sekitar vulva, dan banyaknya darah yang keluar melalui vagina. Pada pemeriksaan Leopold, sering dijumpai kelainan letak pada janin dan tinggi fundus uteri yang rendah, karena kehamilan belum aterm, serta tidak ditemukan nyeri tekan pada uetrus.

Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati dapat membedakan sumber perdarahan, apakah dari uterus, vagina, atau varises yang pecah. Terkadang, plasenta dapat terlihat pada pemeriksaan inspekulo, jika serviks dalam keadaan dilatasi.[17,18]

Diagnosis Banding

Plasenta previa dapat didiagnosis banding dengan Abrupsio plasenta, vasa previa, dan plasenta akreta. Pemeriksaan USG, biasa dapat membantu membedakan plasenta previa dengan diagnosis banding.

Abrupsio Plasenta

Abrupsio plasenta merupakan lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian. Pasien yang mengalami solusio plasenta biasanya mengalami perdarahan pada kehamilan trimester ketiga disertai dengan nyeri yang hebat dan gerakan bayi dalam kandungan yang kurang aktif. Solusio plasenta dapat dibedakan dengan plasenta previa melalui USG.[19]

Vasa Previa

Vasa previa adalah keadaan dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal selain di tengah plasenta. Pada transvaginal sonography (TVS) dapat terlihat pembuluh darah fetus melintang pada serviks. Hal ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah yang mengancam janin.

Pada pemeriksaan dalam vagina, dapat teraba pembuluh darah pada jalan lahir. Bila terjadi perdarahan, akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi.[20]

Plasenta Akreta

Plasenta akreta timbul ketika plasenta melekat terlalu dalam pada rahim, misalnya hingga ke miometrium. Pada plasenta akreta, pasien umumnya asimtomatik, tetapi perdarahan dapat timbul pada trimester ketiga kehamilan. Plasenta akreta dapat dideteksi pada USG kehamilan rutin saat pasien melakukan pemeriksaan antenatal.[4]

Pemeriksaan Penunjang

Baku emas pemeriksaan penunjang plasenta previa saat ini adalah dengan transvaginal sonography (TVS). Pemeriksaan TVS dinilai lebih superior daripada transabdominal sonography (TAS) dan transperineal. Pemeriksaan TVS juga aman dilakukan pada plasenta previa.[4]

Transvaginal Sonography (TVS)

Pemeriksaan dengan menggunakan transvaginal sonography (TVS) saat ini lebih disukai karena lebih akurat dalam menentukan letak plasenta. Tingkat akurasi TVS tinggi dengan sensitivitas 87,5%, spesifisitas 98,8%, positive predictive value 93,3%, dan negative predictive value 97,6%.

Pada pasien dengan plasenta previa asimtomatik pada usia kehamilan 32 minggu, sebaiknya mengulang TVS pada usia kehamilan 36 minggu, guna mempersiapkan persalinan. Panjang serviks yang lebih pendek, misalnya kurang dari 31 mm, pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu meningkatkan risiko terjadinya persalinan gawat darurat dan perdarahan hebat pada sectio caesarea.[4,21]

Transabdominal Sonography (TAS)

Plasenta previa juga dapat dideteksi melalui transabdominal sonography (TAS) pada kehamilan usia 20–24 minggu. Apabila pada pemeriksaan TAS dicurigai terdapat plasenta previa, maka sebaiknya dilakukan transvaginal sonography (TVS), karena TVS dapat mengukur jarak plasenta ke orifisium internal serviks dengan lebih tepat.[1]

Dengan pemeriksaan TAS, sulit dilakukan visualisasi dari plasenta posterior. Visualisasi segmen bawah juga dapat terganggu karena posisi kepala bayi, obesitas dan kandung kemih yang terlalu penuh.[21]

Pemeriksaan Laboratorium

Pada pasien plasenta previa, pemeriksaan hitung darah lengkap diperlukan untuk memantau terjadinya anemia. Pemeriksaan golongan darah juga diperlukan, untuk memfasilitasi kemungkinan kebutuhan transfusi darah. Selain itu, lakukan pemeriksaan koagulopati, seperti kadar fibrinogen, activated partial thromboplastin time, prothrombin time pada pasien yang dicurigai mengalami gangguan hemodinamik.[5,9]

Klasifikasi 

Berdasarkan klasifikasi dari American Institute of Ultrasound in Medicine (AIUM), terminologi plasenta previa digunakan jika plasenta berada menutupi ostium internum serviks pada TVS. Pada usia kehamilan di atas 16 minggu, jika letak plasenta <20 mm dari ostium internum maka disebut sebagai plasenta letak rendah. Sedangkan, jika letak plasenta 20 mm atau lebih dari ostium internum, maka plasenta memiliki letak yang normal.[22]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Sakornut E, Leeman L, Fontaine P. Late pregnancy bleeding. Am Fam Physician. 2007; 751: 199-206
2. Hung TH, Hsieh C Cand Hsujj. Risk factors for placenta previa in Asian population. International Journal of Gynecology and Obstetric. 2007 ; 97 : 26-30
3. Bakker R. Placenta previa. Medscape. 2018. Dapat diakses di https://emedicine.medscape.com/article/262063-overview#a3
4. Creasy RK, Resnik R, Iams J, Lockwood C, Moore T, Greene M. placenta previa, placenta accreta, abruptio placentae and vasa previa. Creasy and Resnik’s Maternal Fetal Medicine : Principles and Practice. Ed 7th . Saunders : Philadelphia, PA ; 2014. 732-742
5. Jan DG, We JS, Shin JU, Choi YJ, Ko HS, Park IY, Shin JC. Maternal outcomes according to placental position in placental previa. Int J Med Sci. 2011 ; 8(5) : 439-444
6. Rosenberg T, Pariente G, Sergienko R, Wiznitzer A, Sheiner E. Critical analysis of risk factors and outcome of placenta previa. Archives of Gynecology and Obstetrics, 2010. 284(1): 47–51. doi:10.1007/s00404-010-1598-7
9. Khirasaria DM et all. A study of complication in cases of placenta previa. Int J Reprod Contracept Obstet Gynecol. 2017 ; 6(12) : 5503-5507
17. Jaswal A, Manaktala U, Sharma JB. Cervical cerclage in expectant management of placenta previa. International Journal of Gynecology & Obstetrics, 2006. 93(1): 51–52. doi:10.1016/j.ijgo.2005.12.025
18. Usta IM, Hobeika EM, Abu Musa AA, Gabriel GE, Nassar AH. Placenta previa-accreta: Risk factors and complications. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 2005. 193(3): 1045–1049. doi:10.1016/j.ajog.2005.06.037
19. Daskalakis G, Simou M, Zacharakis D, et al. Impact of placenta previa on obstetric outcome. International Journal of Gynecology & Obstetrics, 2011. 114(3): 238–241.doi:10.1016/j.ijgo.2011.03.012
20. Jang DG, We JS, Shin JU, et al. Maternal Outcomes According to Placental Position in Placenta Previa. Int J Med Sci, 2011. 8(5): 439-444.
21. Fan D, Wu S, Liu L, et al. Prevalence of antepartum hemorrhage in women with placenta previa: a systematic review and meta-analysis. Sci Rep 2017; 7:40320.
22. Gibbins KJ, Einerson BD, Varner MW, Silver RM. Placenta previa and maternal hemorrhagic morbidity. J Matern Fetal Neonatal Med 2018; 31:494.

Epidemiologi Plasenta Previa
Penatalaksanaan Plasenta Previa
Diskusi Terkait
Anonymous
03 Agustus 2022
Apakah pasien dengan plasenta previa bisa melahirkan secara pervaginam atau secara SC? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Shandy, Sp.OGBagaimanakah sebaiknya cara kita menentukan apakah pasien plasenta previa bisa melahirkan secara pervaginam atau secara SC? Terima kasih...
dr. Anggi Setiawan
28 Mei 2020
Perdarahan saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu apakah dapat dipengaruhi dengan peletakan plasenta
Oleh: dr. Anggi Setiawan
1 Balasan
Alo Dokter, izin berdiskusi mengenai perdarahan saat hamil. Sebenarnya berapa minggu batasan perdarahan saat hamil yang dikategorikan penyebabnya akibat...
dr. Nurul Falah
10 April 2019
Apa plasenta previa masih bisa bergeser?
Oleh: dr. Nurul Falah
28 Balasan
Maaf Dok, Saya ada dilema, cukup banyak user yang menanyakan cara supaya "plasenta previa" bisa bergeser dari jalan lahir, Saya bingung karena sepengetahuan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.