Etiologi Kehamilan Ektopik
Etiologi kehamilan ektopik (ectopic pregnancy) adalah segala keadaan yang dapat menyebabkan hambatan nidasi embrio ke endometrium. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya hambatan dalam nidasi embrio ke endometrium dalam kehamilan ektopik adalah:
Kerusakan pada Tuba Fallopi
Kerusakan pada Tuba Fallopi dapat disebabkan oleh riwayat bedah pada Tuba Fallopi seperti sterilisasi dan rekanalisasi tuba. Riwayat infeksi pada tuba juga menjadi salah satu penyebab kerusakan ini, misalnya pada PID (pelvic inflammatory disease). Adanya peradangan pada tuba dapat menyebabkan hipoplasia saluran tuba dan disfungsi silia tuba.
Selain itu, endometriosis tuba atau divertikel saluran tuba yang bersifat kongenital serta tumor (miomi uteri atau tumor ovarium) di sekitar saluran tuba juga dapat menyebabkan hambatan proses implantasi intrauterine.
Riwayat Kehamilan Ektopik Sebelumnya
Penelitian menunjukkan bahwa seorang perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik sebelumnya memiliki kemungkinan 10-25% untuk kembali mengalami kehamilan ektopik pada kehamilan berikutnya. Hal ini dikaitkan dengan adanya proses cedera pada jaringan tuba yang dapat meninggalkan defek anatomis maupun fisiologis pada saluran tuba falopii.
Abnormalitas Zigot
Apabila zigot tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian terhenti dan tumbuh di saluran tuba.
Pemakaian Intrauterine Device (IUD) Dan Pil KB Progestin-Only
Jika terjadi kehamilan pada akseptor intrauterine device (IUD) dan pil KB progesteron (mini pill), risiko terjadinya kehamilan ektopik akan meningkat karena dua kontrasepsi tersebut mengakibatkan gerakan silia tuba melambat.
Riwayat Terapi Infertilitas
Kehamilan yang merupakan hasil konsepsi yang dibantu seperti pada IVF (in vitro fertilisation) dan ICSI (intracytoplasmic sperm injection) dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
Merokok
Merokok diduga dapat mengganggu motilitas silia tuba yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
Paparan Terhadap DES (Diethylstilbestrol) Selama Kehamilan
Pada kurun waktu 1938 s.d 1971 pemberian DES kepada ibu hamil dilakukan untuk mencegah komplikasi kehamilan seperti abortus dan persalinan prematur. Namun, saat ini pemberiannya kepada ibu hamil sudah dihentikan.
Riwayat Infeksi Menular Seksual
Pasien dengan riwayat infeksi klamidia dan gonorrea memiliki risiko kehamilan ektopik empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan populasi normal. Adanya infeksi berulang juga meningkatkan risiko karena meningkatkan kerusakan gerakan silia, obstruksi tuba, dan adhesi pelvis. Infeksi klamidia meningkatkan produksi protein yang disebut prokineticin receptor 2 (PROKR2) yang memiliki efek kemotaktik sehingga meningkatkan kemungkinan implantasi pada wilayah yang terinfeksi. [1,2-5]
Faktor Risiko
Faktor risiko kehamilan ektopik (ectopic pregnancy) dapat dikategorikan menjadi faktor risiko tinggi, sedang, dan rendah. Walaupun etiologi kehamilan ektopik adalah multifaktorial, namun 50% pasien dengan kehamilan ektopik memiliki risiko yang dapat diidentifikasi.
Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya adalah faktor risiko yang termasuk risiko tinggi, dengan 25% wanita dengan riwayat kehamilan ektopik sebelumnya berisiko mengalami kejadian ulangan. Selain itu, adanya gangguan anatomi tuba, seperti pada infeksi, anomali kongenital, endometriosis, dan operasi, juga termasuk ke dalam faktor risiko tinggi.
Penggunaan intrauterine device (IUD) meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, dimana penggunaan IUD progesterone memiliki risiko kehamilan ektopik lebih tinggi dibandingkan IUD copper.
Adanya riwayat infeksi klamidia atau gonore merupakan faktor risiko sedang terjadinya kehamilan ektopik. Selain itu, jumlah pasangan seksual lebih dari satu, merokok, dan kadar estrogen serum yang tinggi, juga merupakan faktor risiko sedang pada kehamilan ektopik.
Faktor risiko rendah pada kehamilan ektopik adalah pada assisted reproductive technology (ART), usia kehamilan kurang dari 18 tahun, usia kehamilan lebih dari 35 tahun, dan kebiasaan vaginal douching. [5]