Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Kehamilan Ektopik irfan 2021-09-13T16:54:19+07:00 2021-09-13T16:54:19+07:00
Kehamilan Ektopik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Kehamilan Ektopik

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Pada umumnya, etiologi kehamilan ektopik adalah transportasi embrio abnormal dan perubahan lingkungan tuba, yang memungkinkan terjadinya implantasi abnormal. Ada beberapa faktor seperti toksin, infeksi, gangguan imunologis, dan perubahan hormonal yang dapat menyebabkan peradangan.[4]

Faktor Risiko

Secara teori, segala sesuatu yang menghambat migrasi sel telur yang telah dibuahi (blastokista) ke rongga endometrium dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Faktor risiko yang paling umum dipelajari adalah faktor risiko kehamilan ektopik tuba. Namun, kehamilan ektopik nontubal (seperti di ovarium) juga memiliki faktor risiko serupa.[4,5]

Usia

Usia ibu telah terbukti menjadi faktor risiko kehamilan ektopik. Insidensi tertinggi terjadi pada wanita berusia >35 tahun, baik dalam kasus kehamilan spontan ataupun assisted reproductive technology. Penjelasan pasti untuk temuan ini belum diketahui tetapi usia disimpulkan dapat memengaruhi fungsi tuba, termasuk keterlambatan transportasi oosit.[4,5]

Riwayat Kehamilan Ektopik

Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya merupakan faktor risiko kuat. Tingkat rekurensi dilaporkan berkisar antara 5–25% atau sekitar 10 kali lipat risiko populasi umum. Tata laksana kehamilan ektopik sebelumnya, baik dengan terapi medikamentosa maupun operasi, juga mengakibatkan perubahan patologis pada motilitas tuba, fungsi silia, dan kontraksi uterus, sehingga dapat turut menjadi faktor risiko.[4,5]

Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok diduga dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik dengan cara menyebabkan disfungsi tuba, termasuk desiliasi. Tobacco dan nikotin dalam rokok bisa menyebabkan gangguan epitelisasi dan disregulasi sinyal parakrin yang dibutuhkan untuk transportasi dan perkembangan embrio secara terkoordinasi. Menurut suatu penelitian retrospektif, kemungkinan kehamilan ektopik adalah tiga kali lebih tinggi pada wanita perokok.[4-6]

Riwayat Penyakit Inflamasi Panggul

Riwayat infeksi panggul atau penyakit radang panggul dikaitkan dengan peningkatan risiko kehamilan ektopik. Chlamydia trachomatis secara khusus terlibat sebagai faktor risiko kehamilan ektopik. Infeksi secara asenden dan salpingitis yang dihasilkan bisa menyebabkan disfungsi tuba dan kelainan implantasi. Infeksi lain yang juga berpotensi mengganggu fungsi tuba adalah infeksi Neisseria gonorrhoeae, infeksi Mycoplasma, dan schistosomiasis.[4,5]

Riwayat Operasi

Riwayat operasi tuba sebelumnya (seperti reanastomosis, salpingostomi, tuboplasti, dan lisis adhesi) merupakan faktor risiko kehamilan ektopik. Riwayat operasi lain yang menyebabkan adhesi regio pelvis seperti endometriosis dan appendicitis juga mungkin mengubah anatomi tuba falopi dan menjadi faktor risiko.[4,5]

Sterilisasi dan Penggunaan Intrauterine Device (IUD)

Pada wanita yang menjalani sterilisasi dengan metode operasi, tingkat kegagalan diperkirakan mencapai 18,5 per 1.000 kasus. Wanita yang disterilisasi sebelum usia 30 tahun memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik daripada mereka yang disterilisasi setelah usia 30 tahun.

Tingkat kehamilan ektopik bervariasi berdasarkan teknik sterilisasi. Pada koagulasi bipolar, 65% kehamilan adalah ektopik. Sementara itu, pada sterilisasi unipolar atau klip, sekitar 15% kehamilan adalah ektopik. Pada kehamilan dengan IUD, setengah kasus terjadi pada penggunaan IUD hormonal dengan kandungan levonorgestrel.[4,5]

Assisted Reproductive Technology

Assisted reproductive technology merupakan faktor risiko kehamilan ektopik. Sekitar 2–5% kehamilan dari metode ini ditemukan ektopik. Tiga faktor risiko utama adalah jenis prosedur yang digunakan, karakteristik kesehatan reproduksi wanita, dan perkiraan potensi implantasi embrio. Riwayat infertilitas, bahkan tanpa adanya penyakit tuba yang diketahui, dikaitkan pula dengan kehamilan ektopik.[4,5,7]

Referensi

4. Panelli DM, Phillips CH, Brady PC. Incidence, diagnosis and management of tubal and nontubal ectopic pregnancies: a review. Fertil Res Pract. 2015;1:15.
5. Li C, Zhao W-H, Zhu Q, et al. Risk factors for ectopic pregnancy: a multi-center case-control study. BMC Pregnancy Childbirth. 2015 Aug 22;15(1):187.
6. Gaskins AJ, Missmer SA, Rich-Edwards JW, et al. Demographic, lifestyle, and reproductive risk factors for ectopic pregnancy. Fertil Steril. 2018 Dec 1;110(7):1328–37.
7. Bu Z, Xiong Y, Wang K, Sun Y. Risk factors for ectopic pregnancy in assisted reproductive technology: a 6-year, single-center study. Fertil Steril. 2016 Jul 1;106(1):90–4.

Patofisiologi Kehamilan Ektopik
Epidemiologi Kehamilan Ektopik

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
    Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
Diskusi Terkait
dr.Emma Enggar Safitri
28 Desember 2021
Perbedaan Kehamilan Ektopik dan Kehamilan Ektopik terganggu secara pemeriksaan klinis - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr.Emma Enggar Safitri
2 Balasan
Alo dr. Raissa Liem, Sp.OG, B.Med.ScIzin bertanya dokter, secara klinis apa yg membedakan kehamilan ektopik (KE) dan kehamilan ektopik terganggu (KET)...
dr.Andrew Logan
22 Maret 2019
Bagaimana mencegah KET berulang?
Oleh: dr.Andrew Logan
7 Balasan
Ada pasien yang mengalami abortus 1x, dan KET 1x, sehingga dilakukan tubektomi.Untuk mengedukasi pasien, kira2 apa sajakah yang perlu diedukasi untuk...
dr. Riko Saputra
19 November 2018
diagnosis kehamilan ektopik pada pasien telat 5 minggu dan tidak ditemukan kantong kehamilan intrauterin
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
selamat pagi dokter mohon ijin bertanya, ada seorang user menanyakan bahwa dia HPHT 13 Okt 2018, kemudian tanggal 13 Nov tespek hasilnya samar, kemudian...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.