Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik irfan 2023-01-20T10:49:11+07:00 2023-01-20T10:49:11+07:00
Kehamilan Ektopik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Penatalaksanaan kehamilan ektopik dapat berupa terapi medikamentosa dengan methotrexate (MTX) sistemik atau berupa operasi. Penatalaksanaan medikamentosa dengan MTX telah terbukti lebih hemat dari segi biaya dan dapat mempertahankan keberhasilan pengobatan dan kesuburan yang mirip dengan pembedahan.[4,13]

Observasi

Observasi rawat jalan dengan penatalaksanaan expectant dapat dipertimbangkan pada wanita dengan keadaan klinis stabil tanpa nyeri, yang memiliki kehamilan ektopik tuba dengan ukuran <35 mm, tidak memiliki detak jantung janin yang terdeteksi dengan USG transvaginal, dan memiliki kadar serum hCG <1500 IU/L. Akan tetapi, pasien harus dipastikan dapat kembali sewaktu-waktu untuk evaluasi dan tindak lanjut bila perlu.[9]

Medikamentosa

Methotrexate (MTX) adalah agen kemoterapi antimetabolit yang dapat mengikat enzim dihidrofolat reduktase, yang terlibat dalam sintesis nukleotida purin. MTX mengganggu sintesis asam deoksiribonukleat (DNA) dan mengganggu multiplikasi sel. Efektivitas MTX pada jaringan trofoblas telah diketahui dengan baik.

Pada kehamilan ektopik, MTX diberikan dalam satu atau beberapa injeksi intramuskular (IM). Pengobatan dengan MTX merupakan pilihan jika kehamilan terletak di serviks, ovarium, interstisial, atau bagian cornual tuba.[4,13]

Tata laksana dengan MTX dapat dipertimbangkan pada wanita (yang tidak mengalami nyeri signifikan) yang menderita kehamilan ektopik dengan massa adneksa <35 mm tanpa detak jantung janin yang terdeteksi, memiliki kadar serum hCG <1500 IU/L, tidak memiliki kehamilan intrauterin yang dibuktikan dengan USG, dan memiliki akses untuk kembali sewaktu-waktu jika perlu tindak lanjut.

MTX sebaiknya hanya ditawarkan pada kunjungan pertama bila diagnosis kehamilan ektopik telah ditegakkan dan kehamilan intrauterin yang viable telah dieksklusi. Data mengenai kontraindikasi absolut dan relatif MTX dapat ditinjau di tabel di bawah.[4,9]

Tabel 1. Kontraindikasi Absolut dan Relatif Tata Laksana dengan MTX

Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif
Kondisi klinis tidak stabil, ada tanda-tanda ruptur kehamilan ektopik Ada aktivitas jantung janin
Kehamilan heterotopik viable

β-hCG >5.000 mIU/mL
Hasil tes fungsi liver meningkat >2 kali batas atas nilai rujukan Ada massa ektopik >4 cm pada dimensi terbesar
Leukosit <1.500/uL Pasien menolak transfusi darah
Trombosit <100.000/uL Pasien tidak dapat dievaluasi lebih lanjut ke depannya
Kreatinin >1,5 mg/dL
Sedang menyusui
Sedang menderita penyakit paru aktif
Sedang menderita ulkus peptikum aktif
Anemia sedang-berat
Hipersensitif terhadap MTX

Pasien harus disarankan berhenti mengonsumsi vitamin prenatal karena suplementasi folat akan melawan aksi MTX. Pasien juga harus menghindari: sinar matahari yang berlebihan karena ada risiko dermatitis akibat MTX; obat antiinflamasi nonsteroid yang dapat menunda ekskresi MTX oleh ginjal; alkohol; aktivitas seksual; dan aktivitas fisik yang berlebihan karena dapat menyebabkan ruptur kehamilan ektopik.[4,13]

Regimen Dosis Tunggal Methotrexate

Regimen dosis tunggal terdiri dari injeksi MTX (50 mg/m2 luas permukaan tubuh), dengan pemberian dosis tambahan (interval mingguan) untuk pasien dengan respons yang tidak memadai. Suntikan berulang diizinkan setiap 7 hari hingga 4 dosis. Regimen dosis tunggal memiliki efek samping yang lebih sedikit daripada regimen lain.[4,13]

Tabel 2. Regimen Tata Laksana MTX Dosis Tunggal

Hari ke-1 Hari ke-4 Hari ke-7
Lab β-hCG, darah lengkap, blood urea nitrogen, kreatinin, tes fungsi liver, golongan darah, skrining antibodi β-hCG β-hCG, darah lengkap, blood urea nitrogen, kreatinin, tes fungsi liver
Tindakan Injeksi MTX (50 mg/ m2 luas permukaan tubuh) Tidak ada tindakan

Jika penurunan β-hCG <15% dari hari ke-4 hingga hari ke-7, berikan MTX, kembali ke hari 1 protokol. Ulangi MTX hingga total 4 dosis

Jika penurunan β-hCG >15%, periksa β-hCG dengan interval 1 minggu sampai nilai nol


Regimen Dosis Multipel Methotrexate

Regimen dosis multipel MTX menggunakan kombinasi beberapa dosis MTX dengan leucovorin untuk meminimalkan efek samping. Regimen ini melibatkan pemberian MTX sebanyak 1 mg/kg (IM) pada hari ke 0, 2, 4, dan 6, diikuti dengan 4 dosis leucovorin 0,1 mg/kg pada hari ke 1, 3, 5, dan 7. Regimen dosis ganda sebenarnya sudah jarang digunakan karena efek samping lebih tinggi dan kepatuhan pasien lebih rendah.[1,4,13]

Rekomendasi pada Kondisi Khusus

Terlepas dari regimen pengobatan mana yang dipilih, jika tingkat β-hCG tidak menurun secara adekuat, tata laksana operasi harus dipertimbangkan. Peningkatan kadar serum β-hCG sepanjang regimen dosis multipel atau setelah 2 pemberian MTX dosis tunggal menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya ruptur tuba.

Selain itu, terapi medikamentosa harus diganti dengan operasi jika pasien datang dengan ketidakstabilan hemodinamik atau gejala klinis lain yang berhubungan dengan ruptur kehamilan ektopik.

Jika kadar serum β-hCG pasien menurun secara adekuat dan tidak memerlukan tindak lanjut, kadar β-hCG harus dipantau setiap minggu hingga tidak terdeteksi. Umumnya kadar β-hCG menjadi normal dalam 2–3 minggu tetapi hal ini dapat memakan waktu hingga 8 minggu pada pasien dengan level β-hCG awal yang lebih tinggi.[4]

Pembedahan

Pembedahan diindikasikan pada pasien dengan kontraindikasi terapi medikamentosa, pasien dengan keadaan klinis yang dicurigai sebagai ruptur kehamilan ektopik, dan pasien dengan kondisi hemodinamik tidak stabil. Pembedahan dapat dilakukan secara laparotomi atau laparoskopi.

Laparoskopi memiliki keunggulan dibandingkan laparotomi dalam hal perdarahan yang lebih sedikit, kebutuhan antinyeri yang berkurang, dan masa rawat inap yang lebih pendek. Namun, tidak ada perbedaan signifikan antara hasil akhir laparotomi ataupun laparoskopi.

Ada dua metode eksisi kehamilan ektopik tuba, yaitu salpingektomi dan salpingotomi. Salpingotomi adalah pengangkatan kehamilan ektopik melalui insisi tuba. Salpingektomi adalah pengangkatan tuba falopi secara komplit yang direkomendasikan pada kasus kerusakan tuba barat, perdarahan yang tidak dapat dihentikan, riwayat sterilisasi tuba, dan ukuran kehamilan ektopik yang besar (diameter >5 cm).[4]

Referensi

1. Sepilian VP. Ectopic Pregnancy: Practice Essentials, Background, Etiology. Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/2041923-overview#a3
4. Panelli DM, Phillips CH, Brady PC. Incidence, diagnosis and management of tubal and nontubal ectopic pregnancies: a review. Fertil Res Pract. 2015;1:15.
9. NICE. Ectopic pregnancy and miscarriage: diagnosis and initial management [Internet]. National Institute for Health and Care Excellence. NICE; 2019. https://www.nice.org.uk/guidance/ng126/chapter/Recommendations
13. Taran F-A, Kagan K-O, Hübner M, et al. The Diagnosis and Treatment of Ectopic Pregnancy. Dtsch Ärztebl Int. 2015 Oct;112(41):693–704.

Diagnosis Kehamilan Ektopik
Prognosis Kehamilan Ektopik

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
    Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
Diskusi Terkait
dr.Emma Enggar Safitri
28 Desember 2021
Perbedaan Kehamilan Ektopik dan Kehamilan Ektopik terganggu secara pemeriksaan klinis - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr.Emma Enggar Safitri
2 Balasan
Alo dr. Raissa Liem, Sp.OG, B.Med.ScIzin bertanya dokter, secara klinis apa yg membedakan kehamilan ektopik (KE) dan kehamilan ektopik terganggu (KET)...
dr.Andrew Logan
22 Maret 2019
Bagaimana mencegah KET berulang?
Oleh: dr.Andrew Logan
7 Balasan
Ada pasien yang mengalami abortus 1x, dan KET 1x, sehingga dilakukan tubektomi.Untuk mengedukasi pasien, kira2 apa sajakah yang perlu diedukasi untuk...
dr. Riko Saputra
19 November 2018
diagnosis kehamilan ektopik pada pasien telat 5 minggu dan tidak ditemukan kantong kehamilan intrauterin
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
selamat pagi dokter mohon ijin bertanya, ada seorang user menanyakan bahwa dia HPHT 13 Okt 2018, kemudian tanggal 13 Nov tespek hasilnya samar, kemudian...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.