Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Prognosis Distosia general_alomedika 2019-08-26T17:37:11+07:00 2019-08-26T17:37:11+07:00
Distosia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Distosia

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Prognosis distosia biasanya berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan selanjutnya. Beberapa penelitian menyatakan bahwa distosia saat persalinan biasanya akan menyebabkan kesulitan persalinan pada kehamilan berikutnya. Sementara itu distosia dapat menyebabkan komplikasi, baik dari ibu maupun bayi.

Komplikasi

Sebuah studi kohort retrospektif pada lebih dari 50.000 wanita dengan kehamilan lebih dari 37 minggu dan tidak memiliki riwayat sectio caesarea, untuk melihat komplikasi distosia pada ibu dan anak. Pasien yang melakukan dorongan aktif lebih dari 1 jam memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sectio caesarea, persalinan vaginal operatif, perdarahan pasca persalinan, dan laserasi derajat 3 dan 4 pada perineum. [4]

Studi tersebut juga meneliti adanya komplikasi pada janin. Komplikasi yang dinilai dalam studi adalah penggunaan ventilasi mekanik, sepsis, kelumpuhan pleksus brakial, fraktur, kejang, ensefalopati hipoksik-iskemik, atau kematian di bawah 120 hari. Komplikasi ini ditemukan lebih banyak pada pasien yang melakukan dorongan aktif diatas 2 jam pada pasien nulipara dan diatas 1 jam pada pasien multipara. [4]

Pada studi kohort lain dengan jumlah subjek lebih dari 120.000 ditemukan bahwa risiko korioamnionitis, trauma pada persalinan, dan trauma pada neonatus akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan durasi pada kala 2 persalinan. Risiko morbiditas maternal yang termasuk dalam studi ini adalah korioamnionitis, trauma obstetrik, transfusi darah, pendarahan pasca persalinan, komplikasi luka, dan demam pada masa nifas. Komplikasi tersebut ditemukan tertinggi pada durasi kala 2 lebih dari 5 jam pada pasien nulipara dan lebih dari 3 jam pada pasien multipara. [5]

Untuk morbiditas pada neonatus, kondisi yang dinilai adalah nilai Apgar kurang dari 7, trauma mayor dan minor, sepsis, dan dirawatnya neonatus ke ruang intensif. Risiko ini ditemukan paling tinggi pada durasi kala 2 antara 4–5 jam pada pasien nulipara dan antara 2–3 jam pada pasien multipara. [5]

Prognosis

Sebuah studi kohort retrospektif  pada 1.655 wanita menemukan bahwa pasien sectio caesarea karena distosia pada kala 2 persalinan, akan memiliki risiko distosia bahu, persalinan pervaginal operatif dan ruptur uteri pada kala 2 persalinan pada persalinan berikutnya. Risiko ini lebih tinggi pada kasus janin makrosomia. [28]

Studi retrospektif lain pada 1.650 wanita menemukan bahwa 6,4% di antaranya mengalami perlambatan persalinan (obstructed labour). Morbiditas akibat perlambatan persalinan yang paling banyak ditemukan pada ibu adalah infeksi saluran kemih (36,4%), sepsis puerperium (28,0%), ekstensi insisi uterus (25,2%), dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri (17,8%). Sementara itu, lebih dari setengah bayi yang lahir dari kondisi distosia membutuhkan perawatan insentif karena nilai Apgar kurang dari 7. [22]

Referensi

4. Grobman WA, Bailit J, Lai Y, et al. Association of the Duration of Active Pushing With Obstetric Outcomes. Obstet Gynecol. 2016;127(4):667–673
5. Allen VM, Baskett TF, O’Connell CM, McKeen D, Allen AC. Maternal and perinatal outcomes with increasing duration of the second stage of labor. Obstet Gynecol. 2009;113(6):1248-58
22. Abou Zahr C. Global burden of maternal death and disability. Br Med Bull 2003; 67:1–11
28. Basak S, Kanungo S, Majhi C. Symphysiotomy: is it obsolete?. J Obstet Gynaecol Res. 2011;37(7):770-4

Penatalaksanaan Distosia
Edukasi dan Promosi Kesehatan Di...
Diskusi Terbaru
dr. Ferry Roferdi
Hari ini, 09:03
Surat sakit
Oleh: dr. Ferry Roferdi
1 Balasan
Alodokter. Mohon ijin bertanya. Apakah ada kriteria khusus untuk pasien agar mendapatkan surat sakit? Jika ada mohon share beserta sumbernya. Dikarenakan...
Anonymous
Hari ini, 08:21
Gatal gatal
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pasien dengan gatal gatal +/- 1 bulan yang lalu, awalnya seperti bentol lalu menyebar seluruh tubuh alergi makanan (-) aktivitas pasien berkerja di kebun,...
Anonymous
Hari ini, 01:32
Asma Anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Saya bertugas di PKM di daerah terpencil. Saya memiliki pasien anak asma eksaserbasi akut umur 3 tahun 2 bulan dgn BB 10.3 kg, sya sudah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.