Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Korioamnionitis general_alomedika 2023-02-02T13:32:09+07:00 2023-02-02T13:32:09+07:00
Korioamnionitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Korioamnionitis

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Korioamnionitis merupakan salah satu komplikasi kehamilan intrauteri dan penyebab tersering dari persalinan preterm, yang menjadi penyebab utama mortalitas perinatal dan morbiditas jangka panjang pada anak. Bayi yang lahir dengan riwayat korioamnionitis juga memiliki risiko tinggi mengalami sepsis neonatorum.[3,4]

Korioamnionitis ditandai oleh inflamasi dan/atau infeksi pada membran amniotik dan membran korionik, serta jaringan yang terkait, seperti desidua, pembuluh darah fetal, dan korda umbilikalis.[1,2]

Depositphotos_120946512_s-2019-min

Saat ini, terdapat istilah deskriptif baru yang diajukan oleh National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), yaitu ‘inflamasi atau infeksi intrauteri, atau keduanya’ yang disingkat sebagai Triple I. Istilah ini telah banyak digunakan untuk menggantikan istilah korioamnionitis. Walau demikian, istilah ini belum diterima secara universal.[1,2]

Diagnosis korioamnionitis dapat ditegakkan melalui temuan klinis berupa demam maternal yang dapat disertai oleh takikardia maternal, takikardia janin, sekret purulen atau berbau pada serviks, dan nyeri pada uterus. Pemeriksaan darah, kultur cairan amnion dan histopatologi merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis korioamnionitis.[5,6]

Istilah ‘korioamnionitis klinis’ digunakan saat korioamnionitis disertai gejala klinis, sementara ‘korioamnionitis histologis’ adalah keadaan saat diagnosis korioamnionitis didasarkan pada temuan patologis dari pemeriksaan mikroskopis plasenta. Pada korioamnionitis histologis, sering kali tidak dijumpai gejala klinis (subklinis).[6]

Penatalaksanaan utama dalam kasus korioamnionitis adalah dengan pemberian antibiotik disertai dengan pemberian antipiretik. Terminasi kehamilan dapat dipertimbangkan pada kondisi tertentu, misalnya abses otak atau perforasi intestinal.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Intrapartum Management of Intramniotic Infection. ACOG Committee Opinion. The American College of Obstetric and Gynecologist. 2017. https://www.acog.org/Clinical-Guidance-and-Publications/Committee-Opinions/Committee-on-Obstetric-Practice/Intrapartum-Management-of-Intraamniotic-Infection
2. Peng CC, Chang JH, Lin HY, Cheng PJ, Su BH. Intrauterine inflammation, infection, or both (Triple I): A new concept for chorioamnionitis. Pediatr Neonatol. 2018 Jun;59(3):231-237.
3. Henriquez G, Rodrigo GM. Chorioamnionitis and neonatal morbidity : current perspective.Research and Report in Neonatology. 2017;7:41 – 52
4. Fowler JR, Simon LV. Chorioamnionitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532251/
5. Kachikis A, Eckert LO, Walker C, Bardají A, Varricchio F, Lipkind HS, Diouf K, Huang WT, Mataya R, Bittaye M, Cutland C, Boghossian NS, Mallett Moore T, McCall R, King J, Mundle S, Munoz FM, Rouse C, Gravett M, Katikaneni L, Ault K, Klein NP, Roberts DJ, Kochhar S, Chescheir N; Brighton Collaboration Chorioamnionitis Working Group. Chorioamnionitis: Case definition & guidelines for data collection, analysis, and presentation of immunization safety data. Vaccine. 2019 Dec 10;37(52):7610-7622.
6. Tita AT, Andrews WW. Diagnosis and management of clinical chorioamnionitis. Clin Perinatol. 2010 Jun;37(2):339-54.

Patofisiologi Korioamnionitis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 15:01
Cara untuk mengetahui keberhasilan terapi bell's palsy
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Ijin bertanya untuk mengetahui keberhasilan terapi bell's palsy bagaimana ya dok? Kapan diputuskan perlu dilakukan fisioterapi?Terima kasih.
Anonymous
Hari ini, 10:59
Mengapa OAT diminum setiap hari pada pasien TB anak fase lanjutan?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok.Izin bertanya.Mengapa OAT diminum setiap hari pada pasien TB anak fase lanjutan, sedangkan pada dewasa fase lanjutan diminum 3x seminggu ?Terimakasih
Anonymous
Hari ini, 08:47
Tremor sepanjang hari saat dalam pengobatan obat psikiatrik
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo, DokterMohon pendapatnya dok, Pasien datang ke faskes tingkat 1 dengan keluhan tremor sepanjang hari dan intensitasnya meningkat ketika sedang kelelahan....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.