Etiologi Distosia
Etiologi distosia secara umum dibagi menjadi tiga kelompok yang dikenal dengan singkatan 3P (power, passage, dan passenger). Power merupakan kontraksi uterus yang tidak adekuat, passage adalah abnormalitas jalan lahir, sedangkan passenger menyatakan kondisi janin yang tidak normal. Penyebab distosia bisa multifaktorial dari kondisi abnormal tersebut.[2]
Untuk dapat memilih penanganan yang tepat, maka penyebab distosia dapat diklasifikasikan menjadi penyebab ibu hamil dan penyebab janin.[8]
Etiologi Ibu Hamil
Penyebab distosia dari faktor ibu termasuk lemahnya kontraksi uterus dan kelainan jalan lahir. Inersia uteri atau tidak adekuatnya kontraksi uterus bisa primer maupun sekunder. Inersia uteri primer biasanya karena overdistensi uterus akibat kehamilan gemelli atau pada polihidramnion. Sedangkan Inersia uteri sekunder disebabkan kelelahan miometrium akibat obstruksi persalinan.[2,8]
Kelainan jalan lahir termasuk disproporsi kepala janin dengan rongga pelvis ibu, deformitas pelvis, torsio uteri, dilatasi inkomplit serviks, atau adanya massa pada seperti keganasan yang dapat menutupi jalan lahir. Kondisi stenosis vulva dan vestibulum pada ibu hamil usia belia juga dapat menyebabkan distosia. [8,11]
Etiologi Janin
Penyebab distosia dari faktor janin biasanya karena malposisi, malpresentasi, atau disproporsi kepala panggul (cephal pelvic disproportion / CPD). Janin yang relatif lebih besar daripada pelvis ibu (fetopelvic disproportion) akan menyebabkan distosia, jadi malposisi dan malpresentasi janin tidak akan menjadi masalah bila besar bayi tidak terlalu besar.[8]
Malposisi yang paling sering ditemukan adalah posisi oksipitoposterior. Janin biasanya akan berputar menjadi oksipitoanterior saat sebelum persalinan, namun sekitar 2 – 7% janin pada kehamilan pertama akan tetap pada posisi oksipitoposterior. [9,10]
Faktor Risiko
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko distosia, yaitu:
- Usia ibu >35 tahun
- Tinggi ibu < 150 cm
- Primipara
Ansietas ibu hamil
- Kehamilan multipel
- Usia kehamilan > 41 minggu
- Panggul ibu sempit
- Infeksi intrauterin
- Penggunaan analgesia epidural
- Berat badan janin lebih dari 4.000 gram (makrosomia)
- Posisi kepala tinggi saat dilatasi serviks maksimal (>2 cm)
- Posisi janin oksipitoanterior
- Polihidramnion atau oligohidramnion
- Ketuban pecah dini
- Faktor maternal yang lain, seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat kematian perinatal sebelumnya, penggunaan obat fertilitas, dan riwayat distosia pada keluarga. [2, 12-18]