Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Ruptur Perineum general_alomedika 2019-11-29T15:47:00+07:00 2019-11-29T15:47:00+07:00
Ruptur Perineum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Ruptur Perineum

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Ruptur perineum adalah robeknya organ genital wanita yang biasanya terjadi pada saat melahirkan. Ruptur perineum dapat terjadi secara spontan maupun iatrogenik, yaitu karena episiotomi dan persalinan dengan bantuan instrumen.

Ruptur perineum berdasarkan lokasinya dapat dibagi menjadi dua, yakni ruptur perineum anterior dan posterior. Umumnya pada persalinan, ruptur yang sering terjadi adalah ruptur perineum posterior yaitu robekan pada dinding posterior vagina ke arah anus.

Ruptur perineum dibagi lagi berdasarkan derajat keparahannya, dari derajat 1 yang hanya mengenai mukosa vagina dan kulit perineum hingga derajat 4, yakni robekan yang meluas hingga epitel anus. [1,2]

Sumber: Ultra00, Wikimedia commons, 2011 Sumber: Ultra00, Wikimedia commons, 2011

Ruptur perineum dapat didiagnosis secara langsung melalui pemeriksaan fisik yang menyeluruh terutama setelah persalinan untuk memeriksa adanya laserasi. Selain itu pemeriksaan colok dubur juga dapat dilakukan untuk memastikan apakah adanya ruptur hingga ke sfingter atau saluran anus. Pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi dapat digunakan juga untuk membantu diagnosis ruptur perineum.

Tata laksana ruptur perineum dilakukan dengan penjahitan robekan serta dengan non medikamentosa ataupun medikamentosa seperti antibiotik, penghilang nyeri dan laksatif. Selain itu, pasien dapat diedukasi dalam hal posisi, gerakan, latihan pelvic floor, serta perawatan luka.[1,2]

Referensi

1. Goh, R., D. Goh, and H. Ellepola, Perineal tears A review. Australian Journal for General Practitioners, 2018. 47: p. 35-38. https://www1.racgp.org.au/ajgp/2018/january-february/perineal-tears-a-review
2. Homer, C. and A. Wilson. Perineal Tears: A literature review. 2018; Available from: https://www.safetyandquality.gov.au/wp-content/uploads/2019/01/D19-2045-Perineal-tears-lit-review-including-Commission-cover-for-external-publications_Jan-2019.pdf.

Patofisiologi Ruptur Perineum
Diskusi Terkait
dr.Liganda Endo Mahata
09 Mei 2018
penanganan ruptur perineum derajat 3-4
Oleh: dr.Liganda Endo Mahata
7 Balasan
dok , ada user yang menanyakan apakah perineal repair pada ruptur perineum derajat 3-4 yg sudah ditangani terlebih dahulu oleh dukun beranak baru bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.