Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ruam Popok general_alomedika 2022-08-08T16:32:39+07:00 2022-08-08T16:32:39+07:00
Ruam Popok
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ruam Popok

Oleh :
Immanuela Hartono
Share To Social Media:

Patofisiologi ruam popok (diaper rash) diduga berhubungan dengan adanya kondisi yang lembap pada kulit akibat terkena urin, peningkatan pH karena enzim-enzim dari feses, dan kolonisasi mikroorganisme.[1,2]

Keadaan Lembap

Keadaan lembap berkepanjangan pada area popok menyebabkan maserasi pada stratum korneum. Hal ini menyebabkan kelemahan integritas kulit sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap gesekan, misalnya dengan popok. Kulit juga menjadi lebih rentan terhadap iritasi akibat enzim dan infeksi bakteri. Keadaan lembap dan gesekan berulang berkontribusi pada terjadinya ruam popok.

Sawar kulit pada bayi prematur lebih rentan dibandingkan bayi cukup bulan. Pada bayi yang lahir di usia gestasi 30–32 minggu, fungsi sawar kulit baru sempurna 2–4 minggu setelah kelahiran. Hal ini menyebabkan bayi prematur lebih mudah mengalami ruam popok.

Pemilihan popok yang tepat juga memegang kendali dalam patofisiologi ruam. Penggunaan popok yang terlalu ketat akan memberikan gesekan terus menerus dan merusak lamella interselular lipid pada jaringan stratum korneum sehingga integritas fisik kulit terganggu atau menjadi tidak intak. Keadaan kulit yang tidak intak dapat menjadi sumber masuknya patogen.[1,3,4,6]

Perubahan pH

Situasi asam merupakan kondisi yang ideal pada kulit daerah inguinal dan bokong dalam menjaga flora normal sebagai proteksi untuk melawan bakteri dan jamur patogen. Nilai normal pH pada kulit adalah antara 4,5–5,5.

Urin memiliki pH antara 4,6–8, sedangkan pH feses lebih tinggi lagi, yaitu sekitar 6,5–7,5. Paparan urin dan feses dapat meningkatkan pH kulit menjadi di atas 7. Selain itu, terjadi peningkatan aktivitas enzim feses, seperti protease, lipase, dan urease. Enzim-enzim ini menyebabkan iritasi pada kulit. Peningkatan aktivitas protease dan lipase juga terjadi pada keadaan transit gastrointestinal yang memendek, misalnya akibat gastroenteritis.

Urease feses berfungsi sebagai katalis untuk memecah urea menjadi amonia, sehingga semakin meningkatkan pH kulit. Akibatnya, permeabilitas kulit meningkat terhadap garam empedu dan iritan lainnya. Air susu ibu (ASI) dapat menjadi faktor protektif terhadap ruam popok. Feses bayi yang  minum ASI memiliki pH lebih rendah, aktivitas protease dan lipase yang lebih rendah, juga kandungan urease yang lebih sedikit, dibandingkan bayi yang minum susu formula.[1,3,4]

Kolonisasi Mikroorganisme

Kulit pada area popok sering terpapar feses. Hal ini mengakibatkan bakteri usus dapat ditemukan juga di kulit. Pada kulit yang telah mengalami peningkatan pH dan aktivitas enzim feses, keberadaan bakteri akan menyebabkan perburukan dermatitis. Kolonisasi mikroorganisme menyebabkan infeksi sekunder pada kulit yang telah mengalami Inflamasi.

Selain bakteri, dapat juga terjadi kolonisasi Candida albicans yang menyebabkan kandidiasis pada area popok. Maserasi kulit merupakan faktor yang mempermudah terjadinya kolonisasi jamur.[1,3,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Dib R, Kazzi AA. Diaper rash. Medscape. 2021 https://emedicine.medscape.com/article/801222-overview#a1
2. Benitez Ojeda AB, Mendez MD. Diaper Dermatitis. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559067/
3. Agrawal R. Diaper dermatitis. Medscape. 2020 https://emedicine.medscape.com/article/911985-overview#a4
4. Šikić Pogačar M, Maver U, Marčun Varda N, Mičetić-Turk D. Diagnosis and management of diaper dermatitis in infants with emphasis on skin microbiota in the diaper area. Int J Dermatol. 2018 Mar;57(3):265-275. doi: 10.1111/ijd.13748.
6. Stamatas GN, Tierney NK. Diaper dermatitis: etiology, manifestations, prevention, and management. Pediatric Dermatology. 2014 Jan;31(1):1-7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24224482/

Pendahuluan Ruam Popok
Etiologi Ruam Popok

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
  • 5 Lesi Kulit pada Neonatus
    5 Lesi Kulit pada Neonatus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...
dr. Risna Safitri
Dibalas 14 Agustus 2024, 17:16
Ruam hingga luka apakah infeksi bakteri?
Oleh: dr. Risna Safitri
2 Balasan
Izin berdiskusi dok. Seorang Pasien wanita usia 21 tahun dengan keluhan gatal dan luka pada kaki. Hal ini dialami sejak 3 hari. Ada riwayat membersihkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.