Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ruam Popok general_alomedika 2022-08-08T16:45:56+07:00 2022-08-08T16:45:56+07:00
Ruam Popok
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ruam Popok

Oleh :
Immanuela Hartono
Share To Social Media:

Edukasi pada ruam popok atau diaper rash terutama bertujuan untuk mencegah terjadinya ruam popok. Kulit pada area popok harus dijaga higienitasnya, serta mengganti popok lebih sering untuk mencegah kulit menjadi terlalu lembap.

Edukasi Pasien

Edukasi yang dapat diberikan pada orang tua pasien adalah tentang kebiasaan menggunakan popok dengan benar. Beberapa hal yang perlu dilakukan, misalnya mengganti popok setidaknya 2 jam sekali atau lebih awal jika popok basah untuk mengurangi waktu paparan kulit terkena feses dan urin. Hindari juga penggunaan popok yang terlalu ketat.

Pemilihan popok yang lebih aman juga perlu diketahui orang tua. Sebaiknya, bayi menggunakan popok sekali pakai yang memiliki daya serap tinggi dan breathable, dan tidak menggunakan popok kain. Selain itu, edukasi orang tua untuk membersihkan area popok dengan lembut, serta menggunakan salep sawar kulit (barrier cream) yang bersifat protektif.

Salep berbahan zinc oksida, dexpanthenol, atau petrolatum berguna untuk memelihara dan memperbaiki sawar kulit. Untuk mengobati ruam popok, salep dapat dioleskan setiap kali ketika mengganti popok. Untuk mencegah terjadinya ruam popok, salep dapat dioleskan setidaknya 2 kali seminggu.

Jika membersihkan kulit dengan tisu basah, gunakan tisu basah dengan pH buffer untuk menetralisir kulit yang basa akibat urin. Hindari tisu basah yang mengandung sabun, minyak atsiri, pewangi, atau deterjen keras yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

Orang tua pasien juga perlu dijelaskan bahwa memandikan neonatus aman untuk dilakukan. Gunakan air hangat, dengan suhu yang berkisar antara 37–40 C. Memandikan bayi lebih baik dibandingkan dengan membersihkan kulit dengan kain saja. Gunakan sabun khusus bayi yang bebas deterjen dan memiliki pH netral.[1,2,4,7]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pencegahan ruam popok dapat diterapkan dengan memperhatikan 5 hal, yaitu air, barrier, cleansing, diaper, dan education. Secara sederhana, 5 hal ini biasa disingkat menjadi “ABCDE”.[5,17]

5 ABCDE: A pada Air

Area yang biasa tertutup popok perlu dibiarkan terekspos dengan udara, tanpa menggunakan popok, selama beberapa jam dalam 1 hari. Melepaskan popok selama beberapa saat dapat meminimalkan terjadinya gesekan, kelembapan kulit, dan kontak antara kulit dengan iritan.[5,17]

5 ABCDE: B pada Barrier

Salep kulit dapat berfungsi untuk mengurangi kontak antara kulit dengan feses dan urin, sehingga dapat terjadi penyembuhan kulit. Salep dapat dioleskan pada saat mengganti popok setelah membersihkan area popok dari feses dan urin.[4,5,7]

5 ABCDE: C pada Cleansing

Keluarga pasien perlu diedukasi bahwa membersihkan area popok dengan terlalu keras atau kasar dapat memperburuk iritasi kulit, dan mengakibatkan penyembuhan lebih lama. Membersihkan kulit harus dilakukan secara lembut, menggunakan air hangat.

Jika memakai pembersih, pilihlah yang khusus bayi dengan pH 5-5,5. Penggunaan pembersih dengan pH netral dapat melawan alkalinisasi enzim feses. Untuk membersihkan area kulit yang terkelupas, dapat menggunakan botol semprot diisi dengan air hangat.

Selain itu, dapat juga menggunakan kain yang direndam air hangat, lalu mengucurkan air pada kulit. Untuk mencegah gesekan lebih lanjut, keringkan kulit dengan cara ditepuk-tepuk menggunakan handuk berbahan lembut.[5,17]

5 ABCDE: D pada Dry Diaper

Popok perlu dijaga tetap kering, dan seharusnya diganti setiap kali defekasi atau urinasi. Pada bayi baru lahir, ganti popok setiap 2 jam pada siang hari. Jika bayi sudah lebih besar, ganti popok setiap 3–4 jam. Ketika sedang mengalami ruam popok, sebaiknya gunakan popok sekali pakai dan bukan popok kain, sebab daya serap lebih baik dan dapat menghindari kulit menjadi lembap.[2,5,17]

5 ABCDE: E pada Education

Jelaskan kepada orang tua, bahwa ruam popok merupakan penyakit yang dapat dicegah, dengan menjaga kebersihan area popok. Pastikan orang tua atau pengasuh mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok untuk mencegah kontaminasi. Saat mengelap area popok, lakukan dari dengan ke belakang, dan hindari gerakan yang kasar seperti menggosok kulit.

Beberapa tanda bahaya juga perlu diketahui orang tua, seperti demam, feses disertai dengan darah, perubahan pola defekasi, misalnya konstipasi atau diare, atau perburukan gejala lain. Jika terjadi tanda-tanda di atas, sebaiknya orang tua membawa anak untuk diperiksa oleh dokter. Bila perlu, pasien akan dirujuk ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk tata laksana lebih lanjut.[3,5,17]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Dib R, Kazzi AA. Diaper rash. Medscape. 2021 https://emedicine.medscape.com/article/801222-overview#a1
2. Benitez Ojeda AB, Mendez MD. Diaper Dermatitis. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559067/
3. Agrawal R. Diaper dermatitis. Medscape. 2020 https://emedicine.medscape.com/article/911985-overview#a4
4. Šikić Pogačar M, Maver U, Marčun Varda N, Mičetić-Turk D. Diagnosis and management of diaper dermatitis in infants with emphasis on skin microbiota in the diaper area. Int J Dermatol. 2018 Mar;57(3):265-275. doi: 10.1111/ijd.13748.
5. Wesner E, Vassantachart JM, Jacob SE. Art of prevention: The importance of proper diapering practices. Int J Womens Dermatol. 2019 Mar 3;5(4):233-234. doi: 10.1016/j.ijwd.2019.02.005.
7. Blume-Peytavi U, Kanti V. Prevention and treatment of diaper dermatitis. Pediatr Dermatol. 2018 Mar;35 Suppl 1:s19-s23. doi: 10.1111/pde.13495.
17. Horii KA. Patient education: Diaper rash in infants and children (Beyond the Basics). UpToDate. 2022 https://www.uptodate.com/contents/diaper-rash-in-infants-and-children-beyond-the-basics#H3

Prognosis Ruam Popok

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
  • 5 Lesi Kulit pada Neonatus
    5 Lesi Kulit pada Neonatus
Diskusi Terkait
dr. Winnona Ajiningtias
Dibuat 05 Juni 2025, 09:47
Pasien dengan keluhan gatal seluruh tubuh dengan diagnosis DKA apakah tepat dengan terapi loratadine dan bedak salisilat?
Oleh: dr. Winnona Ajiningtias
0 Balasan
ALO Dokter. pasien laki2 usia 52th mengeluhkan gatal di seluruh tubuh sejak 2 hari. gatal terus menerus terutama di wajah dan punggung. riwayat mandi di...
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.