Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Ruam Popok general_alomedika 2022-08-08T16:40:57+07:00 2022-08-08T16:40:57+07:00
Ruam Popok
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Ruam Popok

Oleh :
Immanuela Hartono
Share To Social Media:

Diagnosis ruam popok atau diaper rash dapat dicurigai pada pasien dengan riwayat menggunakan popok, serta memiliki gejala erupsi kulit berupa eritema pada bagian konveks gluteus dan area genital. Pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan, dan hanya diindikasikan untuk mengonfirmasi etiologi pada kasus atipikal, misalnya pemeriksaan kalium hidroksida (KOH) untuk kecurigaan infeksi sekunder akibat jamur.

Anamnesis

Pasien biasanya datang dengan keluhan berupa eritema, gatal, dan terkadang nyeri pada kulit area popok, yang dapat terjadi pada bagian gluteus hingga genital. Dokter perlu menanyakan berapa lama sejak munculnya lesi kulit. Kebiasaan menggunakan popok juga penting untuk ditanyakan, seperti seberapa sering berganti popok, frekuensi urinasi dan defekasi, jenis popok, serta cara membersihkan area popok.

Riwayat penggunaan produk sebelumnya perlu ditanyakan, misalnya sabun, pembersih, tisu basah, atau asam borat. Riwayat penggunaan antibiotik baru-baru ini juga perlu diketahui. Riwayat penyakit kulit dahulu dapat membuat pasien lebih berisiko terkena ruam popok, di antaranya penyakit kulit menular, seperti skabies atau herpes simplex virus, serta trauma kulit.

Ruam popok dapat didahului dengan gastroenteritis yang terjadi beberapa hari sebelumnya, ditandai dengan peningkatan frekuensi defekasi dan perubahan konsistensi feses menjadi lebih cair atau lunak. Dokter juga perlu mencari tahu riwayat atopik dan psoriasis pada keluarga.

Faktor lain yang perlu digali adalah status imunitas pasien. Pasien dengan gangguan sistem imun (immunocompromised), misalnya pengidap human immunodeficiency virus (HIV), lebih rentan untuk terkena infeksi sekunder akibat Candida albicans dan superinfeksi bakteri. Kandidiasis persisten pada bayi dapat menandakan diabetes mellitus tipe 1, chronic mucocutaneous candidiasis, atau penyakit immunodeficiency.[2–4]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan bagian penting dalam diagnosis ruam popok. Pada inspeksi, tampak eritema yang dapat disertai dengan maserasi ringan dan iritasi karena gesekan. Pada kasus yang lebih berat, erupsi kulit dapat berupa inflamasi hebat yang menyebabkan nyeri, erosi kulit, papula, dan nodula.

Erupsi kulit dapat berbentuk plak terlokalisasi (patchy) maupun menyambung (confluent). Daerah yang terkena dapat dimulai dari abdomen di bagian umbilikus, hingga paha, serta genitalia, perineum, dan gluteus. Lipatan genitocrural biasanya tidak terdampak pada dermatitis iritan, tetapi biasanya terlibat pada dermatitis candida.

Dermatitis candida dapat bermanifestasi sebagai eritema dan plak bersisik. Tanda patognomonik dermatitis candida adalah lesi satelit berupa pustula dan papula. Pada kasus yang lebih parah, dapat terjadi erosi dan ulserasi. Pada infeksi S. aureus, lesi kulit dapat berupa papula dan pustula, hingga kulit melepuh seperti impetigo bulosa. Infeksi akibat S. pyogenes tampak sebagai eritema berwarna merah menyala, dan maserasi pada daerah intertriginosa.[2–4]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding ruam popok adalah dengan penyakit-penyakit yang juga menyebabkan inflamasi pada area popok. Beberapa penyakit tersebut, antara lain dermatitis kontak alergi, dermatitis atopik, dermatitis seboroik, psoriasis infantil, dan skabies.

Dermatitis Kontak Alergi

Pada dermatitis kontak alergi, lesi kulit terjadi akibat alergi terhadap produk topikal baru dan tampak pada kulit yang terpapar produk. Pada dermatitis kontak alergi, terdapat periode sensitisasi selama 1–3 minggu sebelum lesi kulit bermanifestasi. Beberapa zat yang berpotensi menjadi alergen, antara lain paraben, pewarna pada popok, lanolin, neomisin, atau karena karet pada bagian pinggang popok kain.

Lesi kulit biasanya diawali dengan vesikel, kemudian vesikel akan pecah dan membentuk lesi eczema. Lesi tidak terbatas pada area popok saja, dan dapat ditemukan di mana pun produk topikal digunakan, misalnya batang tubuh, ekstremitas, atau wajah.[4,14]

Dermatitis Atopik

Insidensi dermatitis atopik banyak dijumpai pada usia 3–12 bulan, dan kemungkinan terdapat riwayat keluarga dengan atopik. Manifestasi klinisnya berupa gatal hebat, dengan kulit yang terlihat kering dan eritema. Lesi biasanya muncul pada bagian intertriginosa, dan jarang mengenai area popok. Penderita dermatitis atopik lebih berisiko untuk terkena ruam popok.[2,4]

Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik paling banyak terjadi pada usia 3–4 minggu. Lesi kulit pada dermatitis seboroik jarang sekali hanya terbatas pada area popok. Manifestasi lesi kulit berupa plak eritema bersisik pada kepala, yang disebut cradle cap, pada pipi, lengan, aksilla, lipatan leher, dan di belakang telinga. Lesi dapat meluas hingga area popok, sehingga menyebabkan bayi rentan terkena ruam popok.[2,4]

Psoriasis Infantil

Pada psoriasis infantil yang memengaruhi area popok, lesi dapat tampak mirip dengan ruam popok. Namun, lesi kulit dapat dibedakan dengan ruam popok melalui pemeriksaan fisik. Pada psoriasis infantil, gambaran yang akan didapatkan berupa plak eritroskuamosa yang ditemukan pada area popok, belakang leher, dan lipatan inguinal. Biasanya, keluarga pasien juga ada yang memiliki riwayat psoriasis.[14,15]

Skabies

Skabies dapat menyerang area popok dengan gambaran dermatitis pruritus yang luas, dan bersifat akut. Namun, erupsi kulit juga biasa dijumpai pada bagian tubuh lain, misalnya batang tubuh, leher, serta telapak tangan dan kaki. Selain itu, kemungkinan ada riwayat keluarga dengan gatal-gatal dan lesi serupa.[1,3]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis ruam popok biasanya bisa ditegakkan berdasarkan klinis pasien, yaitu adanya erupsi kulit, misalnya eritema atau papula, pada area popok. Namun beberapa pemeriksaan penunjang, seperti kerokan kulit, bisa dilakukan untuk memastikan etiologi pada infeksi sekunder.

Kerokan Kulit

Pewarnaan gram atau kultur dari sediaan kerokan kulit atau bulla dapat dilakukan untuk memastikan etiologi pada kecurigaan superinfeksi bakteri, dan membantu dalam pemilihan antibiotik. Kerokan KOH  juga bisa dilakukan apabila dicurigai adanya infeksi jamur. Kerokan kulit diambil dari lesi kulit seperti papul atau pustul, kemudian ditetesi KOH dan dilihat di bawah mikroskop. Gambaran pseudohifa akan muncul pada infeksi Candida.[1,2]

Biopsi

Biopsi kulit hanya dilakukan jika dicurigai adanya lesi dengan etiologi keganasan, atau jika lesi ruam popok tampak atipikal dan tidak membaik dengan terapi standar. Biopsi juga berguna untuk mengonfirmasi diagnosis langerhans cell histiocytosis.[1,4]

Pemeriksaan Laboratorium

Jika pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya hepatosplenomegali, maka dapat dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Temuan anemia dapat mengarahkan diagnosis pada Langerhans cell histiocytosis atau sifilis kongenital. Jika dicurigai terkena sifilis, maka perlu dilakukan pemeriksaan serologi untuk sifilis.[1,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Dib R, Kazzi AA. Diaper rash. Medscape. 2021 https://emedicine.medscape.com/article/801222-overview#a1
2. Benitez Ojeda AB, Mendez MD. Diaper Dermatitis. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559067/
3. Agrawal R. Diaper dermatitis. Medscape. 2020 https://emedicine.medscape.com/article/911985-overview#a4
4. Šikić Pogačar M, Maver U, Marčun Varda N, Mičetić-Turk D. Diagnosis and management of diaper dermatitis in infants with emphasis on skin microbiota in the diaper area. Int J Dermatol. 2018 Mar;57(3):265-275. doi: 10.1111/ijd.13748.
14. Cohen B. Differential Diagnosis of Diaper Dermatitis. Clin Pediatr (Phila). 2017 May;56(5_suppl):16S-22S. doi: 10.1177/0009922817706982.
15. Fölster-Holst, R. Differential diagnoses of diaper dermatitis. Pediatric Dermatology, 2018. 35: s10–s18.doi:10.1111/pde.13484

Epidemiologi Ruam Popok
Penatalaksanaan Ruam Popok

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
  • 5 Lesi Kulit pada Neonatus
    5 Lesi Kulit pada Neonatus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...
dr. Risna Safitri
Dibalas 14 Agustus 2024, 17:16
Ruam hingga luka apakah infeksi bakteri?
Oleh: dr. Risna Safitri
2 Balasan
Izin berdiskusi dok. Seorang Pasien wanita usia 21 tahun dengan keluhan gatal dan luka pada kaki. Hal ini dialami sejak 3 hari. Ada riwayat membersihkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.