Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Nokturnal Enuresis general_alomedika 2023-09-01T17:20:11+07:00 2023-09-01T17:20:11+07:00
Nokturnal Enuresis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Nokturnal Enuresis

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Etiologi nokturnal enuresis atau nocturnal enuresis belum diketahui secara pasti, tetapi diduga bersifat multifaktorial dengan kontribusi faktor genetik dan komorbiditas yang kuat. Nokturnal enuresis atau ngompol dipercaya dipengaruhi oleh faktor genetik, psikologis, dan lingkungan. Beberapa komorbiditas yang telah dilaporkan adalah konstipasi, obstruksi uretra, sistitis, diabetes insipidus, ureter ektopik, overactive bladder, dan neurogenic bladder.[3,6,8,9]

Faktor Genetik

Faktor genetik diduga memiliki peran penting dalam perkembangan nokturnal enuresis, dimana studi mengindikasikan bahwa kondisi ini dapat diturunkan secara autosomal dominan. Risiko terjadinya nokturnal enuresis pada anak tanpa adanya riwayat keluarga adalah 15%.

Bila terdapat riwayat enuresis pada salah satu orang tua, maka risiko meningkat menjadi 44%; dan bila kedua orang tua memiliki riwayat enuresis, maka risiko meningkat menjadi 77%. Pada enuresis sekunder, 50% dari kasus memiliki riwayat enuresis pada keluarganya.[2,4,10]

Gangguan Tidur

Gangguan tidur juga dikaitkan dengan risiko terjadinya nokturnal enuresis. Mendengkur atau sleep apnea karena hipertrofi adenotonsillar dapat menyebabkan peningkatan ambang rangsang untuk bangun dari tidur. Hal ini karena adanya stimulus yang terus menerus dihasilkan dari obstruksi saluran napas. Ambang rangsang yang tinggi untuk bangun menyebabkan anak kesulitan untuk bangun dari tidur dan mengosongkan kandung kemihnya pada malam hari.[11,12]

Faktor Psikososial

Faktor psikososial juga turut mempengaruhi terjadinya nokturnal enuresis. Akan tetapi, belum diketahui pasti peran psikososial sebagai penyebab dan faktor risiko atau sebagai akibat dari kondisi nokturnal enuresis. Masalah perilaku dan emosional pada anak-anak usia dini telah dilaporkan sebagai faktor risiko untuk enuresis di usia sekolah. Hal ini meliputi kesulitan beradaptasi, mood negatif, hiperaktivitas, dan kurangnya perilaku prososial.

Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak dengan enuresis memiliki risiko 2,88 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dibandingkan pada anak tanpa enuresis. Begitu juga sebaliknya, anak-anak dengan ADHD memiliki risiko 2 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami enuresis.

Nokturnal enuresis dan ADHD juga dikatakan berkaitan dengan keterlambatan perkembangan sistem saraf pusat. Pada beberapa studi juga ditemukan adanya insidensi yang lebih tinggi terjadinya keterlambatan dalam kemampuan berbahasa dan motorik pada populasi anak dengan enuresis.[8,10,11,13]

Pengaruh Berat Badan

Nokturnal enuresis lebih umum terjadi pada anak-anak yang obesitas dibandingkan dengan anak dengan berat badan yang normal. Studi di Cina menunjukkan bahwa anak obesitas memiliki risiko 2 kali lebih tinggi untuk mengalami enuresis berat, yaitu frekuensi enuresis sebanyak 5‒6 kali dalam 1 minggu.

Hal ini mungkin berkaitan dengan kondisi komorbid yang sering terjadi pada anak dengan obesitas yaitu obstructive sleep apnea dan diabetes mellitus. Selain itu, obesitas berkaitan dengan meningkatnya tekanan intraabdomen yang dapat menurunkan kapasitas fungsional dari kandung kemih.[5,10,14]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. Kuwertz-Bröking E, von Gontard A. Clinical management of nocturnal enuresis. Pediatric Nephrology. 2018 Jul;33(7):1145-54.
3. Gomez Rincon M, et al. Nocturnal Enuresis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545181/
4. Robson WM Lane M. Enuresis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1014762-overview
5. Haid B, Tekgül S. Primary and secondary enuresis: pathophysiology, diagnosis, and treatment. European urology focus. 2017 Apr 1;3(2-3):198-206.
6. Gulyamova MA. Enuresis: Etiology, Pathophysiology and Treatment. Journal of Advanced Medical and Dental Sciences Research. 2020 Dec;8(12).
8. Chan IHY, Wong KKY. Common urological problems in children: primary nocturnal enuresis. Hong Kong Med J. 2019 Aug;25(4):305-11. doi: 10.12809/hkmj197916. Epub 2019 Aug 5. PMID: 31395789.
9. Ferrara P, Autuori R, et al. Medical comorbidity of nocturnal enuresis in children. Indian journal of nephrology. 2019 Sep;29(5):345.
10. Yanaral F, Eroğlu A, et al. Evaluation of etiological risk Factors of primary monosymptomatic enuresis. JAREM. Journal of Academic Research in Medicine. 2019 Aug 1;9(2):102.
11. Sinha R, Raut S. Management of nocturnal enuresis-myths and facts. World journal of nephrology. 2016 Jul 6;5(4):328.
12. Tsuji S, Takewa R, et al. Nocturnal enuresis and poor sleep quality. Pediatrics International. 2018 Nov;60(11):1020-3.
13. Joinson C, Sullivan S, et al. Early childhood psychological factors and risk for bedwetting at school age in a UK cohort. European child & adolescent psychiatry. 2016 May 1;25(5):519-28.
14. Ma Y, Shen Y, et al. Association between enuresis and obesity in children with primary monosymptomatic nocturnal enuresis. International braz j urol. 2019 Aug;45(4):790-7.

Patofisiologi Nokturnal Enuresis
Epidemiologi Nokturnal Enuresis

Artikel Terkait

  • Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
    Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.