Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Nokturnal Enuresis general_alomedika 2023-09-01T17:31:12+07:00 2023-09-01T17:31:12+07:00
Nokturnal Enuresis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Nokturnal Enuresis

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Penatalaksanaan nokturnal enuresis atau nocturnal enuresis bertujuan untuk mengurangi frekuensi enuresis atau ngompol, mengurangi dampak enuresis pada anak dan keluarga, serta menghindari terjadinya enuresis yang rekuren. Tata laksana primer dari nokturnal enuresis adalah modifikasi perilaku.[1,4,22]

Terapi yang terbukti efektif untuk enuresis adalah terapi alarm dan farmakologi desmopressin asetat atau imipramine. Penggunaan kalender yang mencatat malam tanpa dan dengan enuresis dapat bermanfaat untuk memantau efikasi terapi.[4,22]

Modifikasi Perilaku

Penatalaksanaan primer dari nokturnal enuresis adalah modifikasi perilaku seperti terapi motivasional, perubahan kebiasaan, dan hipnoterapi. Anak dengan nokturnal enuresis perlu diberikan perhatian dan kasih sayang, bukan hukuman dari orang tuanya.

Beberapa kebiasaan yang dapat dilatih pada anak antara lain membangunkan anak beberapa kali di malam hari untuk buang air kecil, mengajak anak untuk buang air kecil sebelum tidur, serta membiasakan anak untuk buang air kecil secara teratur 2‒3 kali di siang hari sehingga anak tidak terbiasa menahan diri untuk ke toilet.

Sebaiknya anak menghindari minum air dalam jumlah yang banyak sekitar 1‒2 jam sebelum tidur dan menghindari asupan makanan yang kaya protein dan garam di malam hari. Makanan lain yang sebaiknya dihindari adalah makanan dengan kandungan gula tinggi dan minuman yang tinggi kafein.

Beberapa ahli menyarankan jadwal minum berikut:

  • Pagi hari (7 pagi ‒ 12 siang): minum 40% dari total asupan cairan harian
  • Sore hari (12 siang ‒ 5 sore): minum 40% dari total asupan cairan harian
  • Malam hari (>5 sore): minum 20% dari total asupan cairan harian[4,5]

Terapi motivasional meliputi menenangkan anak, memberikan dukungan emosional, menghilangkan rasa bersalah, dan memberikan penghargaan apabila sang anak berhasil melewati malam tanpa enuresis. Untuk menghindari bau akibat kencing, dapat digunakan sprei yang tahan air.

Orang tua dan keluarga perlu diberikan penjelasan bahwa enuresis bukan merupakan sesuatu hal yang memalukan, malah sebaliknya, enuresis dapat mengalami resolusi bila anak mendapatkan dukungan penuh dari orang tua.[4,5,17]

Terapi Alarm

Terapi alarm merupakan penatalaksanaan yang paling efektif dalam menangani kasus nokturnal enuresis. Terapi alarm umumnya dilakukan apabila modifikasi perilaku tidak berhasil pada kasus enuresis. Tingkat kesuksesan dari terapi ini mencapai 66‒70%.

Terapi alarm merupakan suatu metode dengan menggunakan alat sensor yang dipasangkan di celana dalam atau piyama anak, disertai dengan alarm yang ada di samping tempat tidur. Sensor dari alat akan teraktivasi ketika enuresis terjadi dan alarm akan membantu anak untuk bangun dari tidurnya. Ketika alarm berbunyi, orang tua juga dapat membantu anaknya untuk bangun dan mengajaknya ke toilet untuk buang air kecil.

Terapi alarm membutuhkan waktu sekitar 6‒16 minggu dan dapat dilanjutkan hingga 1 bulan setelah enuresis berhenti. Evaluasi perlu dilakukan pada 6-8 minggu penggunaan terapi alarm.

Kondisi relaps dapat terjadi pada 29--66% kasus. Terapi alarm dapat dikatakan gagal dan dapat dihentikan apabila anak tetap mengalami enuresis setelah menjalani minimal 3 bulan terapi alarm. Jika terapi alarm tidak berhasil, terapi farmakologi desmopressin dapat dipertimbangkan.[2,4,17]

Terapi Farmakologi

Terapi farmakologi diberikan ketika kasus nokturnal enuresis tidak berhasil ditangani dengan modifikasi perilaku dan terapi alarm. Terapi farmakologi dapat mengurangi frekuensi enuresis dan menghentikan untuk sementara hingga resolusi spontan terjadi. Farmakologi yang umum diberikan untuk kasus nokturnal enuresis antara lain desmopressin, oxybutynin, dan imipramine.[2-4,17]

Desmopressin

Desmopressin adalah analog sintetik dari arginin vasopressin yang digunakan untuk mengurangi produksi urine di malam hari. Pemberian desmopressin adalah:

  • Diberikan 30‒60 menit sebelum tidur dan dapat bertahan 8‒10 jam
  • Dosis 0,2 mg tablet atau 120 μg tablet salut
  • Bila belum efektif setelah 14 hari, dosis ditingkatkan hingga 0,4 mg tablet atau 140 μg tablet salut
  • Terapi dapat dilanjutkan hingga 3 bulan bila berhasil

Efek samping desmopressin jarang terjadi sehingga relatif aman untuk dikonsumsi. Efek samping yang perlu diperhatikan adalah intoksikasi air dan hiponatremia, dengan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, hingga kejang.[2-4,17]

Oxybutynin

Obat antikolinergik seperti oxybutynin dapat membantu enuresis dengan mengurangi kontraksi detrusor dan memperbesar kapasitas fungsional kandung kemih. Oxybutynin dapat diberikan pada dosis 2,5‒5 mg sebelum tidur.

Efek samping yang mungkin terjadi adalah mulut kering, konstipasi, perubahan mood, dan penglihatan kabur. Terapi kombinasi antikolinergik dengan desmopressin dapat memberikan efek yang lebih cepat jika dibandingkan dengan terapi desmopressin saja.[2-4,17]

Imipramine

Imipramine merupakan salah satu obat dengan efek antikolinergik, antispasmodik, dan efek anestesi lokal. Pemberian imipramine efektif pada 40% kasus enuresis, tetapi dapat menyebabkan kasus relaps yang cukup sering setelah penghentian obat.

Dosis pemberian imipramine adalah:

  • Dosis 25 mg diberikan 1‒2 jam sebelum tidur
  • Dosis lebih tinggi (50‒75 mg) dapat diberikan pada anak usia >8 tahun hingga remaja

Efek samping yang mungkin terjadi adalah iritabilitas, konstipasi, penurunan nafsu makan. Overdosis obat imipramine dapat menyebabkan efek letal seperti aritmia, toksisitas hati, hingga depresi sistem saraf pusat.[2-4,17]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Lauters RA, Garcia KW, et al. Enuresis in Children: Common Questions and Answers. Am Fam Physician. 2022 Nov;106(5):549-556. PMID: 36379501.
2. Kuwertz-Bröking E, von Gontard A. Clinical management of nocturnal enuresis. Pediatric Nephrology. 2018 Jul;33(7):1145-54.
3. Gomez Rincon M, et al. Nocturnal Enuresis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545181/
4. Robson WM Lane M. Enuresis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1014762-overview
5. Haid B, Tekgül S. Primary and secondary enuresis: pathophysiology, diagnosis, and treatment. European urology focus. 2017 Apr 1;3(2-3):198-206.
17. Reddy NM, Malve H, et al. Nocturnal enuresis in india: Are we diagnosing and managing correctly?. Indian journal of nephrology. 2017 Nov;27(6):417.
22. Siddiqui JA, Qureshi SF, et al. Nocturnal enuresis: a synopsis of behavioral and pharmacological management. Sleep and Hypnosis. 2019;21(1):16-22.

Diagnosis Nokturnal Enuresis
Prognosis Nokturnal Enuresis

Artikel Terkait

  • Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
    Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.