Penatalaksanaan Kardiomiopati
Penatalaksanaan kardiomiopati bervariasi tergantung jenis kardiomiopatinya dan kondisi klinis pasien. Prinsip umum penatalaksanaan kardiomiopati adalah penanganan penyebab kardiomiopati yang reversibel, penanganan gejala kardiomiopati, perbaikan kontraktilitas jantung (ejection fraction), dan penanganan komplikasi, seperti aritmia.
Kardiomiopati Dilatasi
Prinsip penatalaksanaan kardiomiopati dilatasi dibedakan menjadi medikamentosa dan prosedural. Penatalaksanaan medikamentosa mencakup penatalaksanaan gagal jantung akut. Bila perlu, dapat dilakukan tindakan seperti cardiac resynchronization therapy, prosedur revaskularisasi, pemasangan implantable cardioverter defibrillator (ICD) atau left ventricular assist device.[2,3,9,16]
Kardiomiopati Hipertrofi
Penatalaksanaan kardiomiopati hipertrofi pada dasarnya meliputi penatalaksanaan medikamentosa gagal jantung. Bila perlu, dapat dilakukan tindakan medis seperti septal myomectomy pada kasus yang obstruktif, biventricular pacing, septal alcohol ablation, atau pemasangan implantable cardioverter-defibrillator (ICD) untuk mencegah fibrilasi ventrikel dan kematian mendadak.[2,3,9,16]
Kardiomiopati Restriktif
Penatalaksanaan kardiomiopati restriktif dapat berupa terapi kelasi, phlebotomy, transplantasi sumsum tulang, pemasangan ICD, atau transplantasi jantung (umumnya pada anak-anak).[2,3,9,16]
Kardiomiopati Aritmogenik
Penatalaksanaan kardiomiopati aritmogenik meliputi penatalaksanaan medikamentosa dengan obat antiaritmik (misalnya sotalol atau verapamil), atau tindakan medis seperti kateterisasi ablasi, pemasangan ICD, atau transplantasi jantung.[2,3,9,16]
Kardiomiopati Iskemik
Penatalaksanaan kardiomiopati iskemik pada dasarnya sama dengan penyakit jantung koroner, yaitu upaya mengembalikan aliran darah koroner dengan tindakan revaskularisasi, baik dengan percutaneous coronary intervention (PCI) atau coronary artery bypass graft (CABG).
Setelahnya, aliran darah koroner perlu dijaga tetap, baik dengan pola hidup maupun medikamentosa (ACE inhibitor, beta blocker, statin, antiplatelet). Pola hidup yang disarankan berupa aktivitas fisik serta menghindari makanan tinggi kolesterol sedangkan medikamentosa yang dapat digunakan adalah golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor) seperti captopril, beta blocker seperti bisoprolol, statin seperti simvastatin, serta antiplatelet seperti aspirin.[10]