Etiologi Atrial Flutter
Etiologi atrial flutter sering bersinggungan dengan penyebab atrial fibrilasi (AF). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan atrial flutter antara lain penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit katup mitral dan trikuspid, serta bekas sayatan pascaoperasi penyakit jantung bawaan. [2,4,18-20]
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Risiko atrial flutter meningkat hingga 2 kali lipat pada individu dengan PPOK dibandingkan individu tanpa PPOK. Selain itu, kebiasaan merokok dianggap sebagai prediktor independen terhadap kekambuhan atrial flutter pasca kardioversi pada wanita dengan PPOK. [4]
Gangguan Katup
Pada pasien dengan penyakit katup mitral dan trikuspid, misalnya akibat endokarditis atau penyakit jantung rematik, perubahan pada atrium akibat perjalanan penyakit maupun pengaruh pembedahan untuk mengoreksi kelainan katup dapat berkontribusi pada kejadian atrial flutter. Dalam sebuah penelitian di Tiongkok dilaporkan bahwa lebih dari 75% takikardia atrium pasca operasi penggantian katup mitral bersumber di atrium kanan. Bahkan, sebanyak 73% dari takikardia atrium tersebut bermanifestasi sebagai atrial flutter yang tergantung isthmus kavotrikuspid (CTI-dependent atrial flutter). [21,22]
Penyakit Jantung Bawaan
Atrial flutter yang tergantung isthmus juga merupakan bentuk takikardia atrium yang paling sering ditemukan pada pasien dengan penyakit jantung bawaan. Skar atriotomi yang dapat terbentuk pasca operasi penyakit jantung bawaan pada dinding posterolateral atrium kanan dapat menjadi penghambat konduksi antara kedua vena kava dan berperan penting dalam pembentukan atrial flutter. [2,18,23] Risiko atrial flutter lebih tinggi khususnya pada pasien yang menjalani prosedur Fontan klasik dan menurun pada pasien dengan riwayat prosedur Fontan baru. [24,25]
Faktor Risiko
Selain identifikasi etiologi, penelusuran berbagai faktor risiko juga penting dalam penilaian klinis atrial flutter. Beberapa faktor risiko yang pernah dilaporkan adalah jenis kelamin pria dan usia lanjut, diabetes mellitus, dan gagal ginjal.
Jenis Kelamin dan Usia
Studi menunjukkan bahwa kelompok pria dan lansia berisiko lebih tinggi untuk mengalami atrial flutter. [26]
Studi oleh Rahman et al menunjukkan bahwa rerata usia pasien saat pertama kali didiagnosis dengan atrial flutter adalah 72 tahun dan sebanyak 70% pasien yang mengalami atrial flutter adalah pria. [27]
Komorbiditas
Riwayat gagal jantung dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) juga turut meningkatkan risiko kejadian atrial flutter. Risiko atrial flutter meningkat hingga 3,5 kali lipat pada pasien dengan gagal jantung dan 2 kali lipat pada pasien dengan PPOK.
Riwayat diabetes melitus juga diketahui dapat meningkatkan risiko atrial flutter hingga 2 kali lipat walaupun peningkatan risiko tersebut tidak signifikan secara statistik. [26]
Lainnya
Faktor risiko atrial flutter lain yang pernah dilaporkan adalah kebiasaan merokok dan pemanjangan interval PR pada elektrokardiogram (EKG). [27]