Patofisiologi Proktitis
Patofisiologi proktitis tergantung etiologi yang mendasarinya. Proktitis paling sering berkaitan dengan inflammatory bowel disease (IBD), tetapi juga bisa disebabkan oleh radiasi dan penyakit menular seksual.
Gangguan Sistem Imun
Disregulasi sistem imun yang sering berkaitan dengan proktitis adalah Crohn's disease, kolitis ulseratif, dan penyakit Celiac. Kondisi-kondisi tersebut memicu inflamasi yang merusak dinding saluran pencernaan, termasuk mukosa rektum.[5,6]
Infeksi
Proktitis yang disebabkan oleh infeksi sering kali didapat oleh infeksi menular seksual, seperti gonorrhea dan klamidia, terutama pada kelompok dengan perilaku seksual melalui anus. Bakteri atau virus yang terbawa dari luar akan berinokulasi melalui mukosa rektum, menyebar, dan menimbulkan gejala.[7,8]
Radiasi
Proktitis juga bisa terjadi pada pasien yang sedang atau telah menjalani terapi radiasi untuk tumor ginekologi, prostat, vesika urinaria, dan rektum. Radiasi terionisasi dapat menyebabkan kerusakan sel dalam awitan akut dan kronik. Pada awitan akut, gejala yang timbul antara lain diare, tenesmus, nyeri perut, atau defekasi berdarah. Pada awitan kronik, terjadi kerusakan sel yang masif, menyebabkan kerusakan pembuluh darah, penebalan mukosa, dan iskemia.[9]
Operasi Kolon
Pada kasus dimana diperlukan kolostomi, dapat terjadi defisiensi Short Chain Fatty Acid (SCFA) pada bagian yang tidak dilalui tinja. Hal ini dapat menyebabkan resistensi arteriol, sehingga mempersulit perfusi jaringan dan memicu timbulnya proktitis.[10]