Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Urtikaria general_alomedika 2021-08-30T09:42:14+07:00 2021-08-30T09:42:14+07:00
Urtikaria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan e-Prescription
  • Pasien Anak - Panduan e-Prescription

Diagnosis Urtikaria

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Diagnosis urtikaria dapat ditegakkan melalui gambaran lesi urtikaria disertai gejala penyerta, seperti gatal atau rasa nyeri seperti terbakar. Lesi urtikaria dapat bersifat polimorfik, tetapi gambaran tipikal lesi ini adalah adanya papul atau plakat eritematosa yang sedikit meninggi dengan batas yang jelas dan disertai pembengkakan. Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pada urtikaria kronik untuk mencari etiologi pencetus.

Anamnesis

Pasien urtikaria dapat datang dengan atau tanpa lesi urtikaria pada kulit.

Lesi Urtikaria dan Angioedema

Lesi urtikaria sendiri memiliki tiga fitur tipikal, yaitu:

  • Papul atau plakat eritematosa, sedikit meninggi, batas jelas, disertai edema
  • Gejala gatal atau kadang rasa terbakar
  • Lesi cepat hilang, umumnya dalam durasi 1–24 jam [2,3]

Urtikaria juga sering muncul bersamaan dengan angioedema, yang memiliki ciri khas:

  • Pembengkakan pada dermis dan subkutis dalam yang bersifat secara tiba-tiba
  • Rasa nyeri lebih sering terasa dibandingkan gatal
  • Keterlibatan membran mukosa
  • Resolusi lebih lambat (dapat sampai 72 jam) [2,5]

Onset dari urtikaria sendiri dibagi menjadi dua, yaitu akut dan kronik. Urtikaria akut merupakan urtikaria dengan onset < 6 minggu. Sedangkan, urtikaria kronik adalah urtikaria dengan durasi > 6 minggu.

Predileksi lesi urtikaria dapat terjadi pada bagian tubuh manapun. Lesi urtikaria dapat meluas dengan digaruk. Pasien dapat datang dengan lesi urtikaria yang sudah mulai menghilang, di mana umumnya meninggalkan warna kecoklatan. Karena natur urtikaria yang cepat hilang timbul, pasien sering kali datang dengan lesi urtikaria yang sudah menghilang. Pasien yang datang dengan lesi urtikaria yang sudah hilang disarankan untuk mengambil foto untuk mendokumentasi lesi saat muncul jika keluhan muncul kembali. [2,5]

Anamnesis Kemungkinan Penyebab Urtikaria

Selain menentukan lesi urtikaria, klinisi juga harus dapat mencari penyebab urtikaria pada pasien. Berikut ini beberapa anamnesis yang dapat dilakukan untuk mengarahkan etiologi urtikaria:

  • Tanda dan sumber infeksi: demam, nyeri tenggorokan, rhinorrhea, muntah, nyeri kepala, diare, batuk
  • Riwayat medikasi:

    • Obat golongan penisilin seperti amoxicillin dan amoxiclav
    • Sefalosporin seperti cefixime dan cefotaxime

    • Diuretik seperti furosemide

    • obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) termasuk ibuprofen dan aspirin

    • Penghambat angiotensin-converting-enzyme (ACE) seperti captopril dan lisinopril

    • Antihistamin seperti cetirizine dan loratadine

  • Riwayat bepergian
  • Riwayat medis keluarga: penyakit tiroid dan limfoma
  • Riwayat alergi
  • Penggunaan media radiokontras intravena
  • Makanan: makanan laut, keju, telur, coklat, kacang
  • Penggunaan detergen, krim, parfum baru, pewarna rambut
  • Status dan usia kehamilan
  • Paparan panas atau dingin, air, tekanan, vibrasi
  • Olahraga [1,3]

Pemeriksaan Fisik

Lesi kulit urtikaria memiliki karakterisasi lesi pembengkakan eritematosa yang dapat memiliki bentuk linear, sirkular, atau serpiginosa (bentuk lesi seperti ular).

Urtikaria dermatografik atau dermatografisme, dapat terjadi pada 2–5 % kasus urtikaria, di mana garukan minor akan menyebabkan munculnya lesi urtikaria yang signifikan.[1,6]

Selain itu, pemeriksaan fisik yang lengkap dapat membantu klinisi menentukan etiologi maupun tanda bahaya pada urtikaria. Berikut ini pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien urtikaria:

  • Angioedema pada lidah, laring, bibir
  • Tanda infeksi: demam, artritis, artralgia, penurunan berat badan, dan limfadenopati
  • Tanda penyakit hati: ikterik sklera, pembesaran hati, nyeri tekan perut kanan atas
  • Tanda instabilitas kardiovaskular: bradikardia atau takikardia, bradipnea atau takipnea, hipoksemia, hipotensi atau hipertensi
  • Tanda pneumonia atau bronkospasme: takipnea, wheezing, ronkhi
  • Pembesaran tiroid
  • Infeksi bakteri atau jamur pada kulit[1,6]

Diagnosis Banding

Beberapa penyakit yang dapat menjadi diagnosis banding dari urtikaria adalah:

Pityriasis Rosea

Pityriasis rosea memiliki gambaran yang menyerupai urtikaria, berupa lesi eritematosa berbatas tegas yang disertai dengan peninggian dan memiliki gejala gatal. Akan tetapi, berbeda dengan urtikaria, lesi pada pityriasis rosea umumnya memiliki sisik.

Dermatitis Kontak Alergi

Gambaran lesi dan gejala dari dermatitis kontak alergi dapat menyerupai urtikaria. Lesi dermatitis kontak alergi dapat muncul dengan adanya eritematosa, pembengkakan, dan gatal pada kulit. Hal yang membedakan dengan urtikaria adalah adanya pajanan pasien terhadap alergen, seperti lateks dan nikel yang mencetuskan lesi kulit. [1,5]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada urtikaria akut umumnya tidak direkomendasikan. Akan tetapi, pada urtikaria kronik yang belum diketahui penyebabnya beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan.

Tes Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap, yang disertai dengan hitung jenis leukosit dapat dilakukan pada beberapa pasien urtikaria, terutama untuk mendeteksi penyebab urtikaria berupa leukemia atau limfoma. Peningkatan hitung eosinofil dapat menunjukkan adanya infeksi parasit atau reaksi obat. Hitung neutrofil dapat meningkat pada pasien dengan vaskulitis urtikaria. Selain itu, peningkatan pemeriksaan respons fase akut dapat menunjukkan kondisi sistemik, seperti vaskulitis dan infeksi kronis. [3.12]

Biopsi Kulit

Biopsi kulit umumnya tidak disarankan dilakukan pada pasien urtikaria. Pada pasien yang dicurigai vaskulitis urtikaria, biopsi punch dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi adanya infiltrasi neutrofilik konsisten dengan vaskulitis leukositoklastik.

Tes Tusuk Kulit

Disarankan pada pasien urtikaria kronik untuk menemukan allergen yang dapat memicu terjadinya urtikaria pada pasien

Fungsi Tiroid dan Autoantibodi

Pada pasien urtikaria dengan kecurigaan memiliki penyakit tiroid dapat dilakukan pemeriksaan thyroid stimulating hormone (TSH), thyroxine (T4), triiodothyronine (T3), dan antibodi tiroid peroksidase. Terdapatnya autoantibodi tiroid dapat menguatkan diagnosis urtikaria autoimun pada pasien dengan urtikaria kronik.[3,12]

Beberapa pemeriksaan penunjang lanjutan yang tidak umum dapat dilakukan pada urtikaria kronik yang belum diketahui etiologinya.

Tes Allergen Spesifik IgE Serum

Pemeriksaan tes alergen spesifik IgE dapat digunakan untuk menginvestigasi terdapatnya reaksi hipersensitivitas tipe 1 pada pasien. Pemeriksaan ini lebih dianjurkan dilakukan pada pasien dengan urtikaria kronik

Tes Antibodi Antinuklear (ANA)

Pada urtikaria idiopatik kronik, dapat dilakukan pemeriksaan ANA untuk mencari etiologi autoimun, seperti lupus eritematosa sistemik,  pada pasien.

Fungsi Hati

Fungsi hati, seperti aspartate aminotransferase (AST) dan alanine aminotransferase (ALT), dapat diperiksa pada pasien urtikaria yang dicurigai disebabkan oleh infeksi pada hati.

Kadar Ferritin, Folat, dan Vitamin B12

Pada urtikaria idiopatik kronik sering ditemukan kadar ferritin, folat dan vitamin B12 yang rendah. Beberapa studi berpendapat bahwa terdapat hubungan kadar mikronutrien dengan urtikaria kronik idiopatik.

Krioglobulin

Pada pasien urtikaria fisik yang berhubungan dengan hawa dingin (cold urticaria) dapat dilakukan pemeriksaan krioglobulin. Penemuan krioglobulin pada darah pada pasien cold urticaria dapat menjadi tanda dari penyakit leukemia limfositik kronik. [3,9]

Referensi

1. Spickett G. Urticaria and Angioedema: Synopsis. J R Coll Physicians Edinb. 2014;44:50–4.
2. Antia C, Baquerizo K, Koman A, Bernstein JA, Alikhan A. Urticaria: A comprehensive review: Epidemiology, diagnosis, and work-up. J Am Acad Dermatol. 2018;79(4):599-614.
3. Poonawalla T, Kelly B. Urticaria: A review. American Journal of Clinical Dermatology. 2009;9–21.
5. Langley EW. Anaphylaxis , Urticaria , and Angioedema. 2018;34(6).
6. Sabroe RA. Acute Urticaria. Immunol Allergy Clin N Am. 2014;34(1):11-21
9. Zuberbier T, Balke M, Worm M, Edenharter G, Maurer M. Epidemiology of urticaria: A representative cross-sectional population survey. Clin Exp Dermatol. 2010;35(8):869–73.
12. Criado PR, Criado RFJ, Maruta CW, Dos Reis VMS. Chronic urticaria in adults: State-of-the-art in the new millennium. An Bras Dermatol. 2015;90(1):74–89.

Epidemiologi Urtikaria
Penatalaksanaan Urtikaria
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 20:30
Abses
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokPasien laki” usia 65 th dengan keluhan bisul di ketiak kiri sejak kurang lebih satu bulan yang lalu, semakin lama semakin membesar. Pasien sempat...
dr.Yulius Widjaya
Hari ini, 16:34
Sertifikat yg tak ada tanda tgn para pelaksana
Oleh: dr.Yulius Widjaya
7 Balasan
Hari ini saya mengikuti Webinar Def.zat besi kenali faktor resiko & strategi pencegahan.Telah mengikuti post test & dinyatakan lulus sertifikat dikirim tapi...
Anonymous
Hari ini, 10:15
Obat eye drop yang aman untuk anak usia 1 tahun
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, pasien laki-laki usia 1 tahun dengan mata merah karena kelilipan. Obat apa yang sekiranya aman untuk meredakan mata merah pada anak usia 1 tahun...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.