Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ulkus Mole kirti 2022-10-10T13:25:20+07:00 2022-10-10T13:25:20+07:00
Ulkus Mole
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ulkus Mole

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ulkus mole atau chancroid dengan pemberian antibiotik. Namun, harus diwaspadai resistensi bakteri terhadap beberapa antibiotik. Pasien yang mendapat terapi antibiotik harus dievaluasi dalam 7 hari, bila tidak ada perbaikan kemungkinan terjadi kesalahan diagnosis, terdapat koinfeksi, atau resistensi.[3,4,10]

Gambar 3. Pendekatan Tata Laksana Ulkus Mole atau Chancroid[9]

Terapi umumnya menunjukkan hasil yang baik dengan resolusi komplit, tetapi dalam beberapa kasus dapat menimbulkan jaringan parut. Respon terapi dapat lebih buruk pada penderita HIV/AIDS dan laki-laki yang tidak disirkumsisi.[3,4,10]

Terapi Nonfarmakologi

Tata laksana nonfarmakologi ulkus mole atau chancroid meliputi:

  • Higienitas dengan mencuci alat kelamin menggunakan air hangat dan sabun beberapa jam setelah koitus
  • Abstain dari aktivitas seksual hingga ulkus sembuh dan eksudat dari bubo inguinal sudah tidak ada
  • Konseling untuk kemungkinan penyakit menular seksual lainnya dan lakukan pengecekan, terutama untuk HIV dan sifilis

  • Informasikan kepada pasangan seksual pasien, dan berikan tata laksana meskipun gejala tidak ada

Terapi nonfarmakologis bertujuan untuk mencegah penularan kembali dan transmisi H. ducreyi yang lebih luas.[6,8,12]

Terapi Farmakologis

Terapi utama untuk chancroid adalah antibiotik, di mana pilihan lini pertama adalah:

  • Ceftriaxone injeksi intramuskular 250 mg dosis tunggal

  • Azithromycin oral 1.000 mg dosis tunggal

Antibiotik lini kedua yang dapat dipilih adalah:

  • Ciprofloxacin oral 500 mg diberikan 2 kali/hari selama 3 hari

  • Eritromisin oral 500 mg diberikan 4 kali/hari selama 7 hari

Terapi dengan azitromisin lebih sering dipilih karena kepatuhan obat dan kenyamanan pasien yang lebih baik, tetapi respon terapi pada pasien HIV positif terkadang kurang baik. Ceftriaxone merupakan pilihan utama pada ibu hamil.[4,10]

Rekomendasi di Indonesia

Rekomendasi pilihan regimen lini pertama yang berlaku di Indonesia adalah salah satu antibiotik berikut:

  • Ciprofloxacin oral 500 mg diberikan 2 kali/hari, selama 3 hari, tidak dianjurkan pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah 12 tahun
  • Eritromisin oral 500 mg diberikan 4 kali/hari, selama 7 hari
  • Azithromycin oral 1.000 mg dosis tunggal

Sedangkan regimen lini kedua adalah ceftriaxone 250 mg injeksi intramuskular sebagai dosis tunggal.[9,11]

Resistensi H. ducreyi

Resistensi H. ducreyi terhadap antibiotik tertentu dapat berbeda-beda, tergantung peta resistensi masing-masing daerah. Di Indonesia, bakteri H. ducreyi mengalami resistensi terhadap penisilin, ampisilin, tetrasiklin, dan trimetoprim.

Pada kasus yang perbaikannya minimal atau tidak menunjukkan perbaikan, dapat dipikirkan kemungkinan koinfeksi atau resistensi, sehingga tes sensitivitas antibiotik harus dilakukan.[9,11]

Terapi Pembedahan

Terapi pembedahan dilakukan apabila terdapat bubo atau limfadenopati inguinalis. Insisi dan drainase pada kelenjar limfa yang membesar dilakukan dari samping atau bagian atas lesi.[3,4,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

3. Buensalido J, Fransisco C. Chancroid. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/214737
4. Lautenschlager S, Kemp M, et al. 2017 European guideline for the management of chancroid. Int J STD AIDS. 2016;28:324–9.
6. Hicks C. Chancroid. UpToDate. 2018. https://www.uptodate.com/contents/chancroid
8. Roett MA. Genital Ulcers: Differential Diagnosis and Management. Am Fam Physician. 2020 Mar 15;101(6):355-361. PMID: 32163252.
9. Aditama TY, Subuh M, et al. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2015. Kemenkes RI, 2015.
10. Centers for Disease Control and Prevention. Chancroid. CDC. 2015. https://www.cdc.gov/std/tg2015/chancroid.htm
11. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. Ulkus Mole. PERDOSKI. Pedoman Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Tahun 2011. Jakarta: PP Perdoski. 2017.

Diagnosis Ulkus Mole
Prognosis Ulkus Mole

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
    Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
29 Desember 2022
Skrining Sifilis Kongenital - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!WHO melaporkan sifilis pada kehamilan menyebabkan sekitar 300.000 kematian janin dan neonatus setiap tahun. Sifilis pada kehamilan juga...
Anonymous
06 Desember 2022
Membedakan lesi herpes genital dan sifilis - Kulit Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Risty Hafinah, Sp.DVMohon bertanya dok, bagaimanakah cara kita membedakan lesi herpes genital dan lesi sifilis di genital yang kadang tampak mirip? 
dr. Anggie Cahyadi
22 September 2022
Penanganan pasien dengan hasil pemeriksaan sifilis reaktif di FKTP
Oleh: dr. Anggie Cahyadi
4 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya pasien perempuan usia 20 tahun post partum P1A0 di puskesmas dengan pemeriksaan triple eliminasi HbsAg non reaktif, HIV non reaktif...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.