Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Chancroid kirti 2022-04-29T15:56:56+07:00 2022-04-29T15:56:56+07:00
Chancroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Chancroid

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Epidemiologi ulkus mole atau chancroid dilaporkan terus menurun, kecuali di Malawi dan India Utara. [4]

Global

Epidemiologi chancroid sering kali tidak tercatat dengan baik karena sulit dilakukan pemeriksaan untuk konfirmasi diagnosis. Terdapat sekitar 7 juta kasus chancroid per tahun hingga tahun 2000an awal.

Prevalensi chancroid saat ini sudah sangat menurun, terutama setelah adanya program eradikasi chancroid pada tahun 2001. Insidensi chancroid menurun hingga mencapai angka 15%. Saat ini, prevalensi chancroid hanya tinggi di beberapa daerah yang endemik, seperti Afrika Selatan, Amerika Utara, dan Karibia. Meskipun terjadi penurunan konstan, chancroid masih merupakan penyebab ulkus genital tertinggi ketiga setelah herpes genital dan sifilis.

Di Asia, chancroid tercatat sekitar 20% dari seluruh kasus PMS di Kamboja dan India. Insidensi chancroid juga lebih tinggi pada daerah dengan higienitas rendah dan daerah tropis. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan insidensi chancroid sekitar 95% di Thailand. Laki-laki, terutama yang tidak melakukan sirkumsisi, 3x lebih sering mengalami chancroid dibandingkan dengan wanita. [1-3,10]

Indonesia

Tidak ada data yang jelas mengenai epidemiologi chancroid di Indonesia. Angka prevalensi kuman penyebab ulkus genital juga bervariasi dan tidak dicatat dengan jelas. [11,12]

Mortalitas

Tidak ada data mengenai mortalitas karena chancroid. Infeksi karena chancroid pada umumnya tidak menyebar secara luas, sehingga tidak menyebabkan mortalitas ataupun kasus yang fatal. Namun demikian, chancroid dapat menyebabkan destruksi jaringan, terutama pada pasien immunocompromise. Kematian juga dapat terjadi pada kasus-kasus dengan koinfeksi yang lebih berat. [1,2,11,13]

Referensi

1. Gonzalez-Beiras C, Marks M, Chen CY, Roberts S, Mitja O. Epidemiology of Haemophilus ducreyi infections. Emerg Infect Dis. 2016;22:1–8.
2. Steen R. Eradicating chancroid. Bulletin World Health Organization. 2001;79:818–26.
3. Buensalido J, Fransisco C. Chancroid. Medscape. 2017. Diakses dari: https://emedicine.medscape.com/article/214737
4. Lautenschlager S, Kemp M, Christensen JJ, Mayans MV, Moi H. 2017 European guideline for the management of chancroid. Int J STD AIDS. 2016;28:324–9.
10. Centers for Disease Control and Prevention. Chancroid. CDC. 2015. Diakses dari: https://www.cdc.gov/std/tg2015/chancroid.htm
11. Aditama TY, Subuh M, Wandra T, Daili SF, Indriatmi W, Zubier F, et al. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011. Kemenkes RI, 2011.
12. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. 2013.
13. Schmid G. Chancroid. In: Evans A, Brachman P, editors. Bacterial Infections of Humans: Epidemiology and Control. New York: Plenum Publishing; 1998. page 191–6.

Etiologi Chancroid
Diagnosis Chancroid

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
    Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
Diskusi Terkait
dr.Nova Megawati Sinaga
15 Januari 2022
Penanganan sifilis selanjutnya pada ibu pasca melahirkan
Oleh: dr.Nova Megawati Sinaga
2 Balasan
Alodokter, mohon panduannya terkait panduan pengobatan pasien ibu hamil aterm dengan keluhan keputihan, hasil RPR test positif (laboratorium puskesmas) sudah...
Anonymous
28 Desember 2021
Sifilis pada ibu hamil apakah boleh melahirkan normal - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO Dr. Raissa Sp.OG, Ijin bertanya dok, jika ibu hamil dengan sifilis, apa yang disarankan dalam proses melahirkan, normal atau sc? Antibiotik yang aman...
drg. Annisa Widiandini
17 Desember 2021
Live Webinar Alomedika-Menuju Tercapainya Triple Eliminasi dalam Kehamilan. Minggu 19 Desember 2021 (15.00 - 17.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Menuju Tercapainya Triple Eliminasi dalam Kehamilan".Pembukaan: dr. Ari K Januarto, SpOG(K)Moderator...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.