Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Ulkus Mole kirti 2022-10-10T13:13:38+07:00 2022-10-10T13:13:38+07:00
Ulkus Mole
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Ulkus Mole

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Epidemiologi ulkus mole atau chancroid dilaporkan terus menurun, di mana penderita dapat koinfeksi dengan sifilis atau herpes genital. Di Indonesia, tidak ada data yang jelas mengenai insidensi khusus ulkus mole.[4,9]

Global

Epidemiologi ulkus mole sering kali tidak tercatat dengan baik karena sulit dilakukan pemeriksaan untuk konfirmasi diagnosis. Terdapat sekitar 7.000.000 kasus ulkus mole per tahun hingga tahun 2000 awal.

Prevalensi ulkus mole saat ini sudah sangat menurun, terutama setelah adanya program eradikasi chancroid pada tahun 2001. Insidensinya menurun hingga mencapai angka 15%. Saat ini, prevalensi ulkus mole hanya tinggi di beberapa daerah endemis, seperti Afrika Selatan, Amerika Utara, dan Karibia. Meskipun terjadi penurunan konstan, penyakit ini masih merupakan penyebab ulkus genital tertinggi ketiga setelah herpes genital dan sifilis.

Di Asia, ulkus mole tercatat sekitar 20% dari seluruh infeksi menular seksual (IMS) di Kamboja dan India. Insidensi lebih tinggi pada daerah dengan higienitas rendah dan daerah tropis. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan insidensi ulkus mole sekitar 95% di Thailand, di mana kasus pada laki-laki lebih tinggi 3 kali lipat daripada wanita, terutama laki-laki yang tidak disirkumsisi.[1-3,10]

Indonesia

Tidak ada data yang jelas mengenai epidemiologi ulkus mole di Indonesia. Prevalensi kuman penyebab ulkus genital dilaporkan bervariasi, yang sangat dipengaruhi oleh lokasi geografis. Namun, setiap saat angka ini dapat berubah dari waktu ke waktu.

Secara klinis, diagnosis banding ulkus genital tidak selalu tepat, terutama bila ditemukan beberapa penyebab secara bersamaan. Manifestasi klinis dan bentuk ulkus genital yang sering berubah biasanya berkaitan dengan infeksi HIV.[9]

Mortalitas

Tidak ada data mengenai mortalitas karena ulkus mole atau chancroid. Infeksi ini umumnya tidak menyebar secara luas, sehingga tidak menyebabkan mortalitas ataupun kasus yang fatal. Namun, ulkus mole dapat menyebabkan destruksi jaringan, terutama pada pasien imunodefisiensi. Kematian juga dapat terjadi pada kasus-kasus dengan koinfeksi yang lebih berat.[1,2,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Gonzalez-Beiras C, Marks M, et al. Epidemiology of Haemophilus ducreyi infections. Emerg Infect Dis. 2016;22:1–8.
2. Irizarry L, Velasquez J, et al. Chancroid. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513331/
3. Buensalido J, Fransisco C. Chancroid. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/214737
4. Lautenschlager S, Kemp M, et al. 2017 European guideline for the management of chancroid. Int J STD AIDS. 2016;28:324–9.
9. Aditama TY, Subuh M, et al. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2015. Kemenkes RI, 2015.
10. Centers for Disease Control and Prevention. Chancroid. CDC. 2015. https://www.cdc.gov/std/tg2015/chancroid.htm

Etiologi Ulkus Mole
Diagnosis Ulkus Mole

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
    Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
Diskusi Terkait
Anonymous
16 Februari 2023
Lesi dengan sensasi nyeri dan cairan kekuningan kental dari vagina
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo Dokter. Izin bertanya untuk kasus berikut. Pasien wanita berusia 27 tahun datang dengan lesi di vulva seperti pada foto. Lesi dengan sensasi nyeri dan...
Anonymous
13 Februari 2023
Lesi pada vagina disertai keputihan yang cair tidak berbau
Oleh: Anonymous
9 Balasan
Alo, Dokter.Ikut berdiskusi, Pasien usia 28 th datang ke faskes pertama dengan keluhan muncul lesi (gambar terlampir) pada bibir atas vagina keluhan...
dr. Hudiyati Agustini
29 Desember 2022
Skrining Sifilis Kongenital - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!WHO melaporkan sifilis pada kehamilan menyebabkan sekitar 300.000 kematian janin dan neonatus setiap tahun. Sifilis pada kehamilan juga...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.