Diagnosis Chancroid
Diagnosis definitif ulkus mole atau chancroid umumnya bisa ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang berupa kultur bakteri sangat jarang diperlukan.
Kriteria diagnosis chancroid berdasarkan CDC adalah :
- Terdapat 1 atau lebih ulkus genital yang disertai nyeri
- Manifestasi klinis sesuai dengan ciri-ciri chancroid
-
Hasil pemeriksaan untuk Treponema pallidum negatif, baik dari serologi atau tes ruang gelap. Tes harus dilakukan dalam 7 hari setelah munculnya ulkus
-
Pemeriksaan untuk virus Herpes Simplex (HSV) negatif baik dari kultur ataupun Polymerase Chain Reaction (PCR)
Seluruh kriteria ini harus dipenuhi untuk menegakkan diagnosis probable chancroid secara klinis. [3,6,10]
Anamnesis
Anamnesis pada pasien yang dicurigai chancroid harus meliputi faktor risiko, perjalanan klinis, komplikasi, dan kemungkinan adanya ko-infeksi. Hal-hal yang mengarah pada diagnosis chancroid antara lain adalah :
-
Ulkus pada bagian genitalia :
- Jumlah satu atau lebih
- Disertai nyeri hebat
- Diameter berukuran 1 – 2 cm
- Dasar ulkus eritematosa
- Batas tegas dan tidak ada indurasi
- Terdapat eksudat abu atau kekuningan dan berbau
- Mudah berdarah jika dikerok
- Progresi lesi: dimulai berbentuk papul kemudian berkembang menjadi pustul dan menjadi ulkus
- Gejala sistemik: demam, menggigil
- Gejala tidak spesifik pada wanita: dispareunia, gejala infeksi saluran kemih
- Pembentukan bubo: pembesaran kelenjar limfa inguinalis disertai ulkus, umumnya disertai nyeri dan bersifat unilateral, umumnya 1-2 minggu setelah ulkus
- Terdapat faktor risiko : misalnya promiskuitas atau riwayat berhubungan seksual tanpa kondom
Chancroid sering kali muncul dengan infeksi lain. Ko-infeksi yang paling sering adalah HIV, sifilis, dan herpes genitalis. Pada kasus dengan koinfeksi, manifestasi klinis dapat menjadi tidak khas. [6,7,10,11]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada pasien-pasien dengan chancroid adalah inspeksi daerah genital, pemeriksaan lesi, dan pemeriksaan regio inguinal.
Inspeksi Daerah Genital
Pada inspeksi area genital dapat terlihat lesi tunggal atau multipel. Lokasi lesi umumnya pada preputium, glans penis, meatus penis, sulkus kornalis, atau korpus penis. Lokasi lesi pada wanita umumnya pada labia mayora, labia minora, perineum, serviks, anus, klitoris, atau daerah femoral medial.
Pemeriksaan Lesi
Pada pemeriksaan lesi, bisa didapatkan lesi berjumlah 1-10, dasar lesi bergranulasi. Sering ditemukan adanya eksudat berbau, berwarna abu-kuning dan mudah berdarah jika dikerok. Lesi juga tidak memiliki indurasi.
Karakteristik lesi chancroid lainnya adalah disertai nyeri, batas tegas, bentuk tidak teratur, bergaung. Ukuran lesi berkisar 1-2 cm. Pada wanita dapat ditemukan kissing ulcer.
Pemeriksaan Inguinal
Pada pemeriksaan inguinal bisa ditemukan limfadenopati regional unilateral, disertai nyeri. Dapat terbentuk sinus, ulkus, dan eksudat.
Pemeriksaan yang baik dapat membantu membedakan lesi chancroid dan ulkus genitalis lainnya. Bila ditemukan adanya vesikel, lesi berkelompok, lesi tidak disertai nyeri, atau lesi dengan indurasi dapat dipikirkan kemungkinan diagnosis lain ataupun adanya koinfeksi. [3,6,7,14]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang harus dipikirkan pada pasien-pasien dengan ulkus pada bagian genital adalah herpes genitalis dan sifilis.
Herpes Genital
Pada herpes genital, gejala biasanya diawali dengan nyeri, rasa gatal, dan ruam kulit dengan ukuran kecil yang bergerombol. Setelahnya, barulah akan terbentuk ulkus yang terkadang mirip dengan chancroid. Untuk membedakan dengan chancroid dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan serum herpes simplex antibodi.
Sifilis
Pada sifilis, gejala awal yang ditemukan adalah ruam inisial pada regio genital, mulut, atau rektum. Berbeda dengan chancroid, ruam ini biasanya tidak nyeri. Diagnosis dapat ditegakkan menggunakan tes VDRL (venereal disease research laboratory) atau FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody absorption).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dengan kultur merupakan diagnosis baku emas pada chancroid, akan tetapi sering kali pemeriksaan ini sulit dilakukan karena tidak tersedia. Metode diagnostik lain yang dapat dilakukan adalah swab ulkus dan tes polymerase chain reaction (PCR).
Swab Ulkus
Swab ulkus dapat dilakukan dan spesimen diperiksa di bawah mikroskop dengan pewarnaan gram. Bakteri H. ducreyi akan menunjukkan hasil gram negatif basil berbentuk rantai (school of fish). Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang paling sederhana tetapi tidak direkomendasikan karena spesifisitas dan sensitivitas yang sangat rendah. [3,4,14]
Kultur
Pemeriksaan kultur positif H. ducreyi dengan media Stuart atau Amies merupakan diagnosis definitif untuk chancroid. Pemeriksaan ini terkadang dapat gagal atau menunjukkan hasil negatif karena pengambilan spesimen yang cukup sulit. Sensitifitas pemeriksaan ini sekitar 80%. [4]
Tes Polymerase Chain Reaction
Pemeriksaan dengan PCR dengan teknik amplifikasi DNA dapat sangat menjanjikan dan membantu konfirmasi diagnosis, tetapi tidak semua fasilitas kesehatan dapat melakukan pemeriksan PCR.
Pemeriksaan HIV dan Sifilis
Pasien yang terdiagnosa chancroid harus melakukan pemeriksaan HIV pada saat diagnosis. Apabila hasil pemeriksaan negatif, diulang kembali setelah 3 bulan bersamaan dengan tes sifilis. [3,6,14]