Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Kandidiasis Vulvovaginal general_alomedika 2023-01-06T09:06:27+07:00 2023-01-06T09:06:27+07:00
Kandidiasis Vulvovaginal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Kandidiasis Vulvovaginal

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Panduan e-prescription pada kandidiasis vulvovaginal ini dapat digunakan Dokter Umum pada saat akan memberikan terapi medikamentosa secara online.

Tanda dan Gejala

Pada anamnesis, pasien kandidiasis vulvovaginal umumnya mengeluh keputihan, pruritus, dan sensasi terbakar pada area vulva dan vagina. Dapat disertai  dispareunia, dan disuria. Keputihan atau duh vagina berwarna putih kekuningan yang bergumpal seperti keju (cottage cheese-like).[3-5]

Tanda di area genital yang dapat ditanyakan, misalnya adanya eritema, edema, atau ekskoriasi terutama pada labia mayora dan minora. [3-5]

Selain itu, perlu diketahui adanya faktor risiko yang meningkatkan terjadinya kandidiasis vulvovaginal, seperti kehamilan, obesitas, konsumsi kontrasepsi oral, kontrasepsi intravaginal, terapi pengganti hormon, diabetes mellitus, imunosupresi, terapi antibiotik spektrum luas, dan perilaku individu.[1,5,6]

Peringatan

Sebagian besar kasus kandidiasis vulvovaginal tanpa komplikasi dapat ditangani di perawatan primer. Beberapa kondisi yang harus dirujuk kepada dokter spesialis kebidanan dan kandungan adalah:

  • Kandidiasis vulvovaginal derajat berat
  • Kondisi kehamilan, diabetes mellitus tidak terkontrol, dan imunosupresi
  • Riwayat kandidiasis vulvovaginal berulang (≥4 episode/tahun)[1,6,20]

Peringatan Medikamentosa

  • Fluconazole tidak digunakan bersama dengan obat astemizole, cisapride, quinidine, terfenadine, pimozide, dan eritromisin.[23,24]
  • Perhatian khusus dalam pemberian fluconazole terutama pada pasien dengan kondisi yang berpotensi terjadinya proaritmia (hipokalemia, kelainan elektrolit, gagal jantung), memiliki penyakit komorbid (AIDS, keganasan), menderita gangguan renal dan hepar, serta pada populasi khusus anak, lansia, kehamilan, dan menyusui.[23,24]
  • Kepatuhan selama terapi, baik topikal maupun oral, sangat diperlukan untuk menghindari pertumbuhan berlebih dari Candida. Pasien dengan gejala menetap atau terjadi kekambuhan dalam 2 bulan setelah onset gejala awal disarankan untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut.[3,18,19]

Medikamentosa

Regimen penatalaksanaan kandidiasis vulvovaginal tanpa komplikasi yang dapat diberikan secara online. Jika kondisi berat dan disertai komplikasi sebaiknya dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Terapi Pasien Dewasa

Kriteria kandidiasis vulvovaginal tanpa komplikasi adalah episode sporadis (≤3 episode/tahun), tanda/gejala ringan sampai sedang, kemungkinan infeksi Candida albicans, wanita sehat dan tidak hamil, serta tanpa kondisi imunosupresi.[1,6]

Pilihan medikamentosa kandidiasis vulvovaginal tanpa komplikasi dapat terapi topikal atau peroral. Terapi peroral dianggap lebih nyaman, tetapi lebih banyak memberikan efek samping daripada terapi topikal.[1,6,18]

Pilihan antifungal topikal antara lain:

  • Clotrimazole 1% krim, diaplikasikan 2−3 kali/hari

  • Ketoconazole 2% krim, diaplikasikan 1−2 kali/hari

  • Miconazole nitrate 1,2 gram, supositoria intravaginal, dosis tunggal

  • Clotrimazole 2% 5 gram, supositoria intravaginal, 1 kali/hari selama 3 hari
  • Clotrimazole 500 mg, pesarium intravaginal, dosis tunggal[3,18,19]

Sedangkan, pilihan antifungal oral adalah:

  • Fluconazole 150 mg, dosis tunggal
  • Itraconazole 200 mg, 2 kali sehari, selama 1 hari[3,18,19]

Terapi Pasien Anak

Pada anak dengan kandidiasis mukokutan dapat diberikan fluconazole oral 6 mg/kgBB pada hari pertama, dilanjutkan 3 mg/kgBB/hari minimal selama 2 minggu.[25]

 

Terapi Pasien Wanita Hamil dan Menyusui

Perlu dipahami pemilihan antifungal yang aman untuk kehamilan dan ibu menyusui. Kandidiasis vulvovaginal pada kehamilan dan ibu menyusui simptomatik derajat ringan, tanpa komorbid lainnya, dapat diberikan terapi antifungal topikal vagina, yakni:

  • Clotrimazole 2% 5 gram, supositoria intravaginal, 1 kali/hari selama 3 hari, atau
  • Clotrimazole 500 mg, pesarium intravaginal, dosis tunggal.[3,6,18]

Penggunaan antifungal sistemik sebaiknya dihindari pada kehamilan. Diketahui tidak ada peningkatan risiko malformasi mayor yang terkait dengan penggunaan jangka pendek fluconazole oral 150 mg. Namun, terdapat laporan kasus malformasi dengan dosis lebih tinggi ( ≥ 400 mg/ hari).[3,6,18]

Referensi

1. Jeanmonod R, Jeanmonod D. Vaginal Candidiasis. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459317/
2. Willems HME, Ahmed SS, Liu J, Xu Z, Peters BM. Vulvovaginal Candidiasis: A Current Understanding and Burning Questions. J Fungi (Basel). 2020; 6(1): 27.
3. Brocklebank A, Maraj H. Vulvovaginal Candidiasis. InnovAiT: Education and inspiration for general practice. 2013; 6(10): 643-651.
4. Arya NR, Naureen BR. Candidiasis. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560624/
5. Krapf JM. Vulvovaginitis. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/2188931-overview
6. Sobel JD, Mitchell C. Candida vulvovaginitis: Clinical manifestations and diagnosis. 2021. https://www.uptodate.com/contents/candida-vulvovaginitis-clinical-manifestations-and-diagnosis?search=candida-vulvovaginitis-&source=search_result&selectedTitle=2~71&usage_type =default&display_rank=2
19. CDC. Vulvovaginal Candidiasis. 2015. https://www.cdc.gov/std/tg2015/candidiasis.htm
20. Spence D, Melville C. Vaginal discharge. 2007; 335(7630): 1147-1151.
21. CDC. Sexually transmitted diseases treatment guideline. 2010. https://www.cdc.gov/mmwr/pdf/rr/rr5912.pdf
22. Oakley A, Gomez J. Vulvovaginal candidiasis. 2017. https://dermnetnz.org/topics/vulvovaginal-candidiasis/
23. FDA. DIFLUCAN (Fluconazole Tablets). 2017. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2017/019949s067,020090s048lbl.pdf
24. MIMS. Fluconazole. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/fluconazole?mtype=generic
25. Jura SE, Hillenbrand K. Fluconazole. Pediatr Rev. 2006; 27(4):158-159

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ka...

Artikel Terkait

  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
  • Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan
    Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan
Diskusi Terkait
Anonymous
23 Desember 2022
Antijamur yang tepat untuk kandidiasis vaginosis - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang dr. Thomas, SpOG, obat antijamur apa yang saat ini belum resisten untuk terapi kandidiasis vaginosis? apakah lebih baik topikal atau sistemik?...
drg. Annisa Widiandini
03 November 2022
Bayi usia 9 bulan dengan bercak putih di rongga mulut - Kedokteran Gigi Anak Ask the Expert
Oleh: drg. Annisa Widiandini
8 Balasan
Pagi dokter Eka, Sp.KGA, izin bertanya dok. Saya dapat sharing kasus dari sejawat mengenai pasien bayi usia 9 bulan yang datang dengan bercak putih du bibir...
Anonymous
26 Oktober 2022
Terapi candidiasis oral pada pasien dewasa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Apakah terapi candidiasis oral pd pasien dewasa cukup dg menggunakan candistin drop? Perlukah tambahan antijamur oral? Dan biasa nya butuh wkt brp lama utk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.