Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Kandidiasis Vulvovaginal general_alomedika 2021-05-31T18:08:24+07:00 2021-05-31T18:08:24+07:00
Kandidiasis Vulvovaginal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Epidemiologi Kandidiasis Vulvovaginal

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Epidemiologi kandidiasis vulvovaginal sulit untuk ditentukan, karena hampir setengah kasus didiagnosis secara klinis dan tidak dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopis atau kultur. Prevalensi tertinggi terjadinya kandidiasis vulvovaginal terdapat pada wanita usia reproduksi.[5,6]

Global

Secara global, diketahui sekitar 75% dari semua wanita pernah mengalami kandidiasis vulvovaginal, 50% wanita yang pertama kali terinfeksi akan mengalami setidaknya episode kedua, serta 5−10% wanita mengalami kandidiasis vulvovaginal rekuren. Disebut kandidiasis vulvovaginal rekuren/berulang adalah jika mengalami ≥4 episode dalam satu tahun.[5,6,14]

Studi internasional oleh Foxman et al menemukan bahwa tingkat insiden kandidiasis vulvovaginal di negara-negara Barat tinggi, yaitu 29−49% dan lebih dari seperlima kasus dalam bentuk rekuren. Studi dilakukan di di Amerika Serikat dan 5 negara di Eropa, yang melibatkan sekitar 6.000 wanita berusia >16 tahun. [5]

Survei lain mengenai prevalensi kandidiasis vulvovaginal melaporkan kondisi ini terbanyak ditemukan pada wanita usia reproduksi. Sekitar 55% wanita di perguruan tinggi pernah mengalami minimal satu episode pada usia 25 tahun. Sedangkan pada wanita premenopause, 75% melaporkan pernah mengalami satu episode dalam seumur hidup, 45% mengalami >2 episode, serta 5−8% mengalami >4 episode dalam satu tahun.[6]

Indonesia

Data epidemiologi kandidiasis vulvovaginal di Indonesia masih terbatas. Penelitian deskriptif retrospektif mengenai profil pasien kandidiasis vulvovaginalis dilakukan dengan mengevaluasi data sekunder dari catatan rekam medik 4.099 pasien yang datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari – Desember 2013. Penelitian ini menemukan 29 kasus (0,70%) pasien didiagnosis kandidiasis vulvovaginalis.[15]

Profil distribusi kasus terbanyak adalah pada wanita usia 15−24 tahun (41,4%) dan 25−44 tahun (41,4%), profesi ibu rumah tangga (20,7%) dan pelajar (20,7%), gejala klinis keputihan dan gatal (34,5%), faktor risiko kehamilan dan penggunaan douching (13,8%), pemeriksaan Gram ditemukan spora, budding cell, dan pseudohifa (62,1%), dan pasien kasus baru (82,8%).[15]

Penelitian deskriptif potong lintang, yang melibatkan 243 pasien dari unit rawat jalan Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama periode 12 April − 11 Juli 2017, mempelajari faktor yang mempengaruhi terjadinya kandidiasis vulvovaginal. Hasil penelitian mendapatkan 25 pasien (10,28%) dengan diagnosis kandidiasis vulvovaginal, dengan penggunaan douching vagina menjadi faktor risiko terbanyak.[12]

Mortalitas

Sebagian besar kasus kandidiasis vulvovaginal terlokalisasi, tidak mengancam nyawa, dan memiliki prognosis yang baik jika dilakukan terapi segera. Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan masalah sosial, seperti perasaan malu, penarikan diri dari aktivitas seksual, serta disfungsi seksual.[1,4]

Mortalitas dapat meningkat jika kandidiasis vulvovaginal tidak ditata laksana dan mengakibatkan infeksi sistemik atau kandidemia. Angka mortalitas terkait kandidemia mencapai 30−40%. Kandidemia menyebabkan lebih banyak kasus mortalitas daripada mikosis sistemik lainnya.[4,16]

Identifikasi kasus dengan konfirmasi spesies jamur akan membantu untuk memulai terapi antifungal yang sesuai secara dini, sehingga mengurangi morbiditas dan mortalitas.[17]

Referensi

1. Jeanmonod R, Jeanmonod D. Vaginal Candidiasis. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459317/
4. Arya NR, Naureen BR. Candidiasis. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560624/
5. Krapf JM. Vulvovaginitis. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/2188931-overview
6. Sobel JD, Mitchell C. Candida vulvovaginitis: Clinical manifestations and diagnosis. 2021. https://www.uptodate.com/contents/candida-vulvovaginitis-clinical-manifestations-and-diagnosis?search=candida-vulvovaginitis-&source=search_result&selectedTitle=2~71&usage_type =default&display_rank=2
14. Rathod SD, Buffler PA. Highly-cited estimates of the cumulative incidence and recurrence of vulvovaginal candidiasis are inadequately documented. 2014. https://bmcwomenshealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/1472-6874-14-43
15. Tasik NL, Kapantow GM, Kandou RT. Profil Kandidiasis Vulvovaginalis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2013. Manado: Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi.
16. Hidalgo JA. Candidiasis. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/213853-overview#a8
17. Vijaya D, Dhanalakshmi TA, Kulkarni S. Changing Trends of Vulvovaginal Candidiasis. J Lab Physicians. 2014; 6(1): 28–30.

Etiologi Kandidiasis Vulvovaginal
Diagnosis Kandidiasis Vulvovaginal

Artikel Terkait

  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
  • Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan
    Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan
Diskusi Terkait
Anonymous
23 Desember 2022
Antijamur yang tepat untuk kandidiasis vaginosis - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang dr. Thomas, SpOG, obat antijamur apa yang saat ini belum resisten untuk terapi kandidiasis vaginosis? apakah lebih baik topikal atau sistemik?...
drg. Annisa Widiandini
03 November 2022
Bayi usia 9 bulan dengan bercak putih di rongga mulut - Kedokteran Gigi Anak Ask the Expert
Oleh: drg. Annisa Widiandini
8 Balasan
Pagi dokter Eka, Sp.KGA, izin bertanya dok. Saya dapat sharing kasus dari sejawat mengenai pasien bayi usia 9 bulan yang datang dengan bercak putih du bibir...
Anonymous
26 Oktober 2022
Terapi candidiasis oral pada pasien dewasa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Apakah terapi candidiasis oral pd pasien dewasa cukup dg menggunakan candistin drop? Perlukah tambahan antijamur oral? Dan biasa nya butuh wkt brp lama utk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.