Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Ileus Obstruktif general_alomedika 2019-02-15T07:17:39+07:00 2019-02-15T07:17:39+07:00
Ileus Obstruktif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Ileus Obstruktif

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Diagnosis ileus obstruktif penting dibedakan dari gangguan motilitas usus, misalnya karena ileus paralitik. Selain itu, pemeriksaan juga harus menggali etiologi obstruksi, lokasi, serta komplikasinya.

Anamnesis

Gejala yang dikeluhkan oleh pasien dengan ileus obstruktif bergantung dari lokasi sumbatannya. Umumnya keluhan akan berupa nyeri abdomen, mual, muntah, distensi abdomen, serta gangguan buang air besar (BAB) dan flatus. Identifikasi dan intervensi awal merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya komplikasi seperti perforasi dan iskemik jaringan.

Nyeri dan Distensi Abdomen

Gejala pada pasien dengan obstruksi usus bagian proximal akan terlihat lebih dini dan cepat dibandingkan bagian distal. Nyeri abdomen dapat dideskripsikan sebagai nyeri kolik yang intermitten. Distensi abdomen tidak terlalu signifikan.

Sedangkan pada obstruksi usus besar gejala akan terlihat lebih lambat dan kemungkinan tidak terjadi muntah. Nyeri abdomen dideskripsikan sebagai nyeri kolik yang terjadi terus menerus.

Pada pasien yang mengalami mual dan muntah secara terus menerus perlu dicurigai adanya tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elektrolit.

Pola Buang Air Besar

Pola BAB dan flatus juga penting ditanyakan untuk mengetahui apakah obstruksi berupa obstruksi total atau parsial. Pada obstruksi parsial, pasien masih dapat BAB dan flatus namun tidak terjadi secara komplit. Sedangkan pada obstruksi total, pasien tidak dapat BAB dan flatus sama sekali. [1,3,4,12,14,15]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik ileus obstruktif dapat fokus terhadap pemeriksaan abdomen, pangkal paha, dan rektum. Pemeriksaan fisik awal secara umum bisa dilihat tanda-tanda dehidrasi akibat mual muntah dan kehilangan cairan yang terjadi secara terus menerus. [3]

Pemeriksaan Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen dapat dilakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Temuan pada inspeksi abdomen dapat berupa bekas luka operasi atau hernia.  Pasien dengan ileus obstruktif juga akan mengalami nyeri tekan, pada pasien obstruktif usus besar nyeri umumnya difus, sedangkan pada pasien obstruktif usus halus nyeri akan terasa fokal.

Perlu diperhatikan adanya tanda-tanda perforasi seperti nyeri tekan yang dirasa lebih berat atau ada defans muskular.

Pada perkusi akan terdengar suara hipertimpani akibat dari gas yang terperangkap dalam usus dan pada auskultasi bisa terdengar peningkatan bising usus. [3,14]

Pemeriksaan Pangkal Paha

Pada pemeriksaan pangkal paha dapat ditemukan tanda-tanda hernia inguinalis sebagai penyebab obstruksi. Tanda hernia inguinalis adalah adanya benjolan yang masih bisa dimasukkan pada hernia reponibel, atau sudah tidak bisa dimasukkan pada hernia irreponible. Apabila segmen usus yang mengalami hernia sudah menunjukkan tanda radang, artinya sudah mulai terjadi iskemia.  [3,12]

Pemeriksaan Rektal Digital

Pemeriksaan rektal digital perlu dilakukan untuk melihat patensi dari anus pada neonatus serta isi dari rektum. Feses yang keras menandakan terjadinya impaksi, sedangkan feses lunak menandakan obstipasi. Apabila feses tidak ditemukan pada saat pemeriksaan, umumnya obstruksi terjadi pada bagian proximal. Keganasan atau strangulasi dicurigai apabila terdapat darah. [3,4]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari ileus obstruktif adalah ileus yang disebabkan oleh gangguan motilitas usus tanpa adanya obstruksi di mana yang paling sering terjadi adalah ileus paralitik dan pseudo obstruksi.

Ileus Paralitik

Tanda dan gejala dari ileus paralitik dapat menyerupai ileus ostruktif. Penyakit ini dapat diakibatkan oleh hampir seluruh operasi abdomen terbuka, peritonitis, trauma, iskemia usus ataupun gangguan elektrolit seperti hipokalemia. Untuk membedakan ileus paralitik dengan ileus obstruktif, dapat dilakukan pemeriksaan radiografi untuk melihat ada atau tidaknya sumbatan. Selain itu pada pemeriksaan fisik di auskultasi, bising usus akan menurun pada ileus paralitik, namun hal ini juga dapat terjadi pada ileus obstruktif yang sudah mengalami iskemia atau perforasi. [9]

Pseudo Obstruksi

Pseudo obstruksi atau biasa disebut dengan sindrom Ogilvie, merupakan kondisi kronis yang lebih sering terjadi pada usus besar dibandingkan usus halus. Etiologi hingga saat ini belum diketahui dengan jelas. Tanda dan gejala dapat menyerupai ileus obstruktif namun tidak terdapat tanda-tanda obstruksi dan dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan radiologi. [9,12]

Pemeriksaan Penunjang

Modalitas utama yang diperlukan untuk mengkonfirmasi ileus obstruktif adalah CT scan dengan kontras. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengevaluasi adanya komplikasi yang menyertai.

CT Scan

Pemeriksaan CT scan dalam mendiagnosis obstruksi komplit memiliki sensitivitas diatas 90%. Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya obstruksi, penyebab, lokasi, serta komplikasi yang mungkin terjadi ,seperti perforasi dan iskemik.

Pada CT scan dapat ditemukan gambaran air-fluid level, distensi usus >2,5 cm diikuti kolaps usus yang terletak distal dari obstruksi, dan pada beberapa kasus dapat terlihat area transisi. [2,15,17]

Rontgen Abdomen

Rontgen abdomen dapat dilakukan pada pasien dengan kondisi klinis yang stabil. Menurut sebuah studi retrospektif yang dilakukan oleh Maglinte et al rontgen abdomen memiliki sensitivitas yang hampir sama dengan CT scan untuk mendiagnosis obstruksi total (86% dan 82%).  [16]

Foto polos diambil minimal 2 posisi yaitu posisi supinasi dan erect. Pada obstruksi komplit akan didapatkan dilatasi usus, air-fluid level, dan hilangnya gas pada area usus distal dari obstruksi. [2]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak dapat mendiagnosis ileus obstruktif secara spesifik. Pemeriksaan ini dapat mengkonfirmasi kecurigaan klinis penurunan volume dan membantu identifikasi iskemia usus. [2]

Penemuan yang umumnya didapat dari pemeriksaan laboratorium adalah leukositosis, peningkatan C-reactive protein (CRP) dan laktat yang menandakan terjadinya sepsis atau iskemia jaringan. Tanda-tanda dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit juga perlu dievaluasi seperti hipokalemia, hipokloremik, alkalosis metabolik, peningkatan hematokrit serta ureum. [14]

Enterokolisis

Enterokolisis, atau terkadang dikenal dengan CT scan dengan kontras per oral, merupakan pemeriksaan radiologi dimana kontras dimasukan melalui nasogastric tube. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi mendekati 100% karena dapat mendeteksi adanya obstruksi parsial yang disebabkan oleh anatomi lumen dan mural seperti contohnya tumor pada usus. [3,4,12]

Referensi

1. Smith D, Nehring S. Bowel Obstruction. StatPearls; 2018. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28846346
2. Zielinski MD, Bannon MP. Current Management of Small Bowel Obstruction. Advances in Surgery, 2011. 45(1): 1–29. doi:10.1016/j.yasu.2011.03.017
3. Hopkins C. Large Bowel Obstruction. Medscape. 2017. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/774045-overview#a5
4. Ramnarine M. Small Bowel Obstruction. Medscape. 2017. p. Patophysiology. https://emedicine.medscape.com/article/774140-overview
9. Hodin R, Bordeianou L. Small Bowel Obstruction. Uptodate; 2014.
12. Diaz J, Bokhari F, Mowery N, Acosta J, Block E, Bromberg W. Practice Management Guidelines for Small Bowel Obstruction EastEast. 2007.
14. Hucl T. Acute GI obstruction. Best Pract Res Clin Gastroenterol. 2013;27(5):691–707. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.bpg.2013.09.001
15. Vilz TO, Stoffels B, Straßburg C, Schild HH, Kalff JC. Ileus in Adults. Dtsch Arztebl Int. 2017;114(29–30):508–17.
16. Magtinte DT, Reyes BL, Harmon BH, Kelvin FM, Turner WW, Hage JE, et al. Reliability and Role of Plain Film Radiography and CT in the Diagnosis of Small Bowel Obstruction. Am Rontgen Soc. 1996:1451–5.
17. Taylor MR, Lalani N. Adult Small Bowel Obstruction. Academic Emergency Medicine, 2013. 20(6): 527–544. doi:10.1111/acem.12150

Epidemiologi Ileus Obstruktif
Penatalaksanaan Ileus Obstruktif

Artikel Terkait

  • Metode Konfirmasi Pemasangan NGT
    Metode Konfirmasi Pemasangan NGT
  • Terapi Operatif Vs Non-Operatif untuk Adhesive Small Bowel Obstruction
    Terapi Operatif Vs Non-Operatif untuk Adhesive Small Bowel Obstruction
Diskusi Terkait
Anonymous
28 Desember 2022
Permen Karet untuk Recovery Pasca Pembedahan Usus - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin bertanya dr. Tommy, SpB saya pernah membaca bahwa permen karet dapat berguna untuk mempercepat recovery pasca operasi seperti operasi ileus.. apakah...
Anonymous
05 Oktober 2022
Peran Diagnostik NGT pada Ileus - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Sonny, SpB, sebenarnya apakah ada peran diagnostik untuk temuan cairan dari NGT pada berbagai kasus bedah misalnya pada kasus ileus? Terima kasih Dok...
Anonymous
14 September 2022
Pasien anak usia 5 tahun dengan perut kembung - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokPagi dr. Irene Stephanie Sp BMohon pencerahannya, pasien anak umur 5 tahun mengeluh sakit perut dengan perut kembung, flatus tidak ada, ada muntah,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.