Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ileus Obstruktif general_alomedika 2021-09-24T14:59:28+07:00 2021-09-24T14:59:28+07:00
Ileus Obstruktif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ileus Obstruktif

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ileus obstruktif dapat berupa tatalaksana operatif dan nonoperatif. Apabila pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan tidak stabil maka perlu dilakukan tatalaksana awal di unit gawat darurat sebelum menentukan tatalaksana selanjutnya.

Tatalaksana Gawat Darurat

Tiga hal penting yang perlu ditentukan dalam tatalaksana awal gawat darurat pada ileus obstruktif:

  1. Derajat dehidrasi dan perubahan metabolik yang terjadi
  2. Seberapa berat, penyebab, dan lokasi dari obstruksi
  3. Menentukan tatalaksana selanjutnya (operatif atau nonoperatif)

Tatalaksana awal di situasi gawat darurat harus selalu dimulai dari stabilisasi ABC (Airway, Breathing Circulation). Setelah airway dan breathing stabil segera lakukan resusitasi cairan dengan menggunakan cairan isotonis atau pengganti elektrolit lainnya, dekompresi gastrointestinal, serta analgetik sesuai indikasi.

Pemasangan kateter Foley juga diperlukan untuk memonitor output urin.  Dekompresi gastrointestinal dapat dilakukan dengan cara memasang nasogastric tube. NGT juga mempermudah dilakukannya suction serta mencegah terjadi aspirasi.

Konsultasi bedah di awal juga diperlukan untuk tatalaksana lebih lanjut. Observasi pasien ileus obstruktif tidak diperbolehkan melebihi 12-24 jam, apabila tidak terdapat perbaikan segera lakukan operasi untuk menghindari kemungkinan komplikasi. [1,2,9,15]

Tatalaksana Nonoperatif

Tatalaksana nonoperatif harus dilakukan secara selektif pada pasien ileus obstruktif. Efektivitas dari terapi ini sebesar 80% pada pasien dengan obstruksi parsial. Tantangan dalam tatalaksana ini adalah menentukan dengan cepat dan melakukan eksplor operatif jika terjadi strangulasi, deteksi dini pasien tanpa strangulasi yang tidak akan membaik tanpa intervensi, dan meminimalisir tindakan operatif yang tidak diperlukan. Perlu diingat bahwa penundaan intervensi pada ileus obstruktif dengan strangulasi akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas. [2]

Pada tatalaksana nonoperatif, hal-hal yang dilakukan adalah:

  • Nothing per Oral (NPO)

  • Resusitasi volume cairan dan koreksi ketidak seimbangan elektrolit
  • Dekompresi dengan tuba nasogastrik, tuba intestinal, atau kolonoskopi [14,15]

Menurut sebuah kajian pustaka, pemberian kontras iodinated direkomendasikan karena dapat mengurangi kebutuhan untuk dilakukan operasi serta hari rawat inap di rumah sakit. Durasi untuk terapi nonoperatif hingga saat ini masih menjadi perdebatan. [15,18]

Tanda-tanda Strangulasi

Beberapa tanda berikut mengindikasikan adanya iskemia akibat ileus obstruktif strangulasi :

  • Nyeri berkelanjutan atau nyeri ≥4 hari
  • Takikardi
  • Hipotensi
  • Demam
  • Asidosis metabolik
  • Leukositosis
  • Hernia inkarserata
  • Iritasi peritoneum
  • Pneumatosis intestinal
  • Gas pada vena porta
  • CRP >75 mg/l [2,15,18]

Pembedahan

Ileus obstruktif yang terjadi pada usus halus umumnya dapat ditatalaksana secara konservatif, namun ileus obstruktif yang terjadi pada usus besar umumnya terjadi akibat dari sumbatan keganasan dan membutuhkan operasi segera. Tujuan dari tindakan pembedahan adalah untuk membebaskan sumbatan, mereseksi jaringan usus yang tidak viable, dan mengurangi kejadian enterotomi. [9]

Teknik pembedahan dapat dilakukan dua cara yaitu laparotomi eksploratif dan laparoskopi. Tinjauan Cochrane menyatakan bahwa tindakan laparoskopi lebih tidak invasif dan beberapa studi menyatakan efektif untuk ileus obstruksi, tetapi tingkat mortalitas dan morbiditas dibandingkan laparotomi masih memerlukan studi lebih lanjut. [19]

Referensi

1. Smith D, Nehring S. Bowel Obstruction. StatPearls; 2018. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28846346
2. Zielinski MD, Bannon MP. Current Management of Small Bowel Obstruction. Advances in Surgery, 2011. 45(1): 1–29. doi:10.1016/j.yasu.2011.03.017
9. Hodin R, Bordeianou L. Small Bowel Obstruction. Uptodate; 2014.
14. Hucl T. Acute GI obstruction. Best Pract Res Clin Gastroenterol. 2013;27(5):691–707. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.bpg.2013.09.001
15. Vilz TO, Stoffels B, Straßburg C, Schild HH, Kalff JC. Ileus in Adults. Dtsch Arztebl Int. 2017;114(29–30):508–17.
18. Ten Broek RPG, Krielen P, Di Saverio S, Coccolini F, Biffl WL, Ansaloni L, et al. Bologna guidelines for diagnosis and management of adhesive small bowel obstruction (ASBO): 2017 update of the evidence-based guidelines from the world society of emergency surgery ASBO working group. World J Emerg Surg. 2018;13(1):1–13.
19. Cirocchi R, Abraha I, Farinella E, et al. Laparoscopic versus open surgery in small bowel obstruction. Cochrane Database of Systematic Reviews 2010, Issue 2. DOI: 10.1002/14651858.CD007511.pub2.

Diagnosis Ileus Obstruktif
Prognosis Ileus Obstruktif

Artikel Terkait

  • Metode Konfirmasi Pemasangan NGT
    Metode Konfirmasi Pemasangan NGT
  • Terapi Operatif Vs Non-Operatif untuk Adhesive Small Bowel Obstruction
    Terapi Operatif Vs Non-Operatif untuk Adhesive Small Bowel Obstruction
Diskusi Terkait
Anonymous
28 Desember 2022
Permen Karet untuk Recovery Pasca Pembedahan Usus - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin bertanya dr. Tommy, SpB saya pernah membaca bahwa permen karet dapat berguna untuk mempercepat recovery pasca operasi seperti operasi ileus.. apakah...
Anonymous
05 Oktober 2022
Peran Diagnostik NGT pada Ileus - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Sonny, SpB, sebenarnya apakah ada peran diagnostik untuk temuan cairan dari NGT pada berbagai kasus bedah misalnya pada kasus ileus? Terima kasih Dok...
Anonymous
14 September 2022
Pasien anak usia 5 tahun dengan perut kembung - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokPagi dr. Irene Stephanie Sp BMohon pencerahannya, pasien anak umur 5 tahun mengeluh sakit perut dengan perut kembung, flatus tidak ada, ada muntah,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.