Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Oligospermia general_alomedika 2020-10-15T16:25:23+07:00 2020-10-15T16:25:23+07:00
Oligospermia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Oligospermia

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Etiologi oligospermia berbeda berdasarkan jenis hipogonadisme yang diderita. Berbagai gangguan reproduktif dan nonreproduktif bisa menyebabkan oligospermia, namun kebanyakan kasus bersifat idiopatik. [2]

Etiologi Primary Testicular Failure

Etiologi oligospermia yang disebabkan oleh primary testicular failure, antara lain:

  • Sindrom Klinefelter: Kondisi yang disebabkan oleh kelainan kromosom X dan Y, di mana terdapat dua atau lebih kromosom X, sehingga menyebabkan perkembangan testis tidak normal;
  • Abnormalitas kromosom: Selain sindrom Klinefelter, abnormalitas kromosom lain, seperti mikrodelesi Yq, copy number variations, mutasi genetik,
  • Undesensus testis: Testis yang tidak turun setelah beberapa tahun pertama kehidupan menyebabkan gangguan fungsi testis;

  • Hematokromatosis: Kadar zat besi tinggi pada darah dapat mengganggu fungsi testis;
  • Cedera testis: Testis mudah mengalami cedera karena posisinya di luar batang tubuh. Cedera pada testis dapat mengganggu fungsi testis, namun cedera pada satu testis dapat tidak mengganggu produksi testosteron;
  • Pengobatan kanker: Kemoterapi dan terapi radiasi dapat mengganggu fungsi testis. Meskipun beberapa pasien mengalami perbaikan fungsi testis dalam beberapa bulan setelah selesainya terapi, pasien dapat disarankan untuk menyimpan sperma sebelum mulai terapi kanker;
  • Penuaan: Kadar testosteron pada pria usia lanjut biasanya lebih rendah dari pria dengan usia lebih muda.[3,6]

Etiologi Hipogonadisme Sekunder

Etiologi oligospermia yang disebabkan oleh hipogonadisme sekunder, andara lain:

  • Sindrom Kallmann: Perkembangan abnormal hipotalamus dapat menyebabkan hipogonadisme. Sindrom Kallmann juga dikaitkan dengan kehilangan kemampuan penciuman (anosmia);
  • Penyakit kelenjar pituitari: Gangguan pelepasan luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) akibat penyakit pada kelenjar pituitari, seperti tumor pituitari, dan terapinya dapat menyebabkan gangguan fungsi testis;
  • Penyakit inflamasi: Beberapa penyakit inflamasi, seperti sarkoidosis, hystiosytosis, tuberkulosis dapat mengganggu fungsi hipotalamus dan kelenjar pituitari dan menyebabkan hipogonadisme;
  • Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS): Infeksi HIV dapat mengganggu fungsi hipotalamus, kelenjar pituitari, dan testis;

  • Obat-obatan: Penggunaan beberapa jenis obat, seperti analgesik opioid dan pengobatan hormonal dapat mengganggu produksi testosteron.[3,6]

Faktor Risiko

Faktor risiko gangguan spermatogenesis yang menyebabkan oligospermia, antara lain:

  • Obesitas
  • Diabetes mellitus
  • Sindrom metabolik
  • Penyakit kronik
  • Penuaan
  • Konsumsi obat-obatan, seperti golongan statin, glukokortikoid, opioid, dan 5-alpha reductase inhibitors

  • Kanker dan terapinya[3,8]

Referensi

3. Kumar P, Kumar N, Thakur DS, Patidar A. Male hypogonadism: Symptoms and treatment. Journal of advanced pharmaceutical technology & research. 2010 Jul;1(3):297.
6. Fraietta R, Zylberstejn DS, Esteves SC. Hypogonadotropic hypogonadism revisited. Clinics. 2013;68:81-8.
8. Bayer AG. Risk factors of hypogonadism. 2019. https://hcp.nebido.com/hcp/hypogonadism/risk-factors

Patofisiologi Oligospermia
Epidemiologi Oligospermia

Artikel Terkait

  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Jenis Pengobatan Infertilitas
    Jenis Pengobatan Infertilitas
  • Suplementasi Asam Folat dan Zink untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
    Suplementasi Asam Folat dan Zink untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
  • Efikasi Tamoxifen Pada Infertilitas Pria
    Efikasi Tamoxifen Pada Infertilitas Pria
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
03 November 2021
Suplemen untuk memperbanyak sperma - Urologi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Dyandra Parikesit, BMedSci, Sp. U, izin bertanya dokter.Apakah ada suplemen yang dapat memperbanyak sperma? Apakah suplemen tersebut cukup baik untuk...
dr. Nurul Falah
16 Februari 2021
Terapi pendukung pada oligozoospermia dengan suplemen atau makanan? - Andrologi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And-KSAAM, izin bertanya Prof 🙏Apakah ada suplemen atau makanan yang baik bagi pasien yang mengalami...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.