Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin Varicella
Kontraindikasi vaksin varicella adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini, pasien imunokompromais, pasien dengan infeksi aktif, dan pada pasien hamil.
Kontraindikasi
Pemberian vaksin varicella menjadi kontraindikasi pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap komponen dari vaksin, seperti gelatin. Pada pemberian vaksin varicella kombinasi (MMRV dengan vaksin gondongan, campak, dan rubella), juga perlu diperhatikan apakah pasien memiliki hipersensitivitas terhadap telur atau pengawet lainnya karena vaksin MMRV memiliki kandungan telur di dalamnya.
Vaksin varicella tidak dianjurkan pada penderita keganasan yang melibatkan sistem limfatik atau bone marrow. Vaksin kombinasi MMRV juga tidak dianjurkan pada pasien dengan imunodefisiensi primer atau acquired seperti HIV. Vaksin varicella juga sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan riwayat keluarga mengalami imunodefisiensi, sampai terbukti tidak ada defek imunitas pada pasien berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
Selain itu vaksin ini juga sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang sedang dalam terapi imunosupresan (misalnya prednison ≥ 2 mg/kgBB atau ≥20 mg/hari). Pasien yang sedang dalam terapi tersebut rentan untuk terinfeksi dan pemberian vaksin varicella akan menyebabkan infeksi dan ruam yang ekstensif. [4]
Pasien hamil dan yang sedang menderita infeksi aktif, misalnya tuberkulosis paru yang tidak ditatalaksana, juga tidak boleh mendapat vaksin varicella. [9]
Peringatan
Keputusan dalam menunda vaksinasi bergantung pada seberapa berat penyakit yang dialami pasien. Vaksinasi pada pasien yang mengalami penyakit akut dan berat, sebaiknya ditunda hingga fase penyembuhan.
Vaksin varicella dapat diberikan pada anak yang sedang dalam keadaan sakit ringan dengan ada atau tidak adanya demam, namun perlu diwaspadai adanya efek samping vaksin berupa peningkatan suhu. [4]
Pemberian vaksin varicella juga harus hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat keluarga kejang demam. Hal ini karena kejang demam merupakan salah satu efek samping sistemik yang pernah dilaporkan setelah pemberian vaksin varicella, walaupun angka kejadiannya rendah. [9]
Trombositopenia bukan merupakan salah satu kontraindikasi dari pemberian vaksin varicella monovalen. Trombositopenia berat seperti ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura) lebih banyak dilaporkan setelah pemberian vaksin MMR. Studi di Kanada pada 115 kasus ITP dilaporkan 77 kasus (74.7%) kasus terjadi setelah pemberian vaksin MMR, 28 setelah DTaP, dan 10 setelah pemberian vaksin varicella. [13]