Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Varicella
Efek samping vaksin varicella dapat timbul secara lokal maupun sistemik. Vaksin varicella dapat berinteraksi dengan obat yang mensupresi sistem imun dan yang mengandung salisilat.
Efek Samping
Efek samping dari vaksin atau kejadian ikutan pasca imunisasi dibedakan menjadi efek samping lokal, sistemik, dan efek samping yang ditimbulkan dari vaksin kombinasi MMRV (vaksin gondongan, campak, dan rubella).
Efek Samping Lokal
Kejadian ikutan paling sering adalah nyeri dan kemerahan pada lokasi injeksi. Menurut WHO, pada studi yang melibatkan 8900 anak sehat berusia 12 bulan hingga 12 tahun yang menerima 1 dosis vaksin, 19,3% mengalami nyeri, bengkak, kemerahan, ruam, pruritus, hematoma, indurasi, serta kaku pada lokasi injeksi. Selain itu, pada 3,4% anak terdapat ruam seperti cacar air pada lokasi injeksi.
Studi lain yang dilakukan pada 1600 anak berusia di atas 13 tahun, melaporkan 24,4% pasien yang diberikan 1 dosis injeksi dan 32,5% pasien yang diberikan 2 dosis injeksi mengalami nyeri, bengkak, indurasi, dan rasa kebal pada lokasi injeksi. [7]
Efek Samping Sistemik
Menurut meta analisis WHO, sebuah studi yang melibatkan anak berusia 1-12 tahun, melaporkan 14,7% mengalami demam, dan 0,1% juga dilaporkan mengalami kejang demam. [7]
Efek Samping pada Vaksin Kombinasi
Menurut sebuah studi klinis pada 4497 anak yang membandingkan antara pemberian vaksin MMRV pada 1 lokasi injeksi, dengan MMRII serta vaksin varicella yang diberikan bersamaan namun pada 2 lokasi injeksi yang berbeda, efek samping sistemik ditemukan lebih tinggi pada pasien yang diberikan MMRV. Efek samping tersebut meliputi demam (21,5 vs 14,9%) dan ruam seperti campak (3,0% vs 2,1%). [4,7]
Interaksi Obat
Pemberian obat imunosupresan seperti kortikosteroid dosis tinggi dan agen sitotoksik dapat menurunkan respon imun terhadap vaksin.
Pemberian vaksin varicella pada pasien yang mengonsumsi obat salisilat, seperti aspirin, dapat menyebabkan Sindroma Reye. [4]