Pengawasan Klinis Fluoxetine
Pengawasan klinis terutama dibutuhkan pada tahap awal penggunaan fluoxetine karena terdapat peningkatan risiko perilaku dan ide bunuh diri, serta perburukan gejala depresi, pada kurang lebih 2 minggu pertama terapi. Pengawasan klinis ini terutama perlu dilakukan pada pasien dengan depresi berat.
Pengawasan Klinis terhadap Respons Terapi
Pengawasan klinis juga harus dilakukan terhadap respons terapi penggunaan obat ini untuk depresi karena respons terapi baru muncul pada minggu 2-4 terapi. Jika tidak ada perubahan respons klinis pada minggu 4-6 terapi, pertimbangkan untuk meningkatkan dosis obat atau mengganti dengan antidepresan lain[2]. Pengawasan klinis terhadap respons terapi ini dapat dilakukan dengan menggunakan instrument seperti Beck Depression Inventory (BDI) atau Hamilton Rating Scale for Depression (HRSD).
Pengawasan Klinis pada Pasien dengan Gangguan Bipolar
Penggunaan fluoxetine pada pasien-pasien dengan gangguan bipolar juga membutuhkan pengawasan karena obat golongan SSRI bisa menginduksi timbulnya gejala-gejala manik. Bila pada pasien bipolar yang mendapatkan fluoxetine ditemukan adanya gejala-gejala manik, maka obat sebaiknya segera dihentikan.