Pengawasan Klinis Terbutaline
Pengawasan klinis yang harus dilakukan terkait penggunaan terbutaline adalah fungsi kardio-respirasi, kalium serum, dan kadar glukosa. Jika digunakan pada persalinan prematur, dokter juga harus mengawasi tanda dan gejala terjadinya edema paru.[2]
Pengawasan klinis lain yang harus diperhatikan adalah terkait risiko overdosis. Tanda dan gejala berupa nyeri kepala, ansietas, tremor, mual, kram otot, palpitasi, takikardia, aritmia, hipotensi, hipokalemia, hiperglikemi dan asidosis laktat.
Overdosis ringan-sedang tidak memerlukan tata laksana spesifik, cukup kurangi dosis obat saja. Pada overdosis berat, lakukan pemeriksaan asam-basa, gula darah, dan elektrolit. Monitor tekanan darah, nadi, dan ritme jantung, serta perbaiki perubahan metabolik. Pemberian beta blocker kardioselektif (e.g. metoprolol) dapat diberikan untuk aritmia.