Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Terbutaline general_alomedika 2023-03-29T14:11:10+07:00 2023-03-29T14:11:10+07:00
Terbutaline
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Terbutaline

Oleh :
dr.Kevin Mahesa
Share To Social Media:

Indikasi terbutaline adalah untuk bronkospasme, baik akibat asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), maupun bronkospasme yang diasosiasikan dengan bronkitis dan emfisema.  Dosis inhalasi aerosol untuk dewasa dan anak sama, yakni sebesar 250-500 µg (1-2 hirupan). Terbutaline juga dapat digunakan sebagai tokolitik untuk persalinan prematur tanpa komplikasi dengan usia gestasi 22-37 minggu.[1,3]

Bronkospasme

Pada bronkospasme, seperti kasus asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), terbutaline digunakan dengan dosis berbeda-beda, tergantung dari sediaan yang dipilih.[3,8-10]

Inhalasi Aerosol

Dosis terbutaline sediaan inhalasi aerosol untuk dewasa dan anak sama sebesar 250–500 µg (1-2 hirupan). Untuk gejala persisten, dosis terbutaline tersebut dapat diberikan sampai 3-4 kali sehari. Dosis maksimal 2000 µg/hari. [3,8-10]

Inhalasi Serbuk

Dosis terbutaline sediaan inhalasi serbuk sama untuk dewasa dan anak sebesar 500 µg (1 inhalasi). Untuk gejala persisten, dosis terbutaline tersebut dapat diberikan hingga dosis maksimal 4 kali sehari.[3,8-10]

Inhalasi Nebuliser

Pada dewasa, dosis nebulisasi menggunakan terbutaline adalah sebesar 5-10 mg, 2-4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan pada asma akut yang berat.

Pada anak, terbutaline dapat diberikan 2-4 kali sehari dengan dosis yang berbeda-beda sesuai usia:

  • <3 tahun: 2 mg
  • 3–6 tahun: 3 mg
  • 6–8 tahun: 4 mg
  • >8 tahun: 5 mg[3,8-10]

Parenteral

Dosis parenteral terbutaline untuk dewasa adalah 250–500 µg, dapat diberikan hingga 4 kali sehari.

Efikasi dan keamanan pada anak di bawah 12 tahun belum diketahui sehingga penggunaan tidak disarankan. Dosis anak 2–15 tahun adalah 10 µg/kgBB, dapat diberikan hingga 4 kali sehari, dosis maksimal 300 µg/hari.

Terbutaline juga dapat diberikan melalui infus dengan dosis 1,5–5 µg/menit selama 8–10 jam dalam larutan yang mengandung 3–5 µg/mL.[3,8-10]

Oral

Dosis terbutaline oral untuk dewasa sebesar 2,5 mg, 3 kali sehari, selama 1–2 minggu, kemudian dapat dinaikkan sesuai kebutuhan menjadi 5 mg, 3 kali sehari.

Efikasi dan keamanan pada anak di bawah 12 tahun belum diketahui sehingga penggunaan tidak disarankan. Pada anak usia <12 tahun, terbutaline diberikan dengan dosis awal 0,05 mg/kgBB, 3 kali sehari, dan ditingkatkan bila perlu tanpa melewati dosis 5 mg/hari. Pada anak usia 12–15 tahun, dosis terbutaline oral adalah 2,5 mg, 3 kali sehari tanpa melewati dosis 7,5 mg /hari. Anak usia >15 tahun diberikan dosis dewasa.[3,8-10]

Persalinan Preterm tanpa Komplikasi (Off Label)

Terbutaline telah digunakan untuk menghambat kontraksi uterus pada persalinan preterm (tokolisis) dan memperpanjang kehamilan jika bermanfaat. FDA memperingatkan bahwa injeksi terbutaline dikontraindikasikan untuk tokolisis berkepanjangan (melebihi 48-72 jam), karena potensi efek jantung ibu yang serius dan kematian. Terbutaline oral juga dikontraindikasikan untuk tokolisis akut atau pemeliharaan.

Untuk terapi tokolitik akut, terbutaline dapat dimulai dengan dosis 2,5-20 µg/menit. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai toleransi pada interval 10 hingga 20 menit sampai efek yang diinginkan tercapai. Dosis maksimum yang efektif berkisar antara 17,5–30 µg/menit, meskipun dosis maksimum yang lebih tinggi (misalnya, 70–80 µg/menit) digunakan dengan hati-hati pada beberapa pasien.

Secara hati-hati sesuaikan laju dan durasi infus sesuai dengan respons pasien, seperti yang ditunjukkan oleh respons uterus, tekanan darah ibu, dan detak jantung ibu dan janin.[3,8-10]

 

 

Penulisan pertama: dr. Graciella N T Wahjoepramono

Referensi

1. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 5403, Terbutaline. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Terbutaline. Accessed Feb. 22, 2023.
3. American Society of Health-System Pharmacists. Terbutaline. Drugs.com. 2022. https://www.drugs.com/monograph/terbutaline.html
8. MIMS. Terbutaline. 2022. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/terbutaline/?type=brief&mtype=generic
9. BPOM. Terbutalin Sulfat. Pionas, 2022. http://pionas.pom.go.id/monografi/terbutalin-sulfat
10. Medscape. Terbutaline (Rx). 2022. https://reference.medscape.com/drug/brethine-terbutaline-343135?pa=wa0rAdyiDfG6huVeuKNmD1Pb9f%2Bp%2FqYMB%2Fs8GTDaRClnGDt8vMmYAVtV%2FF2GVa1ScFrqow%2Bf2%2F37XuRaZT6JAA%3D%3D

Formulasi Terbutaline
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
    Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
    Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
    Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
3 hari yang lalu
Tata laksana asma pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah salbutamol + ipratropium bromida secara nebulasi aman untuk pasien gravid akhir trimester 1? Jika kemudian ditambahkan dgn...
dr.Peter Fernando
19 Juli 2023
Mnemonic #21: Penyebab Asma
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
A - Alergi (Alergen seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, dll.) S - Stress (Stres atau emosi yang berlebihan) M - Musim (Perubahan cuaca atau musim...
dr.Peter Fernando
12 Juli 2023
Mnemonic #10: Gejala PPOK
Oleh: dr.Peter Fernando
2 Balasan
P - Perlahan (Progressif): Gejalanya berkembang secara perlahan seiring waktu. P - Pernafasan (Sulit): Kesulitan bernafas, terutama saat aktivitas fisik. O -...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.