Interaksi dan Efek Samping Antasida
Obat Antasida yang Non-Absorbable memiliki lebih sedikit efek samping daripada yang Absorbable. Efek samping terjadi terutama pada penggunaan obat dalam jangka waktu lama dan tidak terkontrol.
Efek Samping
Efek samping antasida dapat berupa sindroma rebound, konstipasi, dan metabolik alkalosis.
Sindrom Rebound
Hal ini terjadi pada pemberian jenis obat Antasida yang absorbable. Sindrom ini terjadi karena adanya hiperasiditas yang timbul setelah efek buffering dari antasida. Efek samping ini lebih sering terjadi pada penggunaan antasida yang mengandung kalsium karbonat.
Sindrom Nyeri Distensi Gaster
Sindrom nyeri distensi gaster karena meteorismus terjadi terutama pada penderita GERD. Hal ini berkenaan dengan jenis obat Antasida yang mengandung karbonat, seperti Natrium hidrogen karbonat, Kalsium karbonat, atau Magnesium karbonat. Kandungan tersebut akan bereaksi dengan asam hidroklorida dan menghasilkan gas karbon dioksida. Pasien yang mengalami situasi ini akan mengeluh kembung, sering bersendawa, rasa tidak enak, dan nyeri epigastrium.
Alkalosis Metabolik Sistemik
Penggunaan obat Antasida yang bersifat absorbable dalam jangka waktu panjang dan dosis tinggi dapat mengakibatkan suatu keadaan yang disebut sebagai metabolik alkalosis sistemik, dengan keluhan sakit kepala, mual, muntah, dan anoreksia.
Batu Fosfat Dalam Urin
Alkalinisasi urin terjadi dibawah pengaruh obat Antasida yang mengandung Natrium hidrogen karbonat dan Magnesium yang bersifat oksid, hidroksid, atau karbonat. Keadaan ini akan menyebabkan terbentuknya batu fosfat.
Batu Ginjal Yang Bersifat Kalsium
Obat Antasida yang mengandung kalsium dapat menyebabkan hiperkalsemia. Keadaan ini memudahkan terbentuknya batu ginjal dan mengurangi produksi hormon paratiroid. Sebagai konsekuensinya, maka ekskresi zat fosfat akan tertunda, menyebabkan Kalsium fosfat menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan kalsifikasi jaringan dan terjadinya nefrokalsinosis yang progresif.
Efek Samping Lainnya
Antasida yang mengandung Aluminium, dapat menyebabkan konstipasi. Antasida yang mengandung Magnesium, dapat menyebabkan diare ringan.
Pada orang lanjut usia, yang mengalami penyakit kardiovaskular apabila mengonsumsi obat Antasida yang mengandung Natrium bikarbonat dapat mengakibatkan kenaikan tekanan darah dan edema. Hal-hal tersebut di atas terjadi karena sifat Natrium memengaruhi metabolisme air-garam dan meretensi cairan.
Dampak efek samping yang panjang dari hipofosfatemia dan gangguan metabolisme kalsium adalah menyebabkan osteomalasia pada pasien. [1, 11, 15]
Interaksi Obat
Apabila antasida diberikan bersama obat yang asam seperti digoxin, fenitoin, dan chlorpromazine, antasida akan menyebabkan penurunan absorbsi obat-obat tersebut sehingga menurunkan konsentrasi obat dalam darah dan menurunkan efek kerja obat.
Antasida yang dikonsumsi bersamaan dengan pseudoefedrin dan levodopa akan meningkatkan penyerapan obat-obat tersebut, sehingga meningkatkan risiko kejadian toksisitas dan efek samping.
Apabila antasida yang diberikan bersamaan dengan tetrasiklin, akan berikatan dengan obat tersebut dan menurunkan absorbsinya.
Natrium bikarbonat memiliki efek yang kuat pada keasaman urin, sehingga dapat memengaruhi ekskresi beberapa jenis obat seperti menghambat ekskresi quinidine dan amfetamin, serta meningkatkan ekskresi aspirin. [1, 11, 18]