Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Indikasi dan Dosis Diltiazem general_alomedika 2019-03-31T23:29:59+07:00 2019-03-31T23:29:59+07:00
Diltiazem
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Diltiazem

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Indikasi diltiazem untuk penatalaksanaan hipertensi, angina pektoris, dan aritmia. Penyesuaian dosis perlu dilakukan pada penderita gangguan hepar berdasarkan respons klinis.

Hipertensi

Dosis inisial diltiazem untuk terapi hipertensi yaitu 120-240 mg/hari, sekali sehari.  Titrasi dosis sesuai dengan respons terapi setelah 14 hari. Dosis rumatan umumnya antara 180-420 mg/hari, sekali sehari, dosis maksimal 540 mg/hari.

Aritmia

Diltiazem digunakan untuk aritmia berupa supraventricular tachycardia dan atrial fibrilasi.

Supraventricular Tachycardia

Diltiazem dapat dijadikan salah satu pilihan terapi atrio ventricular nodal reentrant tachycardia (AVNRT), atrio ventricular reciprocal tachycardia (AVRT) serta sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW). Pada kondisi akut dan tidak ada gagal jantung, dapat diberikan diltiazem melalui drip infus 0,25-0,35 mg/kgBB.[11]

Atrial Fibrilasi

Pedoman lokal yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) merekomendasikan diltiazem sebagai salah satu obat pilihan atrial fibrilasi. Pada kasus atrial fibrilasi dengan klinis stabil untuk mengontrol laju denyut ventrikel dapat diberikan diltiazem 0,25 mg/kgBB bolus intravena dalam 10 menit kemudian dilanjutkan dengan drip infus 0,35 mg/kgBB per jam.[12]

Pedoman American Heart Association / American College of Cardiology / Heart Rhythm Society (AHA/ACC/HRS) 2014 merekomendasikan pemberian diltiazem 0,25 mg/kgBB melalui bolus intravena selama 2 menit selanjutnya diberikan dalam drip infus 5-15 mg/jam hingga maksimal 24 jam untuk kontrol laju denyut ventrikel. Dosis rumatan oral 120-360 mg sekali sehari dengan sediaan lepas lambat.[13]

Angina

Dosis inisial diltiazem untuk angina pektoris 180 mg sekali per hari.[3] Pedoman European Society of Cardiology (ESC) menyarankan dosis 240-360 mg per oral untuk angina stabil vasospastik.[14] Titrasi dosis disesuaikan dengan respon klinis.[3]

Gangguan Katup Jantung

Diltiazem merupakan salah satu pilihan terapi pada kelainan katup terkait efek kontrol laju jantung. Penurunan laju jantung dapat meningkatkan pengisian ventrikel kiri. Akan tetapi obat ini hanya dapat memperbaiki gejala. Terapi definitif tetap diperlukan untuk menangani kelainan katup jantung.[15]

Pada stenosis mitral, stenosis aorta serta stenosis/regurgitasi trikuspid disarankan  dosis diltiazem 30-60 mg, 3 kali sehari[12].

Penggunaan pada Anak

Penggunaan diltiazem pada anak belum jelas keamanan maupun efektivitasnya sehingga tidak disarankan.[5]

Penggunaan pada Lansia

Inisiasi dosis dimulai dari dosis efektif terendah dalam rentang dosis dewasa. [3,5]

Penggunaan pada Penderita Gangguan Hepar

Diltiazem dimetabolisme di hepar sehingga orang dengan gangguan hepar memerlukan penyesuaian dosis berdasarkan respons klinis. Pengawasan terhadap efek samping terkait fungsi hepar juga perlu dilakukan. [3,5]

Penggunaan pada Penderita Gangguan Ginjal

Penyesuaian dosis tidak diperlukan tetapi harus dilakukan pemantauan terhadap fungsi ginjal pasien.[3,5]

Referensi

3. FDA. Cardizem LA. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2010/021392s014lbl.pdf
5. Australian Product Information – Cardizem (Diltiazem Hydrochloride). 2018 https://www.ebs.tga.gov.au/ebs/picmi/picmirepository.nsf/PICMI?OpenForm&t=&q=diltiazem
11. Mancia G, Fagard R, Narkiewicz K, Redon J, Zanchetti A, Bohm M, et al. 2013ESH/ESC Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur Heart J. 2013; 34: 2159–2219.
12. PERKI. Panduan praktik klinis dan clinical pathway penyakit jantung dan pembuluh darah. PERKI. 2016:55,74,108-9.
13. January CT, Wann LS, Alpert JS, Calkins H, Cigarroa JE, Cleveland JC Jr, et al. 2014 AHA/ACC/ HRS guideline for the management of patients with atrial fibrillation: a report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am Coll Cardiol 2014;64:e1–76
14. Task Force Members, Montalescot G, Sechtem U, Achenbach S, Andreotti F, Arden C, Budaj A, et al. 2013 ESC guidelines on the management of stable coronary artery disease: the Task Force on the management of stable coronary artery disease of the European Society of Cardiology. Eur Heart J. 2013 Oct;34(38)2949-3003.
15. Borer JS, Sharma A. Drug Therapy for Heart Valve Diseases. Circulation. 2015;132(11):1038-45.

Formulasi Diltiazem
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Pilihan Pengobatan untuk Hipertensi Esensial
    Pilihan Pengobatan untuk Hipertensi Esensial
  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
  • Metode Pemeriksaan Tekanan Darah di Layanan Primer
    Metode Pemeriksaan Tekanan Darah di Layanan Primer
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela Widjaja
6 hari yang lalu
Konsumsi Natrium dan Risiko Penyakit Kardiovaskular - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter,Natrium dalam garam konsumsi merupakan salah satu mineral yang penting bagi homeostasis manusia. Pada jaman dahulu, manusia hanya mengonsumsi...
dr.Dizi Bellari Putri
26 hari yang lalu
Manajemen Terapi Antikoagulan pada Pasien Aritmia yang Menjalani Kateter Ablasi- Kardiologi Ask The Expert
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO dr. Badai, Sp.JP, FIHA, MM. izin bertanya dok, untuk persiapan operasi kateter ablasi pada pasien aritmia yang konsumsi terapi antikoagulan, sebaiknya...
Anonymous
17 Mei 2022
Hipertensi pada ADHD - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, saya punta pasien remaja usia 17 tahun, laki2 ADHD.. setiap di tensi 150/90.. bagaimana penanganannya? apakah mungkin white coat hypertension?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.