Indikasi dan Dosis Acebutolol
Indikasi penggunaan acebutolol adalah untuk tata laksana angina pektoris, hipertensi, dan aritimia jantung. Dosis yang biasa digunakan berkisar antara 200-800 mg/hari.[1-4]
Hipertensi
Penggunaan acebutolol diindikasikan untuk terapi hipertensi. Acebutolol diberikan secara oral dengan dosis awal 200–400 mg/hari. Sebagian pasien dapat mencapai kontrol tekanan darah yang memadai hanya dengan 200 mg/hari, tetapi dosis pemeliharaan umumnya berkisar antara 400–800 mg/hari sesuai respons klinis.
Pada kasus hipertensi yang lebih berat atau bila penurunan tekanan darah belum adekuat, dosis dapat ditingkatkan hingga 1,2 g/hari dalam 2 dosis terbagi. Alternatif lain adalah menambahkan obat antihipertensi lain, misalnya diuretik tiazid, untuk mencapai kontrol tekanan darah yang optimal.
Pemantauan tekanan darah teratur (misalnya setiap bulan) sangat dianjurkan. Penyesuaian dosis atau kombinasi terapi sebaiknya dilakukan bila target tekanan darah tidak tercapai. Jika terjadi efek samping yang tidak dapat ditoleransi, terapi harus dihentikan dan diganti dengan antihipertensi dari kelas farmakologis lain.[6]
Angina Pektoris
Pada terapi angina, acebutolol diberikan secara oral dengan dosis awal 200 mg dua kali sehari. Dosis kemudian dapat ditingkatkan secara bertahap hingga tercapai efek optimal sesuai respons klinis pasien.
Umumnya, dosis pemeliharaan yang digunakan adalah ≤800 mg/hari, tetapi pada pasien dengan angina yang berat, dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan. Penyesuaian dosis β-bloker, termasuk acebutolol, dilakukan berdasarkan respons klinis dan bertujuan mempertahankan denyut jantung istirahat sekitar 55–60 kali/menit.[6]
Aritmia
Penggunaan acebutolol diindikasikan untuk terapi aritmia jantung. Dosis acebutolol oral yang direkomendasikan adalah mulai dengan dosis 200 mg sebanyak 2 kali sehari. Dosis harus ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai respon klinis yang optimal, umumnya 600-1200 mg/hari. Jika pengobatan akan dihentikan, dosis harus dikurangi secara bertahap selama sekitar dua minggu.[4,6]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Pasien lanjut usia mengalami peningkatan bioavailabilitas sekitar 2 kali lipat dan direkomendasikan pemberian dosis pemeliharaan yang lebih rendah, tidak melebihi dosis 800 mg dalam sehari.
Penyesuaian dosis juga diperlukan pada pasien gangguan ginjal dan ditentukan berdasarkan kadar klirens kreatinin (CrCl). Pasien dengan kadar CrCl <25 ml/menit, dosis yang direkomendasikan adalah penurunan dosis hingga 75%. Sementara itu, pasien dengan kadar CrCl 25-49 ml/menit dapat memerlukan penurunan dosis hingga 50%.[2,4,6]