Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Acebutolol
Penggunaan acebutolol pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori B oleh FDA. Pada ibu menyusui, acebutolol diketahui diekskresikan ke dalam ASI dalam konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan kadar plasma maternal.[6]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori FDA, penggunaan acebutolol dalam kehamilan masuk dalam kategori B, artinya studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[6]
Studi reproduksi pada hewan dilakukan dengan pemberian acebutolol pada tikus hingga 630 mg/kg/ hari dan kelinci hingga 135 mg/kg/hari. Dosis tersebut setara dengan sekitar 31,5 dan 6,8 kali dosis terapeutik maksimum yang direkomendasikan pada manusia dengan berat badan 60 kg. Dalam percobaan tersebut, tidak didapatkan efek teratogenik pada kedua spesies.
Meski begitu, pada kelinci yang menerima dosis 135 mg/kg/hari, didapatkan terjadi retardasi pertumbuhan janin ringan, di mana efek tersebut dianggap sebagai akibat dari toksisitas maternal, yang dibuktikan dengan berkurangnya asupan makanan, penurunan laju pertambahan berat badan, serta mortalitas.[4-6]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan acebutolol pada ibu menyusui tidak direkomendasikan. Acebutolol diketahui dikeluarkan ke ASI dalam konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan kadar plasma maternal.[6]
Sebuah studi menemukan adanya peningkatan jumlah reaksi merugikan pada bayi yang terpapar beta-bloker melalui ASI, meskipun hasil tersebut tidak signifikan secara statistik. Selain itu, terdapat kasus hipotensi, bradikardia, dan takipnea transien pada neonatus yang kemungkinan besar terkait dengan paparan acebutolol dan metabolit aktif diacetolol melalui ASI.
Laporan lain menyebutkan seorang bayi yang disusui oleh ibu pengguna acebutolol mengalami penurunan tonus otot dan gejala respirasi seperti stridor serta kemungkinan sleep apnea, walaupun hubungan kausalitas belum dapat dipastikan karena tidak ada pengukuran kadar obat pada plasma bayi.[2]