Kontraindikasi dan Peringatan Verapamil
Verapamil kontraindikasi pada beberapa keadaan seperti syok kardiogenik, sick sinus syndrome, dan blok AV derajat tinggi. Peringatan penggunaan diperlukan terkait risiko hipotensi dan gangguan konduksi pada pasien dengan komorbiditas tertentu.[2-4]
Kontraindikasi
Verapamil dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap verapamil atau komponen formulasi obat. Selain itu, penggunaan verapamil intravena kontraindikasi pada pasien yang sedang atau baru saja menerima terapi β-blocker IV serta pada wide-complex ventricular tachycardia (QRS ≥0,12 detik), karena risiko penurunan hemodinamik yang berat dan degenerasi menjadi fibrilasi ventrikel.
Kontraindikasi lain adalah pemberian pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri berat atau hipotensi berat (tekanan darah sistolik <90 mmHg), serta pada kondisi syok kardiogenik karena efek inotropik negative verapamil dapat memperburuk kegagalan pompa jantung.
Obat ini juga tidak boleh diberikan pada pasien dengan sick sinus syndrome atau blok AV derajat II-III kecuali terdapat pacemaker yang fungsional. Kontraindikasi lain adalah pada atrial flutter atau fibrilasi dengan jalur aksesori seperti pada sindrom Wolff-Parkinson-White, karena dapat memicu takiaritmia fatal.[2-4]
Peringatan
Verapamil dapat memperburuk gagal jantung karena efek inotropik negatif, sehingga penggunaannya harus dihindari pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri berat atau mereka yang menggunakan β-blocker. Pada pasien dengan disfungsi ventrikel ringan-sedang, terapi pendukung seperti diuretik atau glikosida jantung sebaiknya diberikan terlebih dulu untuk menstabilkan fungsi jantung sebelum memulai verapamil.
Penggunaan verapamil intravena pada wide-complex ventricular tachycardia dapat menyebabkan penurunan hemodinamik yang berat hingga fibrilasi ventrikel, sehingga merupakan kontraindikasi absolut. Verapamil juga dapat menyebabkan hipotensi signifikan, sehingga tekanan darah harus dimonitor.
Pada aritmia dengan jalur aksesori, verapamil dapat mempercepat konduksi atrioventrikular dan mencetuskan fibrilasi ventrikel atau henti jantung. Risiko bradikardia berat, asistol, atau progresi blok AV meningkat pada pasien dengan sick sinus syndrome atau blok AV sebelumnya, dan terapi harus dihentikan jika terjadi blok AV bermakna.
Selain itu, verapamil perlu digunakan dengan kehati-hatian pada kondisi khusus seperti kardiomiopati hipertrofik karena risiko edema paru dan aritmia berat; serta pada pasien dengan Duchenne muscular dystrophy yang rentan mengalami gagal otot pernapasan. Pada pasien dengan tumor supratentorial, verapamil IV dapat meningkatkan tekanan intrakranial selama induksi anestesi, sehingga pemantauan diperlukan.[4]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha