Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Metoprolol annisa-meidina 2025-01-13T11:57:19+07:00 2025-01-13T11:57:19+07:00
Metoprolol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Metoprolol

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Pengawasan klinis metoprolol yang perlu dilakukan mencakup tolerabilitas dan perburukan gejala seperti bradikardia atau hipotensi. Jika obat tidak dapat ditoleransi, sebaiknya diberikan dosis metoprolol yang lebih rendah atau metoprolol dihentikan secara bertahap.[1,3,12]

Pengawasan pada Pasien dengan Penyakit Jantung Iskemik dan Infark Miokard

Penggunaan metoprolol pada pasien dengan penyakit jantung iskemik atau setelah infark miokard memerlukan pengawasan untuk mendeteksi kemungkinan efek samping yang dapat memperburuk kondisi pasien, seperti bradikardia, hipotensi, dan gangguan konduksi jantung. Terutama pada tahap awal terapi, dosis harus dititrasi dengan hati-hati dan pasien harus dipantau secara berkala.

Pada pasien yang menerima metoprolol secara intravena (IV), pemantauan EKG dan tekanan darah harus dilakukan untuk mendeteksi bradikardia berlebihan atau hipotensi. Jika terjadi tanda-tanda penurunan status hemodinamik atau gangguan konduksi, pengobatan harus dihentikan atau dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan klinis. Selama perawatan di rumah sakit setelah infark miokard, pengawasan ini harus berlangsung selama minimal 48 jam atau lebih lama, tergantung pada respons pasien terhadap terapi.[1,3,10,12]

Pengawasan pada Pasien dengan Gagal Jantung

Pada pasien dengan gagal jantung, penggunaan metoprolol memerlukan perhatian khusus karena terapi ini dapat memengaruhi toleransi aktivitas fisik dan dapat memperburuk gagal jantung pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri yang lebih berat. Sebelum memulai terapi metoprolol, pasien harus distabilkan terlebih dahulu dengan terapi standar gagal jantung.

Pengawasan klinis melibatkan pemantauan tanda klinis gagal jantung, seperti sesak napas, edema perifer, dan berat badan yang meningkat. Efek terapi mungkin tidak terlihat secara langsung dan membutuhkan waktu hingga 2-3 bulan untuk menilai respons klinis. Pasien harus dipantau untuk kemungkinan dekompensasi, dan terapi metoprolol harus dihentikan jika gagal jantung memburuk atau jika tanda-tanda gagal jantung akut muncul.[1,3,10,12]

Pengawasan pada Pasien dengan Penyakit Bronkospastik

Pada pasien dengan riwayat asma atau penyakit bronkospastik, penggunaan metoprolol harus dilakukan dengan hati-hati. β-blocker dapat memperburuk obstruksi saluran pernapasan melalui bronkospasme. Oleh karena itu, pengawasan klinis untuk gejala saluran pernapasan seperti mengi, sesak napas, dan batuk harus dilakukan, terutama pada dosis tinggi (lebih dari 100 mg/hari).[1,3,10,12]

Pengawasan pada Pasien dengan Diabetes

Metoprolol dapat menyembunyikan gejala hipoglikemia, seperti takikardia dan tremor, yang merupakan tanda-tanda awal hipoglikemia pada pasien diabetes. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kadar glukosa darah sangat penting, terutama pada pasien yang menerima insulin atau obat hipoglikemik lainnya.

Pasien harus diberitahu tentang potensi pengurangan gejala hipoglikemia dan diberi instruksi untuk memantau gula darah. Penggunaan metoprolol juga harus dilakukan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat diabetes, karena obat ini dapat mempengaruhi kontrol glukosa darah.[10]

Pengawasan pada Pasien dengan Gangguan Fungsi Tiroid

Metoprolol dapat menutupi gejala hipertiroidisme. Penggunaan metoprolol pada pasien yang dicurigai atau sudah didiagnosis dengan hipertiroidisme harus dilakukan dengan perhatian ekstra, terutama jika terapi dihentikan secara mendadak, karena ada risiko badai tiroid (thyroid storm).[10]

Referensi

1. Morris J, Awosika A, Dunham A. Metoprolol. Statpearl. 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532923/
3. BPOM. Summary of Product Characteristics; Metoprolol Succinate. 2022. https://registrasiobat.pom.go.id/files/assesment-reports/01696919105.pdf
10. ASHP. Metoprolol. 2024. https://www.drugs.com/monograph/metoprolol.html
12. BPOM. Lopresor Tablet; Metoprolol Tartrat. 2024. https://registrasiobat.pom.go.id/files/assesment-reports/obat_baru/Lopresor%20Tablet%20salut%20selaput%20100%20mg_Metoprolol%20Tartrat_DKL9930409017A1_2016.pdf

Kontraindikasi dan Peringatan Me...

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
    Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
  • Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
    Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
  • Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2025, 19:48
Apakah pasien HT terkontrol dg tensi >180/90 boleh dilakukan vaksinasi meningitis?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah pasien dengan tensi >180/90 boleh dilakukan vaksin meningitis? Atau harus dilakukan penundaan terlebih dahulu, jika iya...
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 13:59
Apakah dokter umum boleh memberikan obat hipertensi pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo Dokter. Saya izin bertanya, ada pasien ibu hamil tensi 150/80mmHgDicek protein urine negatifSebaiknya kami sebagai dokter umum memberikan rujukan poli...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 10:12
CAPTOPRIL SUBLINGUAL VS ORAL
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya pada kasus HT urgensi dengan dispepsia. TD 198/122. Keluhan menyesak di dada. EKG normal. Tatalaksana awal utk menurunkan TD nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.