Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Indikasi dan Dosis Azathioprine general_alomedika 2018-06-29T16:29:16+07:00 2018-06-29T16:29:16+07:00
Azathioprine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Azathioprine

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

 

Indikasi utama azathioprine adalah sebagai terapi tambahan pada transplantasi ginjal alograf untuk mencegah reaksi penolakan transplan dengan dosis 3-5 mg/kgBB saat hari transplantasi atau sejak 1-3 hari sebelumnya.

Mencegah Reaksi Penolakan Transplan

Azathioprine digunakan sebagai terapi tambahan pada transplantasi ginjal alograf untuk mencegah reaksi penolakan transplan. Pada kasus transplantasi ginjal, azathioprine biasanya dikombinasikan dengan terapi radiasi lokal, kortikosteroid dan agen sitotoksik lain.[2,10,11]

Dosis yang digunakan pada penderita pasca tranplantasi ginjal adalah 3-5 mg/kgBB pada hari transplantasi atau sejak 1-3 hari sebelum transplantasi. Pemberian obat kemudian dilanjutkan dengan dosis rumatan sebesar 1-3 mg/kbBB setiap hari secara oral atau intravena.

Rheumatoid Arthritis

Pada penderita rheumatoid arthritis berat dan penyakit autoimun lainnya, azathioprine diberikan untuk mengurangi tanda dan gejala dengan dosis 1 mg/kgBB (50-100 mg) per hari secara oral. Dosis dapat dititrasi naik 0,5 mg/kgBB/hari berdasarkan respon terapi dengan interval 4 minggu hingga dosis maksimal 2,5 mg/kgBB. Dosis rumatan dititrasi turun 0,5 mg/kgBB/hari dengan interval 4 minggu hingga mencapai dosis efektif. Dosis dapat diberikan sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 2 kali pemberian.

Lupus Nefritis

Azathioprine digunakan sebagai terapi pada penderita penderita lupus nefritis dapat diberikan 2 mg/kbBB/hari secara oral dengan/tanpa kortikosteroid dosis rendah.[2]

Crohn’s Disease

Indikasi penggunaan azathioprine pada Crohn’s disease adalah sebagai rumatan, pengganti steroid, atau pada kasus remisi. Dosis pemberian 2-3 mg/kgBB/hari.[2]

Kolitis Ulseratif

Dosis pemberian azathioprine untuk kolitis ulseratif sebesar 1.5-2.5 mg/kgBB/hari.[2]

Trombositopenia Purpura Kronik Refrakter

Digunakan pada kasus trombositopenia purpura kronik refrakter dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari hingga dosis maksimal 150 mg. Terapi dapat diberikan selama 3-6 bulan.[2]

Juvenile Idiopathic Arthritis

Azathioprine digunakan sebagai terapi untuk Juvenile Idiopathic Arthritis pada anak dengan dosis yang digunakan 1 mg/kgBB sekali sehari atau dibagi dalam 2 dosis. Dosis ini dapat ditingkatkan 0,5 mg/kgBB/hari dengan interval 4 minggu hingga dosis maksimal 2,5 mg/kgBB/hari. Dosis rumatan dapat diturunkan 0,5 mg/kbBB/hari dengan interval 4 minggu hingga mencapai dosis efektif.[2,12]

Systemic Lupus Erythematosus

Azathioprine digunakan sebagai terapi untuk systemic lupus erythematosus (SLE) dengan dosis inisia 1-1,5 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 2-2,5 mg/kgBB/hari. Pemberian azathioprine minimal 12 minggu dan belum diketahui keamanan dan efektivitasnya pada anak di bawah 12 tahun.[12,13]

Penyesuaian Dosis

Penyesuaian dosis harus dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi hati, kelompok geriatri atau penggunaan bersamaan dengan allopurinol. Walau demikian, belum terdapat pedoman penyesuaian dosis pada gangguan fungsi hati dan geriatri. Pada penggunaan bersama dengan allopurinol, turunkan dosis menjadi 1/3 atau ¼ dosis normal.

Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dosis azathioprine disesuaikan dengan fungsi ginjal berdasarkan estimasi laju filtrasi glomerulus (estimated glomerulus filtration rate / eGFR):

  • eGFR > 50 ml/menit: tidak dilakukan penyesuaian dosis
  • eGFR 10-50 ml/menit: diberikan dosis 75% dari normal
  • eGFR < 10 ml/menit: diberikan 50% dari normal
  • pada pasien dengan hemodialisis diberikan 50-75% dari normal[5]

Toksisitas

Jika terjadi penurunan trombosit cepat, kadar leukosit rendah, dan infeksi berat, kurangi dosis atau tunda pengobatan sementara. Jika terjadi toksisitas berat, pertimbangkan untuk menghentikan pengobatan. Jika terjadi hepatic sinusoidal obstruction syndrome, hentikan pengobatan.

Referensi

2. Medscape. Azathiopurin. 2017. Dapat diakses pada: https://reference.medscape.com/drug/azasan-imuran-azathioprine-343191#10

5. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Azatiopin. 2017. Dapat diakses pada: http://pionas.pom.go.id/monografi/azatioprin

10. Maltzaman JS, Koretzky GA. Azathioprine: old drug, new actions. J. Clin. Invest. 2003; 111: 1122-1124. DOI: 10.1172/JCI20031834

11. Tiede I, Fritz G, Strand S, Poppe D, Dvorsky R, Strand D, et al. CD28-dependent Rac1 activation is the molecular target of azathioprine in primary human CD4+ T lymphocytes. J. Clin. Invest. 2003; 111:1133–1145. DOI: 10.1172/JCI200316432

12. Godwie P. Review of Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs in Paediatric Rheumatic disease. 2011. 18th Expert Committee on the Selection and Use of Essential Medicines

13. Lamers CBHW, Griffioen G, Hogenzand RA, Veenendaal RA. Azathioprine: an Update on Clinical Efficacy and Safety in Inflammatory Bowel Disease. Scand J Gastroenterol 1999;34 Suppl 230:111–5

Formulasi Azathioprine
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Risiko Kesehatan pada Donor Ginjal Hidup
    Risiko Kesehatan pada Donor Ginjal Hidup
  • Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
    Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
  • Isu Global dan Nasional Terkait Transplantasi Ginjal
    Isu Global dan Nasional Terkait Transplantasi Ginjal
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
23 Februari 2021
Apakah ibu hamil dapat mendonorkan ginjalnya?
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya seorang wanita sedang hamil 14 minggu, saat ini suami user telah didiagnosis dengan gagal ginjal kronis dan direkomendasikan untuk...
Anonymous
15 Januari 2021
Untuk dapat menjadi pendonor ginjal apa saja langkah-langkah yang harus dijalani
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo sejawat semua, mau tanya info tentang transplantasi ginjal. Bagaimana cara kita mendaftarnya dan bagaimana cara kita mendapatkan donor ginjal, di RS mana...
dr.Ciho Olfriani
10 Februari 2020
Rekomendasi dokter sub spesialis untuk tindakan transplantasi ginjal pada pasien dengan gagal ginjal kronis
Oleh: dr.Ciho Olfriani
4 Balasan
Alo dokter!Saya mendapatkan pertanyaan dari pasien saya, Ny. NS, 28 tahun yang ingin mendonorkan ginjal untuk kakaknya, yang sudah didagnosis Gagal Ginjal...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.