Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Nitrofurantoin general_alomedika 2021-07-06T15:16:47+07:00 2021-07-06T15:16:47+07:00
Nitrofurantoin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Nitrofurantoin

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Efek samping nitrofurantoin yang paling banyak dilaporkan adalah mual (8%), sakit kepala (6%), dan flatulens (1,5%). Interaksi obat nitrofurantoin dapat terjadi dengan antasida dan obat urikosuria.[4]

Efek Samping

Efek samping nitrofurantoin yang paling banyak dilaporkan adalah mual (8%), sakit kepala (6%), dan flatulens (1,5%). Efek samping lain yang diduga disebabkan oleh nitrofurantoin umumnya terjadi dengan frekuensi <1%, antara lain:

  • Gastrointestinal: Diare, dispepsia, nyeri abdomen, konstipasi, emesis
  • Neurologi: Pusing, mengantuk, amblyopia
  • Respirasi: Reaksi hipersensitivitas pulmonal akut
  • Alergi: Pruritus, urtikaria

  • Dermatologi: Alopecia
  • Lainnya: Demam, menggigil, malaise[4]

Efek Samping Lebih Jarang

Selain dari efek samping yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa efek samping lain yang bersifat berat namun memiliki angka kejadian yang lebih jarang.

Gastrointestinal:

Efek samping sialadenitis dan pankreatitis pernah dilaporkan. Selain itu, kejadian kolitis pseudomembranosa juga telah dilaporkan secara sporadik.

Neurologi:

Neuropati perifer telah dilaporkan dan dapat bersifat berat atau ireversibel. Risiko meningkat pada pasien dengan gangguan ginjal, anemia, diabetes mellitus, ketidakseimbangan elektrolit, dan defisiensi vitamin B .

Asthenia, vertigo, and nistagmus juga telah dilaporkan pada penggunaan nitrofurantoin. Selain itu, hipertensi intrakranial jinak (pseudotumor cerebri), konfusi, depresi, neuritis optik, dan reaksi psikotik juga pernah dilaporkan walaupun sangat jarang.

Respirasi:

Reaksi hipersensitivitas pulmonal yang bersifat kronik, subakut, atau akut dapat terjadi pada penggunaan nitrofurantoin. Reaksi hipersensitivitas pulmonal kronik lebih mungkin terjadi pada pasien yang mengonsumsi nitrofurantoin lebih dari 6 bulan. Manifestasi dapat berupa malaise, dispnea saat beraktivitas, batuk, dan gangguan fungsi paru.

Pada reaksi pulmonal kronik, lesi paru dapat menetap walaupun konsumsi nitrofurantoin telah dihentikan. Pada reaksi pulmonal subakut, perbaikan gejala dapat membutuhkan beberapa bulan setelah penghentian terapi nitrofurantoin, dan gejala dapat memburuk apabila terapi dilanjutkan.

Reaksi pulmonal akut dapat bermanifestasi sebagai demam, menggigil, batuk, nyeri dada, dispnea, infiltrasi pulmonal dengan konsolidasi atau efusi pada rontgen dada, dan eosinofilia. Reaksi akut umumnya timbul pada minggu pertama terapi dan bersifat reversibel dengan penghentian terapi.

Kardiovaskular:

Penggunaan nitrofurantoin juga telah dilaporkan menyebabkan perubahan EKG seperti perubahan gelombang ST dan bundle branch block. Perubahan ini umumnya berkaitan dengan reaksi pulmonal. Pada kasus yang jarang juga dilaporkan terjadinya sianosis.

Hepatik:

Reaksi pada hepar dapat berupa hepatitis, ikterus kolestatik, hepatitis aktif kronik, dan nekrosis hepatik.

Alergi:

Lupus-like syndrome yang terkait reaksi pulmonal akibat nitrofurantoin pernah dilaporkan. Selain itu, juga pernah terjadi angioedema; erupsi makulopapular, eritematosa, atau eksematosa; anafilaksis; arthralgia; dan myalgia..

Dermatologi:

Dermatitis eksfoliatif dan eritema multiforme (termasuk sindroma Stevens-Johnson) telah dilaporkan walaupun jarang.

Hematologi:

Sianosis sekunder akibat methemoglobinemia telah dilaporkan walaupun jarang. Selain itu juga telah dilaporkan terjadinya eosinofilia, penurunan hemoglobin, glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency anemia, agranulositosis, leukopenia, granulositopenia, anemia hemolitik, trombositopenia, dan anemia megaloblastik.

Lainnya:.

Superinfeksi, seperti akibat Pseudomonas sp atau Candida sp, serta peningkatan enzim hepar dan peningkatan fosfor serum dapat terjadi.[4]

Interaksi Obat

Interaksi nitrofurantoin dengan obat lain yang perlu diperhatikan di antaranya adalah dengan antasida dan obat urikosurik.

Antasida

Antasida mengandung magnesium trisiklat, bila diberikan bersamaan dengan nitrofurantoin akan mengurangi kecepatan dan tingkat penyerapan.[4]

Urikosuria

Obat urikosuria, seperti probenesid dan sulfinpyrazone, dapat menghambat sekresi nitrofurantoin di tubulus ginjal. Peningkatan kadar nitrofurantoin serum yang dihasilkan dapat meningkatkan risiko toksisitas. Selain itu, penurunan kadar urine dapat mengurangi efikasi terapi nitrofurantoin untuk mengobati infeksi saluran kemih.[4]

Referensi

4. US Food and Drug Administration. Macrobid (nitrofurantoin monohydrate/macrocrystals). 2009. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2009/020064s019lbl.pdf

Indikasi dan Dosis Nitrofurantoin
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Urinalisis untuk Mendeteksi Infeksi Saluran Kemih pada Bayi Usia Kurang Dari 60 Hari
    Urinalisis untuk Mendeteksi Infeksi Saluran Kemih pada Bayi Usia Kurang Dari 60 Hari
  • Antibiotik Profilaksis untuk Infeksi Saluran Kemih Berulang pada Anak
    Antibiotik Profilaksis untuk Infeksi Saluran Kemih Berulang pada Anak
  • Pemeriksaan pada Infeksi Saluran Kemih Rekuren Wanita
    Pemeriksaan pada Infeksi Saluran Kemih Rekuren Wanita
  • Urinalisis vs Kultur Urine untuk Mendiagnosis Infeksi Saluran Kemih Anak
    Urinalisis vs Kultur Urine untuk Mendiagnosis Infeksi Saluran Kemih Anak
  • Pengambilan Sampel Urine untuk Diagnosis Infeksi Saluran Kemih pada Anak
    Pengambilan Sampel Urine untuk Diagnosis Infeksi Saluran Kemih pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
25 hari yang lalu
Pemberian obat antinyeri untuk infeksi saluran kemih
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pagi dok, izin bertanya dokter. pada pasien isk, sebagai analgetik apakah bisa diberikan phenazopyridine 200mg 3x1 dok ? sebelumnya pasien sudah diberikan...
Anonymous
02 Februari 2023
Buang air kecil lebih dari 10 kali dalam sehari pada pasien anak perempuan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Dok izin tanya , tadi dapat pasien anak 8th jk perempuan dengan keluhan sering buang air kecil hingga lebih 10x dalam sehari. Keluhan baru dirasakan kemaren...
Anonymous
31 Desember 2022
BAK berbau pada anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dokter. Anak pr usia 5 thn, keluhan BAK berbau, bau tdk seperti biasa. Keluhan lain disangkal. Differerial diagnosa apa sj yah dok? Terimakasih...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.