Pengawasan Klinis Atropin
Pengawasan klinis pemberian atropin, adalah terhadap efek samping dan overdosis obat. [11,14,41] Dalam hal ini, diperlukan kesigapan dan persiapan fasilitas, serta antidot, apabila terjadi overdosis, atau toksisitas obat, terutama pada pasien pediatrik.
Monitoring dilakukan pada pasien, terutama anak dan lanjut usia, yang diberikan atropin bersamaan dengan obat lain, terhadap interaksi obat, dan dampaknya. [11]
Pengawasan klinis pemberian obat atropin perlu dilakukan kepada pasien lanjut usia, karena rentan terhadap konstipasi, dan kesulitan miksi, [14] dan pasien dengan obesitas, yang mengalami bradikardia. [42]
Monitoring efek samping pada bayi menyusui pada ibu, yang menjalani terapi dengan atropin, seperti sekresi yang mengering, peningkatan suhu tubuh, dan gangguan susunan saraf pusat. [34]
Overdosis
Berikut adalah tanda-tanda dan penatalaksanaan overdosis atropin.
Tanda-tanda
Pasien yang mengalami overdosis obat atropin biasanya karena pemberian secara injeksi, terutama intravena, dengan tanda-tanda klinis seperti kulit kering, pupil berdilatasi, demam, takikardia, tremor, ataksia, delirium, hingga koma. [43]
Penatalaksanaan
Untuk mengatasi kondisi overdosis atropin, diberikan obat golongan parasimpatomimetik, seperti physostigmine, sebagai antidot terhadap kondisi delirium, dan koma pasien. Dosis dewasa 0,5-2 mg diberikan perlahan, secara intravena selama 5 menit, dan diulangi tiap 5-10 menit, sebagaimana perlu dengan melihat tanda-tanda klinis perbaikan terhadap keadaan delirium, atau agitasi pasien. Dosis total 2 mg.
Dosis anak adalah 0,02 mg/kgBB (maksimum 0,5 mg) intravena perlahan selama 5 menit, diulangi tiap 5-10 menit, sebagaimana perlu, dosis total adalah 2 mg.
Diazepam dapat diberikan pada pasien, apabila terjadi eksitasi dan konvulsi. Terapi suportif, dan monitoring tanda-tanda vital pasien juga dilakukan pada pasien ini. [44-46]