Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Atropin general_alomedika 2022-09-22T10:35:51+07:00 2022-09-22T10:35:51+07:00
Atropin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Atropin

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Peran penting farmakologi atropin adalah sebagai zat penghambat enzim kolinesterase, atau antimuskarinik, dengan mekanisme kerja mengantagonisir aksi asetilkolin, dan zat kolin ester lainnya.

Farmakodinamik

Atropin menghalangi aksi muskarinik dari asetilkolin pada:

  • Struktur jaringan, yang diinervasi oleh persarafan kolinergik post ganglion
  • Otot polos, yang respon terhadap asetilkolin endogenus

Mekanisme kerja utama atropin adalah sebagai zat antagonisme yang kompetitif, dimana dapat diatasi dengan cara meningkatkan konsentrasi asetilkolin pada lokasi reseptor dari organ efektor. Contohnya adalah dengan menggunakan zat antikolinesterase, yang menginhibisi destruksi enzimatik dari asetilkolin. [2,9]

Reseptor-reseptor, yang diantagonisir oleh atropin, adalah struktur jaringan perifer, yang distimulasi, atau diinhibisi oleh muskarin, seperti kelenjar eksokrin, otot polos, otot kardiak.

Efek kerja atropin, pada jantung, intestinal, dan otot bronkial, adalah lebih poten, dan durasinya lebih panjang, dibandingkan dengan efek kerja skopolamin (suatu isomer atropin). Namun, aksi atropin, pada badan siliar, iris, dan kelenjar sekretori tertentu, lebih lemah dari skopolamin. [10]

Farmakodinamik Sistem Kardiovaskular

Inhibisi parasimpatetik akibat induksi atropin, dapat didahului oleh suatu stimulasi fase transien, khususnya pada jantung, di mana pada dosis yang kecil, awalnya memperlambat denyut jantung, kemudian disusul dengan takikardia yang khas. Hal ini dikarenakan paralisis saraf vagal, yang normalnya sebagai pengontrol. [9]

Farmakodinamik Sistem Neurologi

Atropin, dalam dosis klinis, tidak mendepresi sistem saraf pusat, tetapi dapat menstimulasi medula, dan pusat serebral yang lebih tinggi.

Farmakodinamik Sistem Respiratori

Atropin dapat memberikan efek eksitasi vagal yang ringan. Namun, peningkatan kecepatan respirasi dan terkadang peningkatan kedalaman respirasi, dapat terjadi akibat dilatasi bronkiolar. Atropin dinyatakan sebagai stimulan respirasi yang tidak reliabel. Pemberian dalam dosis besar atau dosis ulangan justru dapat menyebabkan depresi sistem respirasi.

Farmakodinamik sebagai Obat untuk Prosedur Preoperatif

WHO merekomendasikan atropin, sebagai obat preoperatif pada prosedur bedah umum, atas dasar mekanisme kerja atropin, yaitu menginhibisi sekresi saliva dan bronkial selama berjalannya anestesi ketamin, atau eter, juga untuk menginhibisi bradikardia, dan hipotensi, sebagai akibat stimulasi vagal yang berlebihan. Selain itu, atropin juga bekerja menghalangi efek parasimpatomimetik dari zat antikolinesterase, yang digunakan untuk merestorasi aktivitas muskular setelah operasi selesai. [1]

Atropin injeksi pada dosis klinis, dapat mengatasi keadaan dilatasi perifer, dan penurunan tekanan darah yang mendadak, oleh karena zat ester kolin, tetapi atropin tidak memberikan efek mencolok, atau seragam pada pembuluh darah, atau tekanan darah.

Secara sistemik, atropin dapat meningkatkan sedikit sistolik, dan menurunkan tekanan diastolik, serta dapat menunjukkan efek hipotensi postural secara signifikan. Pada dosisi klinis, atropin sedikit meningkatkan cardiac output, dan menurunkan tekanan vena sentral. Sedangkan, pada dosis terapeutik, atropin dapat mendilatasi pembuluh darah kutaneus, terutama pada area kulit yang mudah memerah, disebut sebagai atropin flush. Hal ini, dapat mengakibatkan demam atropin, oleh karena supresi aktivitas kelenjar keringat, terutama terjadi pada bayi usia <1 tahun, dan anak balita. [2,9]

Farmakokinetik

Berikut adalah farmakokinetik obat atropin, yaitu mengenai absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat.

Absorpsi

Absorpsi atropin per oral terjadi di traktus gastrointestinal. [1,11]  Onset kerja atropin oral dalam waktu satu jam, dan durasi kerja sekitar 4 jam. Bioavailabilitas obat 90%. Konsentrasi puncak obat dalam plasma darah adalah satu jam. Pada pemberian secara injeksi intravena, atropin akan segera hilang dalam darah, dengan efek kerja dalam waktu 3 menit. Sedangkan, konsentrasi puncak obat atropin dalam darah, pada pemberian injeksi secara intramuskular terjadi sekitar 30 menit.

Distribusi

Distribusi atropin injeksi adalah ke seluruh jaringan tubuh. Ikatan protein dengan atropin dalam plasma darah adalah sekitar 44%. Atropin dapat melewati sawar plasenta, dan memasuki sirkulasi fetus, namun tidak ditemui dalam cairan amnion.

Metabolisme

Atropin terutama dimetabolisme di hepar. Metabolit utama yang dihasilkan adalah noratropine, atropine-n-oxide, tropine, dan tropic acid. Metabolisme atropin dapat diinhibisi oleh zat pestisida, seperti organofosfat. Sebagian besar obat didestruksi oleh enzim hidrolitik.

Eliminasi

Waktu paruh atropin, setelah diabsorpsi adalah sekitar 2‒3 jam dalam plasma darah. Waktu paruh eliminasi atropin adalah lebih dari dua kali lipat pada anak dibawah usia dua tahun, dan lanjut usia, usia >65 tahun, dibandingkan dengan populasi usia lainnya.

Sekitar 13% hingga 50% obat yang masuk ke dalam tubuh, akan diekskresikan ke dalam urine, dalam bentuk yang tidak diubah. Ekskresi obat juga terjadi ke dalam air susu ibu.

Referensi

1. The World Health Organization. Drugs Used in Anaesthesia: Premedication: Atropine. Updated December 2017 20 April 2018]; Available from: http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Jh2929e/3.html.
2. U.S. National Library of Medicine. Pubchem: Atropine. 23 April 2018]; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/.
9. U.S. National Library of Medicine. Atropine Sulfate. February 2013; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/.
10. FDA. AtroPen®: Atropine Injection. 2004; Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2004/17106s032lbl.pdf.

Pendahuluan Atropin
Formulasi Atropin

Artikel Terkait

  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
  • Antibiotik Intracameral Post Operasi Katarak Untuk Mencegah Endoftalmitis
    Antibiotik Intracameral Post Operasi Katarak Untuk Mencegah Endoftalmitis
  • Red Flag Palpitasi
    Red Flag Palpitasi
  • Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
    Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
  • Pemeriksaan Preoperatif Tidak Perlu Rutin Dilakukan untuk Operasi Katarak
    Pemeriksaan Preoperatif Tidak Perlu Rutin Dilakukan untuk Operasi Katarak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
12 hari yang lalu
Apakah keracunan karbol termasuk keracunan organofosfat yang dapat diterapi dengan atropin?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodokter, mohon izin membuka diskusi.Mohon bantuan tatalaksana terkait pasien keracunan baygon pada kondisi bantuan lanjutan setelah A,B,C tertanganiSetelah...
Anonymous
28 hari yang lalu
Pemakaian obat tetes setelah operasi katarak
Oleh: Anonymous
5 Balasan
izin bertanya, berapa lama pemberian Optiflox dan alletrol pasca operasi katarak?suami post operasi katarak diberikan 2 botol alletrol dan 2 botol optiflox...
Anonymous
20 Desember 2022
Penglihatan buram meskipun telah operasi katarak - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Utami, Sp.MIzin bertanya dok. Untuk pasien lansia yang sudah menjalani operasi katarak 2 bulan lalu tetapi masih mengeluhkan bahwa penglihatannya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.