Pedoman Klinis Transplantasi Kornea
Transplantasi kornea berperan untuk perbaikan terhadap rasa nyeri yang berhubungan dengan kerusakan kornea. Selain itu, dengan transplantasi kornea diharapkan tercapai perbaikan kualitas tajam penglihatan. Beberapa pedoman klinis transplantasi kornea adalah:
- Transplantasi kornea adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengganti bagian kornea pasien yang rusak dengan kornea pendonor
- Transplantasi kornea memiliki tujuan untuk perbaikan secara anatomis dan fungsional kornea, sehingga tujuan akhir adalah mencapai tajam penglihatan yang optimal. Serta dari aspek kenyamanan pasien adalah untuk mencegah rasa nyeri yang ditimbulkan oleh kerusakan kornea, misalnya keratitis dan abrasi kornea
- Secara garis besar, transplantasi kornea dibedakan menjadi total (penetrasi) atau sebagian (lamelar). Pemilihan prosedur bergantung pada indikasi, lapisan kornea yang mengalami kerusakan, dan ketersediaan donor
- Transplantasi kornea merupakan prosedur one day care. Pembedahan dilakukan sesuai standar, yaitu dimulai dengan persiapan sebelum operasi berupa persetujuan pasien dan persiapan spesimen kornea dari donor. Kemudian proses operasi yaitu pasien diposisikan pada kamar operasi, sterilisasi, anestesi, dan prosedur transplant Dilanjutkan dengan perawatan pasca operasi dengan pemberian medikamentosa dan penjadwalan kontrol secara rutin
- Edukasi kepada pasien merupakan hal yang penting. Dimulai dengan informed consent sebelum tindakan, dan memberikan penjelasan secara jelas dan mudah dimengerti mengenai perawatan pasca operasi sehingga dapat menurunkan insidensi komplikasi
- Risiko komplikasi transplantasi kornea jangka pendek adalah kegagalan transplantasi, infeksi berulang, atau perdarahan. Sedangkan komplikasi jangka panjang di antaranya penolakan terhadap graft, edema kornea, katarak, dan gangguan refraksi[1-7,12-15]