Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Gangguan Refraksi general_alomedika 2022-10-11T11:58:45+07:00 2022-10-11T11:58:45+07:00
Gangguan Refraksi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Gangguan Refraksi

Oleh :
dr. Sherly Kurniawan
Share To Social Media:

Gangguan refraksi adalah ketidakmampuan mata memfokuskan cahaya secara akurat pada retina, yang umumnya berkaitan dengan kelainan bentuk pada bola mata. Jenis gangguan refraksi yang paling umum ditemukan adalah myopia, hiperopia, astigmatisme, dan presbyopia.

Pada myopia, gangguan refraksi mengakibatkan benda jauh terlihat kabur karena bayangan jatuh di depan retina. Hiperopia dan presbyopia mengakibatkan benda dekat menjadi terlihat kabur karena bayangan jatuh di belakang retina. Sementara itu, astigmatisme menyebabkan benda tampak melebar atau kabur karena bayangan jatuh pada lebih dari satu titik fokus.[1]

snellen chart eye glasses

Evaluasi gangguan refraksi memerlukan penilaian gejala, status refraksi mata, dan mode koreksi pasien saat ini. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan utama untuk mendeteksi jenis dan keparahan gangguan refraksi.[2]

Gangguan tajam penglihatan dan sakit kepala merupakan manifestasi klinis yang paling sering muncul. Gejala lain dapat mencakup penglihatan ganda dan ketegangan mata.[1,2]

Pada banyak kasus, pasien bisa tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan refraksi sampai ketika derajat penyakit sudah lanjut. Oleh karenanya, pemeriksaan rutin untuk deteksi dini menjadi penting. Frekuensi yang direkomendasikan untuk pemeriksaan mata pada pasien tanpa keluhan dan pasien yang tidak memiliki faktor risiko penyakit mata adalah:

  • Setiap 5-10 tahun untuk pasien berusia di bawah 40 tahun
  • Setiap 2-4 tahun untuk pasien berusia 40-54 tahun
  • Setiap 1-3 tahun untuk pasien berusia 55-64 tahun
  • Setiap 1-2 tahun untuk pasien 65 tahun atau lebih[2]

Gangguan tajam penglihatan akibat kelainan refraksi yang tidak dikoreksi dapat memiliki konsekuensi langsung dan jangka panjang pada anak dan orang dewasa, seperti hilangnya kesempatan pendidikan dan pekerjaan, hambatan ekonomi, dan penurunan kualitas hidup. Koreksi tajam penglihatan akan bermanfaat mengatasi hal tersebut.

Pilihan koreksi mencakup penggunaan kacamata, lensa kontak, atau operasi refraktif. Jenis operasi refraktif yang paling umum dilakukan adalah LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis). Sebagian besar jenis operasi refraktif, termasuk LASIK, menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea. Pada presbyopia, dapat juga dilakukan operasi keratorefraktif, implan lensa intrakorneal, atau implantasi lensa intraokular. Selain itu, atropin tetes mata telah dilaporkan bermanfaat dalam mencegah progresivitas myopia.[2,3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha

Referensi

1. Mohammed Dhaiban TS, Ummer FP, Khudadad H, Veettil ST. Types and Presentation of Refractive Error among Individuals Aged 0-30 Years: Hospital-Based Cross-Sectional Study, Yemen. Adv Med. 2021 Jul 5;2021:5557761. doi: 10.1155/2021/5557761. PMID: 34285926; PMCID: PMC8275419.
2. Chuck RS, Jacobs DS, Lee JK, Afshari NA, Vitale S, Shen TT, Keenan JD; American Academy of Ophthalmology Preferred Practice Pattern Refractive Management/Intervention Panel. Refractive Errors & Refractive Surgery Preferred Practice Pattern®. Ophthalmology. 2018 Jan;125(1):P1-P104. doi: 10.1016/j.ophtha.2017.10.003. Epub 2017 Nov 4. PMID: 29108748.
3. Gomez-Salazar F, Campos-Romero A, Gomez-Campaña H, Cruz-Zamudio C, Chaidez-Felix M, Leon-Sicairos N, Velazquez-Roman J, Flores-Villaseñor H, Muro-Amador S, Guadron-Llanos AM, Martinez-Garcia JJ, Murillo-Llanes J, Sanchez-Cuen J, Llausas-Vargas A, Alapizco-Castro G, Irineo-Cabrales A, Graue-Hernandez E, Ramirez-Luquin T, Canizalez-Roman A. Refractive errors among children, adolescents and adults attending eye clinics in Mexico. Int J Ophthalmol. 2017 May 18;10(5):796-802. doi: 10.18240/ijo.2017.05.23. PMID: 28546940; PMCID: PMC5437471.

Patofisiologi Gangguan Refraksi

Artikel Terkait

  • Mitos Seputar Mata dan Penglihatan
    Mitos Seputar Mata dan Penglihatan
  • Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
    Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
  • Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
    Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
  • Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia
    Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia
  • Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
    Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
07 Oktober 2022
Pasien miopia yang tidak menggunakan kacamata pada jarak dekat - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Adisti Lukman, Sp.MIjin bertanya dok, saya pernah membaca bahwa untuk pasien dengan miopia, tidak menggunakan kacamata pada jarak dekat bisa...
Anonymous
07 Oktober 2022
Rabun saat membaca - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin diskusi dr. Adisti Lukman Sp. M. Untuk kasus pasien rabun saat membaca buku apakah pemeriksaan harus di dahului dengan snellen chart atau langsung...
dr. Gabriela Widjaja
07 Oktober 2022
Alternatif penanganan pada pasien astigmatism myopia - Mata Ask the Expert
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
3 Balasan
Alo Dok, ijin tanya pada pasien dengan astigmatism myopia astigmatism myopia, apa terapi yang bisa dilakukan ya Dok selain penggunaan kaca mata atau kontak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.