Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pembuatan Surat Kematian general_alomedika 2025-05-07T13:51:44+07:00 2025-05-07T13:51:44+07:00
Pembuatan Surat Kematian
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pembuatan Surat Kematian

Oleh :
dr. Monik Alamanda
Share To Social Media:

Teknik pembuatan surat kematian merujuk pada International Form of Medical Certificate of Cause of Death yang dirilis WHO. Selain itu, masing-masing negara juga memiliki format pengisian surat kematian masing-masing. Di Indonesia, petunjuk pengisian dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Badan Litbang Kemkes RI).[2-4]

Surat kematian di Indonesia terdiri dari lima lembar berwarna putih, biru, kuning, merah, dan hijau. Lembar 1 dan 2 adalah surat keterangan kematian (SKK), sedangkan lembar 3, 4, dan 5 adalah formulir keterangan medis penyebab kematian (FKPK).[3]

Pada umumnya, surat kematian ditulis menggunakan pulpen. Tulisan dalam bentuk huruf balok dan ditekan keras sehingga menembus ke lembar kelima. Tidak boleh ada coretan maupun hapusan. Semua bagian harus diisi tanpa terkecuali.[3,6]

Referensi

1. Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan No 15 Tahun 2010 Nomor 162/MENKES/PB/I/2010 tentang Pelaporan Kematian dan Penyebab Kematian. 2010.
2. World Health Organization. Medical Certification of Cause of Death: Instructions for Physicians on Use of International Form of Medical Certificate of Cause of Death. 4th ed. Geneva: WHO Publications Centre USA. 1979.
3. Badan Litbang Kemkes RI. Pedoman Pengisian Surat Keterangan Kematian dan Formulir Keterangan Penyebab Kematian. Kementerian Kesehatan RI.
4. CDC. Instructions for Completing the Cause-of-Death Section of the Death Certificate. US Department of Health and Human Services. 2004.
5. CDC. Physicians’ Handbook on Medical Certification of Death. Department of Health and Human Services. 2003.
6. Surhatini E, Siswati. Tinjauan Kelengkapan Pengisian Sertifikat Medis Penyebab Kematian di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Januari 2014. Jurnal Inohim. 2014;2(2):133-139.

(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)

Masuk atau Daftar

Masuk dengan Nomor Ponsel

atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Kontraindikasi Pembuatan Surat K...
Komplikasi Pembuatan Surat Kematian

Artikel Terkait

  • Menyampaikan Berita Kematian Kepada Keluarga Pasien
    Menyampaikan Berita Kematian Kepada Keluarga Pasien
  • Cara Penyampaian Kabar Buruk pada Orang dengan Penyakit Terminal
    Cara Penyampaian Kabar Buruk pada Orang dengan Penyakit Terminal
  • Cara Menyampaikan Kabar Buruk pada Pasien
    Cara Menyampaikan Kabar Buruk pada Pasien
Diskusi Terbaru
dr.Rizky Setiawan Bakry Sp.JP-FIHA AIFO-K
Dibalas 4 jam yang lalu
suara serak bisa disebabkan penyakit jantung?
Oleh: dr.Rizky Setiawan Bakry Sp.JP-FIHA AIFO-K
2 Balasan
ada suatu kondisi gangguan suara yang bermanifestasi suara menjadi serak akibat pembesaran struktur jantung. Jantung yang membesar (kardiomegali) dapat...
dr. Sadli Mokodongan
Dibalas 4 jam yang lalu
Dokter bedah umum adalah dokter spesialis yang mengobati penyakit, cedera, atau kondisi gawat darura
Oleh: dr. Sadli Mokodongan
4 Balasan
Dokter spesialis bedah biasanya menerima rujukan dari dokter umum atau dokter spesialis lain terkait kondisi pasien yang membutuhkan tindakan bedah. Lalu,...
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Perbedaan nyeri saraf dan vaskular
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Halo dok saya izin mau bertanya bagaimana cara kita bedakan pasien ini merasakan nyeri pada saraf ataukah vaskular?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.