Prognosis Retensi Urin
Prognosis retensi urin bergantung pada etiologi yang mendasari, kecepatan intervensi, dan adanya komplikasi terkait seperti infeksi atau kerusakan kandung kemih. Jika tidak segera ditangani, retensi urin dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi saluran kemih, urosepsis, hidronefrosis, dan gagal ginjal akibat tekanan balik terhadap sistem kemih. Selain itu, distensi kronis kandung kemih dapat menurunkan kontraktilitas detrusor.[2,13,33,35,36]
Komplikasi
Retensi urin yang tidak tertangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk infeksi saluran kemih akibat stasis urin yang meningkatkan kolonisasi bakteri, yang dalam kasus berat dapat berkembang menjadi urosepsis. Distensi kronis kandung kemih akibat retensi yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan overdistension bladder injury, yang berisiko menurunkan kontraktilitas detrusor secara permanen dan mengarah pada disfungsi kandung kemih atonik.
Selain itu, tekanan intravesika yang meningkat dapat menyebabkan refluks vesikoureteral, hidronefrosis, dan pada akhirnya gagal ginjal. Pada pria, retensi urin yang berulang akibat benign prostate hyperplasia (BPH) atau striktur uretra dapat menyebabkan pembentukan divertikula kandung kemih, batu kandung kemih, serta hematuria kronis akibat peningkatan tekanan vaskular.
Trauma uretra yang terjadi akibat upaya kateterisasi berulang dapat memperparah striktur atau bahkan menyebabkan perforasi. Jika retensi urin disebabkan oleh gangguan neurologis, seperti cedera medula spinalis atau neuropati diabetik, pasien berisiko mengalami inkontinensia overflow atau autonomic dysreflexia.[13,33-35]
Prognosis
Prognosis retensi urin akut pada umumnya lebih baik dibandingkan prognosis retensi urin kronik. Hal ini karena retensi urin kronik berisiko menyebabkan kerusakan permanen berupa kelemahan pada otot detrusor vesika urinaria yang akan memperburuk retensi urin itu sendiri.
Retensi urin wanita yang terjadi postpartum pada umumnya memerlukan lebih sedikit waktu untuk pulih dibandingkan retensi urin pada pria. Penanganan dini retensi urin juga dinilai meningkatkan peluang pemulihan secara signifikan fungsi kandung kemih. Komorbiditas retensi urin dengan diabetes mellitus, gangguan neurologis, serta BPH memperburuk prognosis.[2,13,36]